Pengawasan Ketersediaan Fasilitas Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Kerja

Petunjuk untuk membangun peraturan keselamatan Goestch, 1996 antara lain: 1. Kurangi jumlah peraturan. Terlalu banyak peraturan dapat menimbulkan overload. 2. Tulis peraturan dalam bahasa yang jelas dan mudah dipahami. Langsung pada poin pentingnya saja dan hindari penggunaan kata-kata yang memiliki makna ambigu atau sulit dipahami. 3. Tulis hanya peraturan penting untuk memastikan keselamatan dan kesehatan di tempat kerja. 4. Libatkan pekerja dalam perumusan peraturan yang berlaku bagi area operasi tertentu. 5. Rumuskan hanya peraturan yang dapat dan akan ditegakkan. 6. Gunakan akal sehat dalam merumuskan peraturan.

2.7.3. Pengawasan

Kelemahan dari peraturan keselamatan adalah hanya berupa tulisan yang menyebutkan bagaimana seseorang bisa selamat, tetapi tidak mengawasi tindakan aktivitasnya. Pekerja akan cenderung melupakan kewajibannya dalam beberapa hari atau minggu Roughton, 2002. Oleh karena itu, dibutuhkan pengawasan untuk menegakkan peraturan di tempat kerja. Menurut Roughton 2002, beberapa tipe individu yang harus terlibat dalam mengawasi tempat kerja yaitu : 1. Pengawas Supervisor Setiap pengawas yang ditunjuk harus mendapatkan pelatihan terlebih dahulu mengenai bahaya yang mungkin akan ditemui dan juga pengendaliannya. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 2. Pekerja Ini merupakan salah satu cara untuk melibatkan pekerja dalam proses keselamatan. Setiap pekerja harus mengerti mengenai potensi bahaya dan cara melindungi diri dan rekan kerjanya dari bahaya tersebut. Mereka yang terlibat dalam pengawasan membutuhkan pelatihan dalam mengenali dan mengendalikan potensi hazard. 3. Safety Professional Safety Professional harus menyediakan bimbingan dan petunjuk tentang metode inspeksi. Safety Professional dapat diandalkan untuk bertanggung jawab terhadap kesuksesan atau permasalahan dalam program pencegahan dan pengendalian bahaya.

2.7.4. Ketersediaan Fasilitas

Penggunaan APD merupakan penyambung dari berbagai upaya pencegahan kecelakaan lainnya atau ketika tidak ada metode atau praktek lain yang mungkin untuk dilakukan Roughton, 2002. Aneka alat-alat APD adalah kaca mata goggles, safety shoes, sarung tangan, topi pengaman, pelindung telinga, pelindung paru-paru, dan lain-lain. Desain dan pembuatan APD harus memenuhi standar-standar tertentu dan sudah diuji terlebih dahulu kemampuan perlindungannya Suma’mur, 2009. Melindungi Lawrence Green dalam Notoatmodjo 2005 perilaku dapat terbentuk dari tiga faktor, salah satunya faktor pendukung enabling yaitu ketersediaan fasilitas atau sarana kesehatan. Ketersediaan APD dalam hal ini merupakan salah satu bentuk dari faktor pendukung perilaku, dimana suatu perilaku Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara otomatis belum terwujud dalam suatu tindakan jika tidak terdapat fasilitas yang mendukung terbentuknya sikap tersebut Pekerja membutuhkan pelatihan tentang APD agar dapat dimengerti arti pentingnya penggunaan APD dan bagaimana cara menggunakan serta merawatnya dengan baik. Pekerja juga harus diberitahu mengenai keterbatasan dari APD. APD tidak selalu cocok untuk digunakan dalam setiap situasi karena memang didesain secara khusus untuk suatu pekerjaan saja. Selain pelatihan, penguatan positif dan peraturan yang mengatur tentang penggunaan APD juga sangat dibutuhkan.

2.7.5. Hukuman dan Penghargaan