5.2.2. Peraturan Tentang Tindakan Aman Dalam Bekerja
Berdasarkan hasil pengolahan kuisioner diperoleh bahwa kategori tertinggi terdapat pada pekerja yang menyatakan ada peraturan dan perilaku risiko rendah 14
orang 31,1. Setiap bengkel las di Jalan Mahkamah Medan memiliki peraturan tersendiri
yang diterapkan di tiap-tiap bengkel las. Namun semua peraturan yang diterapkan hanya berupa peraturan tidak tertulis atau lisan. Peraturan yang diterapakan biasanya
seputar penggunaan alat pelindung diri pada saat bekerja, jam masuk kerja, hari libur, cuti dan masing-masing pekerja yang menangani pesanan konsumen.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi 2009 dikatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara ketersediaan peraturan atau kebijakan dan
perilaku aman yang dilakukan pekerja. Menurut Geller 2000 dalam Pratiwi 2009 menyatakan bahwa penerapan perilaku aman umumnya menyebabkan karyawan
merasa kurang nyaman. Untuk itu perlu sesuatu yang harus ada untuk membuat karyawan tersebut tetap menerapkan perilaku kerja atau harus disiapkan sebuah
konsekuensi jika karyawan tidak menerapkan perilaku kerja aman dan hendaknya peraturan tersebut dijelaskan secara tertulis dan melibatkan pekerja dalam pembutan
peraturan tersebut.
5.2.3. Pelatihan Tentang Juru Las
Berdasarkan hasil pengolahan kuisioner dapat diperoleh bahwa pekerja yang
tidak pernah mendapatkan pelatihan dan perilaku berisiko tinggi yakni 26 orang 57,8. Jumlah pekerja pekerja yang tidak pernah mendapatkan pelatihan dan
perilaku risiko rendah sebanyak 19 orang 42,2.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Dari perolehan data dapat dilihat bahwa pekerja yang tidak pernah mendapatkan pelatihan lebih berisiko tinggi untuk mengalami kecelakaan kerja.
Pekerja pengelasan belum pernah mendapatkan pelatihan mengenai keselamatan dalam bekerja baik oleh pihak pemilik bengkel las maupun instansi pemerintah atau
dinas tenaga kerja. Padahal di dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan RI Nomor 25 Tahun 1997 Bab XI mengenai Tenaga Kerja di dalam Hubungan sector informal dan
di luar hubungan kerja pasal 158-160 menyatakan bahwa adanya jaminan sosial dan keselamatan kerja serta pembinaan dari pemerintah bagi pekerja sektor informal.
Dalam kuisioner wawancara juga dicantumkan pertanyaan mengenai pelatihan yang pernah diberikan pemilik bengkel las, pekerja menyatakan bahwa ada bengkel
las yang melakukan pelatihan dan ada bengkel las yang tidak melakukan pelatihan pada pekerja. Pekerja memperoleh pelatihan pada saat mereka mulai bekerja di
bengkel las, pelatihan biasanya berupa pengarahan tentang cara kerja las. Pekerja pemula yang tidak memiliki pengalaman sebagai juru las tidak langsung terjun
sebagai tukang las namun hanya sebagai kernek pembantu tukang las selama beberapa, waktu pelatihan berkisar antara 1-3 minggu. Apabila pekerja baru pernah
bekerja sebagai tukang las di tempat lain maka tidak perlu mendapatkan pelatihan, langsung bekerja sebagai tukang las.
5.2.4. Pengawasan Pada Pekerja Pengelasan