5.3.1 Hubungan Pelayanan Petugas Kesehatan dengan Tindakan Ibu untuk
Mengimunisasikan HB0 pada Bayi
Hubungan pelayanan petugas kesehatan dengan tindakan ibu untuk mengimunisasikan HB0 pada bayi pada analisis menunjukkan bahwa ada hubungan
yang bermakna antara pelayanan petugas kesehatan dengan tindakan ibu untuk mengimunisasikan HB0 pada bayi. Adapun hasil regresi logistik berganda nilai p
0,05, artinya ada hubungan yang signifikan antara pelayanan petugas kesehatan dengan tindakan ibu untuk mengimunisasikan HB0 pada bayi. Rasio prevalensi
sebesar 3,92 dengan 95 CI 1,080-14.269, artinya kemungkinan ibu yang mendapat pelayanan petugas kesehatan yang baik akan lebih efektif dalam tindakan
ibu untuk mengimunisasikan HB0 pada bayi sebesar 3,92 kali dibandingkan ibu yang mendapat pelayanan oleh bukan petugas kesehatan.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa pelayanan petugas kesehatan sangat berperan dalam pemberian imunisasi HB0, hal ini dilihat bahwa banyak ibu
yang mau membawa bayinya ke Puskesmas Kecamatan Kuala dan Posyandu untuk mendapatkan imunisasi. Pelayanan petugas kesehatan berperan aktif dalam
memberikan informasi dan melakukan penyuluhan–penyuluhan ke masyarakat bersama kader–kader sehingga masyarakat itu dapat mengerti dan mau membawa
bayinya untuk diimunisasi. Akan tetapi masih banyak ibu-ibu yang kurang memahami tentang arti pentingnya manfaat pemberian imunisasi HB0 pada bayinya.
Keterjangkauan sarana kesehatan dalam memberikan pelayanan imunisasi sangat menentukan status imunisasi anak. Sebagaimana yang tertuang dalam Depkes
Universitas Sumatera Utara
RI 2002 menjelaskan bahwa rendahnya pemanfaatan pelayanan kesehatan dipengaruhi faktor jarak yang jauh atau faktor geografi, tidak tahu adanya suatu
kemampuan fasilitas, biaya yang tidak terjangkau atau tradisi yang menghambat pemanfaatan fasilitas atau faktor budaya. Namun hasil penelitian yang diperoleh
bahwa ibu yang berdomisili dekat dengan sarana kesehatan cenderung tidak memanfaatkan atau mengikuti kegiataan pelayanan imunisasi. Hal ini disebabkan
penilaian ibu dalam memberikan imunisasi DPTHB3 merasa bahwa selain dapat mengalami demam pada anak, juga disebabkan oleh kesibukan ibu yang memiliki
pekerjaan sebagai wiraswasta pedagang dalam membantu suami untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Ediyana 2005 yang menyatakan bahwa peran petugas kesehatan mempunyai hubungan yang kuat
terhadap perilaku ibu dalam pemberian imunisasi hepatitis. Pada penelitian Yusuf 2007 di Kabupaten Bireuen juga memperkuat hasil penelitian ini, yang menyatakan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara peran petugas kesehatan di kecamatan kasus maupun kecamatan kontrol dengan imunisasi polio. Pelayanan petugas
kesehatan dalam rangka membentuk perilaku ibu yang baik dalam pemberian imunisasi HB0 pada bayi di Wilayah kerja Kecamatan Kuala adalah merupakan
kondisi yang diinginkan dari hasil analisis bivariat yang dilakukan dalam variabel ini. Petugas kesehatan harus mampu menggali segala faktor penghambat dan mampu pula
mendorong masyarakat yakni ibu-ibu supaya program imunisasi HB0 akan berjalan dengan maksimal. Untuk memenuhi maksud tersebut, petugas kesehatan harus
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan frekwensi pertemuan dan penyuluhan kesehatan tentang imunisasi HB0 secara berkala di desa-desa. Demikian juga halnya apabila ibu yang memiliki
bayi datang ke puskesmas, maka petugas imunisasi di puskesmas wajib mengajak ibu tersebut untuk berdiskusi tentang pelayanan imunisasi HB0 yang telah mereka
berikan. Petugas kesehatan beserta kader juga diharuskan untuk meninjau langsung ke rumah ibu yang memiliki bayi setelah diberikan imunisasi HB0 di Puskesmas.
Hal ini sesuai dengan teori Green 1980 yang menyebutkan bahwa ada tiga faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang untuk berperilaku yaitu faktor
predisposisi yang salah satunya adalah pengetahuan, faktor pendukung yaitu lingkungan dan sarana kesehatan serta faktor pendorong yaitu sikap dan perilaku
petugas kesehatan. Program imunisasi yang dilaksanakan posyandupuskesmas sangat tergantung
pada pelayan petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan imunisasi. Petugas yang memiliki motivasi dalam melaksanakan profesinya akan loyal dan mampu
mempengaruhi masyarakat untuk memanfaatkan atau berkunjung ke pelayanan kesehatan. Petugas kesehatan membuat pertemuan dengan masyarakat, melakukan
penyuluhan kesehatan dalam memberikan informasi kesehatan tentang pentingnya imunisasi HB0 secara simultan.
Walaupun pelayanan petugas kesehatan dalam mengemban tugasnya kurang baik, peran petugas tersebut belum mampu mempengaruh perilaku ibu yang memiliki
bayi untuk memberikan imunisasi HB0 kepada bayinya. Dalam pelaksanaan program imunisasi, keberhasilannya bukan hanya tergantung pada faktor pelayanan kesehatan
Universitas Sumatera Utara
atau kemampuan petugas kesehatan saja, umum juga dipengaruhi oleh perilaku ibu sendiri. Demikian juga dengan hasil pengamatan penulis bahwa ibu tidak
memberikan imunisasi HB0 karena ibu merasa walaupun petugas kesehatan berkunjung ke desa-desa, namun jarang melakukan sosialisasi atau penyuluhan
kepada ibu-ibu. Untuk itu petugas kesehatan diharapkan dapat melakukan pendekatan secara pribadi melalui kunjungan ke rumah ibu-ibu yang memiliki bayi sehingga ibu
sadar dan mau mengunjungi pusat pelayanan kesehatan untuk memberikan imunisasi kepada bayinya
5.3.2 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tindakan Ibu untuk