Hubungan Pekerjaan dengan Tindakan Ibu untuk Mengimunisasikan HB0 pada Bayi

Hasil penelitian ini berbeda dengan pendapat Khatab 2006, dimana dalam penelitiannya melaporkan bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan ibu dengan perilaku ibu dalam pemberian imunisasi hepatitis B pada bayi. Namun, hasil itu dibantah oleh Muchlis 2006 dan Herawati 2007, dimana mereka menyatakan bahwa ada hubungan antara pendidikan dengan status imunisasi pada bayi. Pendidikan adalah bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi dan mempunyai pengertian lebih baik tentang pencegahan penyakit serta mempunyai kesadaran lebih tinggi terhadap masalah-masalah kesehatan sehingga pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan, informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan Iqbal, 2007. Peningkatan pemahaman ibu tentang imunisasi HB0, dapat dilakukan melalui pengembangan pendidikan kesehatan bagi responden ibu-ibu memiliki bayi dan masih mendapatkan imunisasi HB0. Dengan pendidikan kesehatan akan membantu mereka dalam mengambil tindakan yang tepat untuk mencegah penyakit hepatitis B, antara lain dengan pemberian imunisasi HB0 kepada bayinya.

5.1.3 Hubungan Pekerjaan dengan Tindakan Ibu untuk Mengimunisasikan HB0 pada Bayi

Universitas Sumatera Utara Hubungan status pekerjaan dengan tindakan ibu untuk mengimunisasikan HB0 pada bayi pada analisis bivariat bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara status pekerjaan dengan tindakan ibu untuk mengimunisasikan HB0 pada bayi. Hal ini sejalan dengan penelitian Waluyanti 2009 yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara status pekerjaan ibu dengan kepatuhan dalam memberikan imunisasi pada bayinya. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Sarwono 2007 yang menyatakan bahwa keputusan seorang ibu membawa anaknya untuk dilakukan imunisasi tidak hanya tergantung dari kedudukannya dalam komunitas itu bekerja dan tidak bekerja, melainkan berdasarkan norma atau aturan yang berada di masyarakat. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat Green yang dikutip Notoatmodjo 2010 bahwa pekerjaan merupakan salah satu faktor predisposisi yang mempunyai pengaruh terhadap perilaku seseorang yang berhubungan dengan kesehatan. Status pekerjaan juga merupakan faktor risiko bagi ibu yang ingin membawa anaknya ke tempat pelayanan kesehatan. Hasil ini juga berbeda dengan penelitian Siswandoyo dan Putro 2003 menyatakan terdapat hubungan yang bermakna antara status pekerjaan ibu dengan kelengkapan imunisasi hepatitis B, disebutkan ibu yang tidak bekerja mempunyai resiko 4 kali status imunisasinya tidak lengkap dibandingkan dengan ibu yang bekerja. Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan tidak ada perbedaan pekerjaan responden dalam pemberian imunisasi karena baik responden bekerja maupun tidak Universitas Sumatera Utara bekerja masih mau menyisihkan waktunya sehari untuk membawa bayinya diimunisasi dan bukanlah suatu hal yang memberatkan atau menganggu. Selain itu, pengetahuan responden yang rendah, sehingga kesadaran responden akan pentingnya pemberian imunisasi masih kurang. Hal ini juga diperkuat dengan hasil wawancara dengan staf Puskesmas Kecamatan Kuala Suryani pemegang program imunisasi yang mengatakan bahwa pengetahuan dan pemahaman orang tua masih rendah terhadap pemberian imunisasi, walaupun sudah diberi pengertian mengenai pentingnya imunisasi pada bayi tetapi mereka tetap tidak memperbolehkan bayinya untuk diimunisasi. Di lokasi penelitian populasi responden yang bekerja lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak bekerja tetapi dalam hal pemberian HB0 pada bayi dari hasil wawancara yang mendalam pada kelompok responden yang tidak bekerja untuk memberikan imunisasi hampir sama jumlahnya dengan kelompok responden yang memberikan imunisasi HB0. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di lapangan menunjukkan bahwa pekerjaan ibu tidak berhubungan dengan tindakan ibu untuk mengimunisasikan HB0 pada bayi. Hal ini terlihat dari sebagian besar responden yang bekerja juga melakukan pemberian imunisasi HB0 pada bayinya. Universitas Sumatera Utara

5.1.4 Hubungan Pengetahuan dengan Tindakan Ibu untuk Mengimunisasikan HB0 pada Bayi

Dokumen yang terkait

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JELBUK KABUPATEN JEMBER

1 16 67

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT CAMPAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Campak Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali.

0 1 18

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT CAMPAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Campak Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali.

0 0 14

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN FREKUENSI IBU DALAM MEMIJATKAN BAYI DI PUSKESMAS 1 Faktor-faktor yang berhubungan dengan frekuensi ibu dalam memijatkan bayi di Puskesmas 1 Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

0 1 16

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukajaya Kota Sabang Tahun 2014

0 0 17

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukajaya Kota Sabang Tahun 2014

0 0 2

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukajaya Kota Sabang Tahun 2014

0 0 8

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukajaya Kota Sabang Tahun 2014

0 0 35

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukajaya Kota Sabang Tahun 2014

0 1 3

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukajaya Kota Sabang Tahun 2014

0 0 22