Distribusi Perjalanan Perkiraan Arus Lalu Lintas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 16 Untuk tujuan pemodelan yang lebih spesifik, seperti pemodelan produksi dan tarikan pergerakan manusia, hal yang perlu dipertimbangkan antara lain Tamin, 1997:

1. Produksi pergerakan untuk manusia. Faktor-faktornya adalah:

a. Pendapatan b. Pemilikan kendaraan c. Struktur rumah tangga d. Ukuran rumah tangga e. Nilai lahan f. Kepadatan daerah permukiman, dan g. Aksesibilitas. 4 Empat faktor pertama pendapatan, pemilikan kendaraan, struktur, dan ukuran rumah tangga telah digunakan pada beberapa kajian bangkitan pergerakan. Sedangkan, nilai lahan dan kepadatan daerah permukiman hanya sering dipakai untuk kajian mengenai zona.

2. Tarikan pergerakan untuk manusia. Faktor yang paling sering digunakan adalah:

a. luas lantai untuk kegiatan industri, b. komersial, c. perkantoran, d. pertokoan, dan e. pelayanan lainnya misalnya: faktor lain yang dapat digunakan adalah lapangan kerja. f. Akhir-akhir ini beberapa kajian mulai berusaha memasukkan ukuran aksesibilitas. Jumlah lalu lintas tergantung pada kegiatan zonakota, karena penyebab lalu lintas ialah adanya jarak antara keberadaan barangalat pemenuhan dan lokasi kebutuhan. Setiap perjalanan pasti mempunyai asal yaitu zona yang menghasilkan pelaku perjalanannya dan zona tujuan yaitu zona yang menarik pelaku perjalanan untuk mencapai maksud perjalananpemenuhan kebutuhan. Hasil keluaran dari perhitungan bangkitan perjalanan berupa jumlah kendaraan, orang atau angkutan penumpang persatuan waktu. Bangkitan perjalanan bertujuan untuk mendapatkan jumlah perjalanan yang masuk di suatu zona Trip Attraction dan yang meninggalkan suatu zona Trip Production . Kedua hal tersebut dianalisis secara terpisah.

2.5.2 Distribusi Perjalanan

Distribusi perjalanan adalah penyaluran bangkitan perjalanan dari suatu zona ke sejumlah zona lain yang dikenal dengan perjalanan antar zona. Distribusi perjalanan merupakan salah satu tahapan peramalan pola perjalanan, yang umumnya dihitung setelah tahap bangkitan perjalanan. Jumlah bangkitan perjalanan akan memperlihatkan berapa banyak perjalanan yang dapat dibangkitkan oleh setiap tata guna lahan. Sedangkan, distribusi perjalanan menunjukkan asal dan tujuan dari perjalanan tersebut. Tujuan utama dari distribusi perjalanan adalah untuk mendapatkan gambaran seluruh perjalanan yang berasal dari setiap zona asal terdistribusi ke semua zona tujuan. Distribusi perjalanan dari suatu tata guna lahan terjadi karena suatu zona tidak dapat memenuhi semua kebutuhan pendudukpenghuninya. Besarnya distribusi perjalanan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 17 dari suatu zona dengan tata guna lahan tertentu ke zona dengan tata guna lahan lainnya dipengaruhi oleh adanya pemisah jarak, yang menimbulkan hambatan perjalanan trip impedance yang direpresentasikan dengan nilai jarak, waktu dan biaya serta nilai kualitatif keamanan dan kenyamanan, yang secara keseluruhan sering disebut Biaya Gabungan Generalised Cost . Dengan kondisi pelayanan jalan geometrik dan perkerasan jalan yang masih sangat alamiah dan belum mengikuti peraturan yang ada, serta volume arus lalu lintas antar zona yang relatif sangat rendah, maka bangkitan perjalanan antar zona dominan ditentukan oleh daya tarik zona dan jarak antar-zona yang ada. Peningkatan aksesibilitas antar zona akan merubah distribusi perjalanan, sehingga pendekatan dengan model gravitasi akan dapat merangkum semua perubahan yang ada, baik penduduk maupun kualitas pelayanan transportasi dikemudian hari. i d Gambar 2.7 Distribusi Perjalanan Keterangan: i = zona-i d = zona-d Untuk setiap pasangan zona id, akan dihitung berapa besarnya volume arus lalu lintas dari zona i ke zona d. Khusus untuk penelitian Nusa Penida, dengan dibuatnya jalan Lingkar Nusa Penida, struktur jaringan jalan di Nusa Penida tentunya akan berubah dan secara umum masyarakat akan memilih hambatan generalized cost yang terkecil untuk mencapai tempat tujuan perjalanannya. Dengan demikian pertimbangan jarak sebagai penghambat masih sangat relevan

2.5.3 Pemilihan Moda Perjalanan