Kesimpulan dan Saran-saran dari Studi Kasus Penelitian Sistem Zona dalam Pemodelan Wilayah Pengaruh WP Jalan

BAB III METODE PENELITIAN 31

3.8 Kesimpulan dan Saran-saran dari Studi Kasus Penelitian

Untuk menarik Kesimpulan dalam Penelitian ini sangat ditentukan oleh data yang akan diperoleh dalam survei-survei yang dilakukan. Item-item yang akan disimpulkan adalah untuk menjawab Permasalahan dan Tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Sementara Saran-Saran yang akan dikemukakan dalam Penelitian ini tidak hanya berkaitan dengan permasalahan pembebanan lalu lintas, tetapi juga perbaikan sistem transportasi secara menyeluruh. Selanjutnya, juga akan dikemukakan kelemahan dan kekurangan penelitian ini yang tentunya memerlukan studi lebih lanjut. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian “Analisis Pembebanan Lalu Lintas pada Perencanaan Jalan- Jalan Perintis” ini, pada hakekatnya ada 3 tiga hal utama yang dibahas sesuai dengan permasalahan dan tujuan yang akan dijawab, yaitu: - Menganalisis zona-zona di Wilayah Pengaruh WP rencana jalan perintis berdasarkan batas-batas administrasi, tata guna lahan eksisting dan Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW dimasa depan. - Menganalisis bangkitan perjalanan zona-zona Wilayah Pengaruh WP dan Lalu lintas yang membebani jalan perintis beserta faktor pertumbuhannya. - Menganalisis kapasitas jalan serta prediksi kebutuhan lajur berdasarkan pertumbuhan beban lalu lintas dari tahun ke tahun sepanjang Umur Rencana UR jalan.

4.1 Sistem Zona dalam Pemodelan Wilayah Pengaruh WP Jalan

Penetapan sistem zona merupakan tahapan awal dalam pengembangan model dan analisis pembebanan lalu lintas pada suatu rencana jalan. Sistem zona lalu-lintas sangat terkait dengan kondisi Tata Guna Lahan TGL dengan mempertimbangkan batas administrasi ataupun batas-batas alam, yang merupakan basis agregasi ketersedian data dan, dalam kasus jalan perintis Nusa Penida ini, dapat dibedakan atas zona internal dan zona eksternal. Kedua tipe zona tersebut dapat dijelaskan sbb.: Zona internal adalah zona yang wilayah bangkitan perjalanannya berada di dalam wilayah Nusa Penida Nusa Gede dan sangat mempengaruhi lalu lintas pada rencana jalan lingkar Nusa Penida. Sedangkan, zona eksternal adalah zona diluar wilayah studi, namun menimbulkan bangkitan perjalanan yang signifikan pada wilayah studi Nusa Penida. Basis pembagian zona, khususnya untuk Studi Kelayakan Jalan Lingkar Nusa Penida ini, adalah wilayah administrasi desa. Basis tersebut diasumsikan berdasarkan ketersediaan data aggregat zona yang meliputi populasi penduduk, PDRB, income per kapita dan parameter lainnya serta data tata guna lahantata ruangnya. Beberapa zona internal “baru” adalah berupa rencana Kawasan Efektif Pariwisata KEP yang relatif homogen dan dominan membangkitkan perjalanan untuk tujuan wisata. Dipihak lain, sistem zona eksternal yang sangat mempengaruhi bangkitan perjalanan di wilayah Nusa Penida adalah berupa Pelabuhan-pelabuhan Laut dipantai Utara maupun Pantai Timur. Peninjauan wilayah kajian penelitian selama 25 tahun ke depan masih dirasa memadai jika menggunakan desa dan kawasan-kawasan dengan atribut spesifik tertentu sebagai dasar pembagian zona. Dalam analisis wilayah penelitian ini, sistem zona yang digunakan untuk analisis pemodelan adalah zona-zona yang hanya berlokasi di Pulau Nusa Penida Nusa Gede sejumlah 23 zona, yang terdiri dari 14 zona desa, 4 zona Kawasan Efektif Pariwisata KEP yang telah direncanakan dan sebanyak 5 zona eksternal berupa pelabuhan laut. Pembagian wilayah zona didasarkan atas beberapa pertimbangan, antara lain: • Berdasarkan pola penggunaan lahan, dengan mengacu kepada homogenitas penggunaan lahan sebagai bahan untuk menentukan nilai bangkitan produksi dan tarikan perjalanan dalam wilayah. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 33 • Berdasarkan pertimbangan batas administrasi wilayah, sebagai bentuk pembagian kepemerintahan lokal serta mempertimbangkan ketersediaan data di tingkat subwilayah. • Berdasarkan pertimbangan pola jaringan transportasi, sebagai bentuk dari pengadaan fasilitas suplai, baik dalam bentuk aspek prasarana jaringan jalan secara fisik serta aspek sarananya angkutan pribadi maupun rencana angkutan umum. • Berdasarkan aspek demografi sebagai unsur dinamis dari suatu parameter penentu pergerakan perjalanan suatu zona. Dalam hal ini, karakteristik bangkitan perjalanan Kawasan Efektif Pariwisata KEP, Pelabuhan dan desa sebagai zona bangkitan harus dibedakan, karena memang karakteristik variabel-variabel bangkitannya yang berbeda. • Berdasarkan prospek dan rencana pengembangan wilayah dimasa depan, khususnya Kawasan Efektif Pariwisata KEP yang diasumsikan identik dengan Kawasan Pariwisata Nusa Dua dalam mendukung Nusa Penida sebagai tujuan wisata. Ke-14 zona desa yang dibatasi masing-masing oleh batas administrasi desa, adalah: Desa Sakti, Desa Bunga Mekar, Desa Batumadeg, Desa Klumpu, Desa Batukandik, Desa Sekartaji, Desa Tanglad, Desa Pejukutan, Desa Suana, Desa Batununggul, Desa Kutampi, Desa Kutampi Kaler, Desa Ped dan Desa Toyapakeh. Sedangkan, Desa Jungutbatu dan Lembongan dengan adanya rencana Jembatan ke Nusa Gede bangkitannya akan bermuara di zona Sakti. Letak masing-masing desa sebagai zona bangkitan di pulau Nusa Penida Nusa Gede dapat dilihat pada Gambar 4.1, di bawah ini. Gambar 4.1 Lokasi 14 Zona Desa di Pulau Nusa Penida Nusa Gede Jungutbatu Lembongan BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 34 Disisi lain, dengan melihat potensi wisata yang ada, kawasan pariwisata diseluruh kepulauan Nusa Penida secara administrasi mencakup wilayah Desa Suana, Desa Batununggul, Desa Ped, Desa Toyapakeh, Desa Sakti, Desa Lembongan dan Desa Jungutbatu. Selanjutnya, berdasarkan potensi wisata tersebut dalam perencanaannya akan dikembangkan 7 tujuh blok KawasanZona Efektif Pariwisata KEPZEP untuk mengakomodasi peruntukan dan pemenuhan kebutuhan akomodasi wisata dan fasilitas penunjang pariwisata, yang tentunya juga akan menjadi zona bangkitan perjalanan dikemudian hari. Ke-7 KEPZEP tersebut meliputi: a. KEP Lembongan; b. KEP Jungutbatu; c. KEP Ceningan; d. KEP Sakti – Toyapakeh; e. KEP Sakti – Bungamekar; f. KEP Suana – Pejukutan; dan g. KEP Batununggul. Dari 7 rencana KEP tersebut, 4 empat diantaranya berlokasi di Nusa Gede sedangkan 3 zona KEP di pulau Lembongan dan Ceningan, yang seperti sudah disebutkan akan dihubungkan dengan jembatan dan dalam perhitungannya diasumsikan berkontribusi pada bangkitan perjalanan KEP Sakti - Toyapakeh. Dengan demikian, pada hakekatnya hanya 4 zona saja sebagai zona bangkitan perjalanan yang secara langsung akan berpengaruh terhadap perencanaan bangkitan perjalanan dan pembebanan volume arus lalu lintas pada jalan lingkar Nusa Penida, yaitu: 1. KEP Sakti – Toyapakeh, 2. KEP Sakti – Bungamekar, 3. KEP Suana – Pejukutan; dan 4. KEP Batununggul, seperti terlihat pada Gambar 4.2 berikut. Kawasan Efektif Pariwisata KEP Batununggul Kawasan Efektif Pariwisata KEP Suana-Pejukutan Kawasan Efektif Pariwisata Sakti – Toyapakeh Kawasan Efektif Pariwisata Sakti-Bunga Mekar Gambar 4.2 Lokasi 4 Empat Zona Kawasan Efektif Pariwisata di Pulau Nusa Penida BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 35 Secara kewilayahan, zona-zona pelabuhan hanya berupa titik, karena kegiatannya eksternal zona-zona eksternal. Namun, dilihat dari besaran bangkitan perjalanannya sangat berpengaruh dan diasumsikan cukup signifikan terhadap pembebanan rencana jalan lingkar Nusa Penida. Zona-zona pelabuhan sebagai sumber bangkitan di seluruh kepulauan Nusa Penida, adalah: 1. Pelabuhan Penyeberangan Ferry: • Mentigi – Padang Bai 2. Pelabuhan TradisionalRakyat: • Mentigi – Kusamba • Buyuk – Padangbai, Sanur • Banjar Nyuh – Sanur • Toyapakeh – Kusamba • Bias MunjulPegadungan – Kusamba • Tanjung Sangyang – Sanur • Jungutbatu – Sanur, Kusamba Berdasarkan lokasi dan ketersediaan datanya, 5 lima zona pelabuhan laut yang berlokasi di Nusa Gede merupakan “ trip ends perjalanan Nusa Penida ”, sehingga sangat layak sebagai zona bangkitan perjalanan dalam tahapan pembebanan lalu lintas pada perencanaan jalan lingkar Nusa Penida. Pelabuhan-pelabuhan tersebut meliputi: 1. Pelabuhan Laut Toyapakeh, 2. Pelabuhan Laut Banjar Nyuh, 3. Pelabuhan Laut Buyuk, 4. Pelabuhan Laut Kutampi, dan 5. Pelabuhan Laut Mentigi. Dengan demikian secara keseluruhan, sistem pembagian 23 zona bangkitan perjalanan, baik yang berbasis Desa, kawasan Pariwisata maupun Pelabuhan Laut untuk wilayah Nusa Gede, diantara keseluruhan wilayah kepulauan Nusa Penida dapat dilihat seperti pada Gambar 4.4. Sedangkan, sistem pembagian zona internal dan eksternal selanjutnya ditampilkan lebih detail dalam Tabel 4.1. Gambar 4.3 Lokasi 5 Lima Zona Pelabuhan Laut PELA di Pulau Nusa Penida Laporan Penelitian Analisis Pembebanan Lalu Lintas pada Perencanaan Jalan-Jalan Perintis BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 36 Gambar 4.4 Sistem Zona, Pusat Zona dan Jalan Penghubung antar-zona KETERANGAN : : Jaringan eksisting Nusa Penida BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 37 Tabel 4.1 Zona Bangkitan Perjalanan di Nusa Penida No. Zona ID Zona Nama Zona Luas Zona Ha Jenis Zona Internal Eksternal Pusat Zona PZ Bangkitan 1 Desa Sakti 758.9 internal PZ Sakti 2 Desa Bunga Mekar 1,973.0 internal PZ Bunga Mekar 3 Desa Batumadeg 1,356.0 internal PZ Batumadeg 4 Desa Klumpu 1,358.0 internal PZ Klumpu 5 Desa Batukandik 2,166.0 internal PZ Batukandik 6 Desa Sekartaji 1,539.0 internal PZ Sekartaji 7 Desa Tanglad 1,524.0 internal PZ Tanglad 8 Desa Pejukutan 640.5 internal PZ Pejukutan 9 Desa Suana 873.0 internal PZ Suana 10 Desa Batununggul 920.5 internal PZ Batununggul 11 Desa Kutampi 1,314.0 internal PZ Kutampi 12 Desa Kutampi Kaler 1,075.0 internal PZ Kutampi Kaler 13 Desa Ped 1,377.0 internal PZ Ped 14 Desa Toyapakeh 65.0 internal PZ Toyapakeh 15 KEP Sakti Penida 454.1 internal Pusat KEP Penida 16 KEP Sakti Bunga Mekar 1995.0 internal Pusat KEP Bunga Mekar 17 KEP Batununggul 773.0 internal Pusat KEP Batununggul 18 KEP PejukutanSuana 701.0 internal Pusat KEP Suana 19 Pelabuhan PELA Toya Pakeh -- Eksternal PELA Toya Pakeh 20 Pelabuhan PELA Banjar Nyuh -- Eksternal PELA Banjar Nyuh 21 Pelabuhan PELA Buyuk -- Eksternal PELA Buyuk 22 Pelabuhan PELA Kutampi -- Eksternal PELA Kutampi 23 Pelabuhan PELA Mentigi -- Eksternal PELA Mentigi Sumber: Kecamatan Nusa Penida dalam Angka 2014 dan Hasil Analisis 2015

4.2 Jaringan Jalan dan Jarak Antar-Zona