BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
51
4.6 Proyeksi Pembebanan Lalu Lintas pada Ruas Jalan Perintis Nusa Penida
Seperti dijelaskan sebelumnya, ketiadaan jaringan jalan yang memadai saat ini menimbulkan bangkitan perjalanan yang sangat rendah untuk wilayah Nusa Penida
bagian Barat dan Selatan. Disisi lain, posisi yang relatif dekat dengan Bali Daratan, khususnya Nusa Dua, Sanur, Denpasar, Gianyar dan kawasan-kawasan yang sudah
mendunia lainnya, maka dapat diperkirakan kalau saja fasilitas pariwisata Nusa Penida memadai dalam sekejap akan berkembang dan menjadi limpahan wisatawan mengikuti
perkembangan kawasan-kawasan tersebut. Apalagi Nusa Penida memiliki deretan objek-objek wisata yang indah sepanjang garis pantainya, tiada duanya ditempat lain,
selain harga lahannya yang juga masih murah. Bila dibandingkan dengan kawasan pariwisata di Bali daratan, khususnya berdasarkan perbandingan jarak jarak
menggunakan jalan untuk mendapatkan objek-objek wisata dan berdasarkan penghematan waktu tempuh waktu tempuh di jalanan untuk menikmati objek-objek
wisata, maka dapat dipastikan Nusa Penida akan jauh lebih efisien, karena pulaunya kecil dan objek-objek wisatanya banyak. Dengan memperhitungkan kondisi geometrik
jalan eksisting tikungan tajam dan kelandaian curam, sedangkan jalan baru jauh lebih aman dan nyaman karena sesuai standar perencanaan, seperti radius tikungan,
kelandaian dan lain-lain, maka dapat diperkirakan pengguna jalan lingkar Nusa Penida akan dalam tingkat pertumbuhan yang tinggi.
Dari perhitungan sebelumnya, berdasarkan hasil survai primer pada jalan Toyapakeh-Suana, telah diperoleh:
- Lalu Lintas Harian Rata-rata LHR eksisting 2014 sebesar 2.142 smphari, dan - Volume Jam Sibuk sebagai volume Perencanaan VJP sebesar 267,75 smpjam.
Sedangkan, Bangkitan Perjalanan di seluruh 23 zona Nusa Penida saat ini 2013 telah mencapai 17.622 orang-perjalananhari. Dalam prediksi selanjutnya Tabel 4.12
diperoleh bangkitan perjalanan tahun 2020 adalah 47.721 orang-perjalananhari. Mengingat jalan perintis ini adalah satu-satunya jalan berkelas, maka sangat logis
apabila
setiap bangkitan akan memanfaatkan jalan tersebut metode “All or Nothing”. Ini berarti volume lalu lintas di jaringan jalan sebanding dengan pertumbuhan bangkitan
perjalanan di wilayah tersebut. Dengan asumsi ini dapat diproyeksikan volume lalu lintas pada jalan perintis sebagai jalan lingkar Nusa Penida tahun 2020 awal Umur
Rencana jalan lingkar, yaitu 47.72117.622 2.142 smphari = 5.800,62 smphari dengan volume pada jam sibuk mencapai = 47.72117.622 267,75 = 725,08 smpjam.
Untuk proyeksi tahun 2045 sebagai akhir Umur Rencana UR jalan perintis Nusa Penida akan dapat diprediksi baik LHR maupun VJP yang akan mempergunakan
jalan barunya. Tentunya masing-masing segmen jalan yang dipisahkan oleh persimpangan-persimpangan dengan jalan-jalan eksisting mempunyai volume yang
relatif berbeda. Namun, pembebanan tertinggi merupakan bagian jalan yang paling kritis dan menjadi standar perencanaan jalan ini. Berdasarkan asumsi perkembangan
wilayah diatas, dimana pertumbuhan pengguna jalan Nusa Penida ini dalam tingkat pertumbuhan yang tinggi yaitu 7,76 tahun. Dengan demikian, berdasarkan asumsi
pertumbuhan tersebut, maka lalu lintas harian rata-rata LHR jalan ini akan mencapai 37.576,31 smphari pada tahun 2045. Sedangkan, Volume Jam Perencanaan VJP
sebesar 4.697,04 smpjam. Secara detail, proyeksi Lalu lintas Harian Rata-rata LHR dan Volume Jam Perencanaan VJP pada jalan perintis Nusa Penida dalam interval
umur rencana 2020
– 2045 dapat dideskripsikan seperti ditunjukkan dalam Tabel 4.13, berikut.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
52
Tabel 4.13 Proyeksi VJP dan LHR pada jalan Lingkar Nusa Penida UR= 25 tahun
Tahun Proyeksi VJP dan LHR dalam interval Umur Rencana Konstruksi
[smpjam]
i tinggi per tahun VJP smpjam sibuk
LHR smphari 2020
7.76 725.08
5,800.62 2021
7.76 781.35
6,250.75 2022
7.76 841.98
6,735.81 2023
7.76 907.32
7,258.51 2024
7.76 977.72
7,821.77 2025
7.76 1,053.60
8,428.74 2026
7.76 1,135.35
9,082.81 2027
7.76 1,223.46
9,787.63 2028
7.76 1,318.40
10,547.15 2029
7.76 1,420.71
11,365.61 2030
7.76 1,530.95
12,247.58 2031
7.76 1,649.75
13,198.00 2032
7.76 1,777.78
14,222.16 2033
7.76 1,915.73
15,325.80 2034
7.76 2,064.39
16,515.08 2035
7.76 2,224.59
17,796.65 2036
7.76 2,397.22
19,177.67 2037
7.76 2,583.24
20,665.86 2038
7.76 2,783.70
22,269.53 2039
7.76 2,999.72
23,997.65 2040
7.76 3,232.49
25,859.86 2041
7.76 3,483.33
27,866.59 2042
7.76 3,753.64
30,029.04 2043
7.76 4,044.92
32,359.29 2044
7.76 4,358.81
34,870.37 2045
7.76 4,697.05
37,576.31 Sumber: Hasil Perhitungan, 2015
Keterangan:
Dengan asumsi kondisi lingkungan yang masing perdesaan, kapasitas jalan perintis 22UD didaerah perbukitan “C” = Co 3000 FCw=7m 1,0 FCsp
5050 1,0 FCsf rendah 0,97 = 2910 smpjam. Jadi berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa dengan asumsi pertumbuhan lalu lintas tinggi, sebagai kondisi lalu lintas yang
Tahun 2038
: Tahun dimana jalan lingkar Nusa Penida sudah harus diperlebar dari 2 dua lajur menjadi 4 empat lajur
untuk 2 arah lalu lintas dan tanpa median jalan.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
53
paling krusial, maka dapat diprediksi pada tahun 2038 kapasitas jalan 22 UD sudah akan terlampaui. Untuk itu, penambahan jumlah lajur jalan dari 2 lajur 2 arah menjadi 4
lajur 2 arah 42 UD harus sudah dilakukan pada tahun yang bersangkutan, sehingga kualitas pelayanan jalan tetap dapat dipertahankan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan