6. Resiko terjadinya karies gigi pada
anak balita berhubungan dengan kurangnya pengetahuan ibu balita
terhadap kesehatan gigi ditandai dengan ibu belum pernah
mendapat penyuluhan atau informasi tentang perawatan gigi
Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit
peserta mampu:
1. Memahami pengertian
perawatan gigi 2.
Memahami pentingnya gigi bagi manusia
3. Memahami perawatan
gigi dan dapat mampu melakukan demostrasi
pada dan keluarganya. 2 Juli 2012
13.00 – 14.00 -
Menjelaskan Pengertian Perawatan Gigi
- Menjelaskan Pentingnya
Gigi Bagi Manusia -
Menjelaskan Cara-Cara Perawatan Gigi
- Mendemonstrasikan
Cara Menyikat Gigi bersama Balita
- Mendiskusikan dengan
Ibu Tentang Perawatan Gigi
S : Ibu S mengatakan sudah mengerti dengan penjelasan
penyuluh O : Ibu S dapat
menyebutkan kembali pengertian perawatan gigi,
pentingnya gigi bagi manusia, mendemostrasikan
kembali cara menyikat gigi yang baik dan benar
A : Masalah kurang pengetahuan tentang
perawatan gigi dapat diatasi P : Intervensi tidak
dilanjutkan
Universitas Sumatera Utara
5. Ringkasan Keperawatan Setelah Implementasi
Dengan pencapaian kriteria hasil pada saat implementasi dari masalah- masalah keperawatan komunitas pada ibu dan balita yang ada di lingkungan IV
Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor, maka rencana asuhan keperawatan berakhir. Untuk itu diperlukan adanya catatan yang meringkas
resolusi dari setiap diagnosa keperawatan.
a. Diagnosa 1 : Resiko gangguan tumbuh kembang balita berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan ibu balita terhadap proses tumbuh kembang balita
ditandai dengan ibu belum pernah mendapat informasi tentang tumbuh kembang balita.
Ringakasan keperawatan : Ibu semakin mengetahui tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak balitanya. Apabila perilaku anak balita tidak sesuai
dengan fase tingkat pertumbuhan dan perkembangan, maka orangtua khususnya ibu dapat mewaspadai adanya masalah dan dapat dengan segera
mengkonsultasikan dengan tenaga kesehatan.
b. Diagnosa 2 : Resiko tinggi gangguan integritas kulit pada balita berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan akan kebersihan diripersonal hygiene balita ditandai dengan ibu belum pernah mendapat penyuluhan atau informasi
tentang personal hygiene. Ringakasan keperawatan : Ibu dapat semakin mengetahui tujuan dari personal
hygiene dan dampak yang timbul akibat tidak menjaga kebersihan diri. Ibu
Universitas Sumatera Utara
dapat membimbing dan menerapkan tindakan-tindakan menjaga kebersihan diri kepada anak balita seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah makan,
setelah buang air, mencuci rambut minimal dua kali seminggu menggunakan sampo ringan, bilas dengan air bersih, mandi dua kali sehari dengan
menggunakan sabun, menyikat gigi minimal dua kali sehari, dan tidak memanjangkan kuku tangan dan kaki.
c. Diagnosa 3 : Resiko tinggi diare pada balita berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan ibu terhadap penyakit kecacingan ditandai dengan ibu belum pernah mendapat informasi tentang kecacingan.
Ringakasan keperawatan : Ibu dapat semakin mengerti penyebab, cara penularan dan dampak cacingan, sehingga dapat mencegah penyakit cacingan
dengan membimbing dan mengajarkan perilaku hidup sehat kepada anak balitanya. Antara lain dengan menjaga kebersihan perorangan, mengajari
anak untuk tidak terbiasa memasukkan tangan ke dalam mulutnya, membiasakan anak selalu memakai sandal atau sepatu setiap kali anak
bermain di luar rumah, juga tidak jajan di sembarang tempat, apalagi jajanan yang terbuka. Sebagai ibu yang menjadi orang terdekat dari anak, hendaknya
ibu membiasakan hidup sehat dengan cara : milas sayur mentah dengan air mengalir atau mencelupkannya beberapa detik ke dalam air mendidih,
menggunakan air bersih untuk keperluan makan, minum, dan mandi, memasak air untuk minum, mencuci dan memasak makanan dan minuman
Universitas Sumatera Utara
sebelum dimakan, menutup makanan dengan tutup saji untuk mencegah debu dan lalat mencemari makanan tersebut.
d. Diagnosa 4 : Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada balita
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan ibu dan anak terhadap cara mencuci tangan yang baik dan benar ditandai dengan kurangnya informasi
yang didapat ibu, belum pernah mendapat penyuluhan atau informasi tentang cara mencuci tangan.
Ringakasan keperawatan : Ibu semakin dapat mengerti dan memahami tujuan dari mencuci tangan dan dampak yang terjadi akibat tidak mencuci tangan.
Ibu dapat membimbing dan mengajari anak untuk melakukan tujuh langkah mencuci tangan yang baik dan benar, dan membiasakan anak untuk mencuci
tangan sebelum dan sesudah makan, setelah buang air, setelah bermain, sebelum dan setelah melakukan kegiatan dan setelah kontak dengan orang
sakit.
e. Diagnosa 5 : Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada
balita berhubungan dengan kurangnya pengetahuan ibu terhadap gizi balita ditandai dengan ibu belum pernah mendapat penyuluhan atau informasi
tentang gizi balita. Ringakasan keperawatan : Ibu dapat mengetahui gizi seimbang terhadap
balita, dapat menyusun menu makanan harian yang sesuai dengan zat gizi dan
Universitas Sumatera Utara
kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan balita, dan dapat membuat menu makanan bagi anak balita yang sakit.
f. Diagnosa 6 : Resiko terjadinya karies gigi pada anak balita berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan ibu balita terhadap kesehatan gigi ditandai dengan ibu belum pernah mendapat penyuluhan atau informasi tentang
perawatan gigi. Ringakasan keperawatan : Ibu dapat mengerti dan memahami pentingnya
perawatan gigi, mengajari anak cara menyikat gigi yang baik, membiasakan anak untuk menyikat gigi minimal dua kali sehari, sesudah makan dan
sebelum tidur, mengganti sikat gigi 3-4 bulan sekali, memilih sikat gigi yang bulunya lembut dengan kepala sikat yang dapat menjangkau semua bagian
gigi, menggunakan pasta gigi yang mencantumkan ADA untuk memastikan kandungan fluoride cukup untuk mencegah lubang dan kerusakan gigi,
menggunakan obat kumur, menghindari makanan yang banyak mengandung gula dan manis, seperti sirup, permen, dan cokelat, selalu minum air setelah
makan, membiasakanlah untuk makan buah-buahan segar dan makan makanan yang seimbang dan kaya kalsium, seperti susu, keju, telur, teri,
bayam, katuk, sawi, dan agar-agar dan konsultasi ke dokter gigi setian enam bulan sekali.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pengelolaan Manajemen Asuhan Keperawatan
Dalam rangka mewujudkan kemandirian dan mengoptimalkan derajat kesehatan masyarakat, berbagai upaya dalam bidang kesehatan dilakukan. Salah
satunya adalah bentuk upaya kesehatan berupa pelayanan kesehatan melalui Puskesmas dan Rumah sakit rujukan yang merupakan sistem pelayanan kesehatan
yang diterapkan dan dikembangkan dalam SKN Sistem Kesehatan Nasional dengan melibatkan peran serta masyarakat, peningkatan peran serta masyarakat
bertujuan untuk meningkatkan masyarakat secara aktif dan dinamis dalam berbagai upaya kesehatan masyarakat dan mendorong kemandirian dalam
memecahkan masalah kesehatan dengan penuh tanggung jawab. Berdasarkan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas di
Lingkungan IV Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor dapat diambil kesimpulan sebagai berikut, Masyarakat lingkungan IV memberikan respon yang
antusias khususnya gang Eka Rame, gang Eka Bakti, dan Eka Warni terhadap tindakan kesehatan yang dilakukan oleh mahasiswa pada saat Praktek Belajar
Lapangan dilingkungan IV, adanya kerjasama yang baik antara Kepala Lingkungan, Toma, Toga, Puskesmas, dan Kader pada saat dilakukan
implementasi keperawatan dalam menangani kasus yang ditemukan di masyarakat, ibu-ibu Kader hanya beberapa yang aktif dalam memotivasi
Universitas Sumatera Utara