c. Lembaga perawatan kesehatan di rumah
Klien sering kali membutuhkan asuhan keperawatan khusus yang dapat diberikan secara efisien di rumah. Perawat di bidang komunitas juga dapat
memberikan perawatan kesehatan di rumah misalnya: perawata melakukan kunjungan rumah, hospice care, home care dll. Perawat yang bekerja di rumah
harus memiliki kemampuan mendidik, fleksibel, berkemampuan, kreatif dan percaya diri, sekaligus memiliki kemampuan klinik yang kompeten.
d. Lingkungan kesehatan kerja lain
Terdapat sejumlah tempat lain dimana perawat juga dapat bekerja dan memiliki peran serta tanggungjawab yang bervariasi. Seorang perawat dapat
mendirikan praktek sendiri, bekerja sama dengan perawata lain, bekerja di bidang pendididkan , penelitian, di wilayah binaan, puskesmas dan lain sebagainya.
Selain itu, dimanapun lingkungan tempat kerjanya, perawat ditantang untuk memberikan perawatan yang berkualitas Mubarak, 2006.
5. Bentuk – Bentuk Pendekatan dan Partisipasi Masyarakat
a. Posyandu
Pos pelayanan terpadu atau yang lebih dikenal dengan posyandu Secara sederhana dapat diartika sebagai pusat kegiatan dimana masyarakat dapat
sekaligus memperoleh pelayanan KB dan Kesehatan. Selain itu posyandu juga dapat diartikan sebagai wahana kegiatan keterpaduan KB dan kesehatan ditingkat
kelurahan atau desa, yang melakukan kegiatan-kegiatan seperti: 1 kesehatan ibu dan anak, 2 KB, 3 imunisasi, 4 peningkatan gizi, 5 penanggulangan diare,
6 sanitasi dasar, 7 penyediaan obat esensial Zulkifli, 2003.
Universitas Sumatera Utara
Pelayanan yang diberikan di posyandu bersifat terpadu, hal ini bertujuan untuk memberikan kemudahan dan keuntungan bagi masyarakat karena di
posyandu tersebut masyarakat dapat memperolah pelayanan lengkap pada waktu dan tempat yang sama. Posyandu dipandang sangat bermanfaat bagi masyarakat
namun keberadaannya di masyarakat kurang berjalan dengan baik, oleh karena itu pemerintah mengadakan revitalisasi posyandu. Revitalisasi posyandu merupakan
upaya pemberdayaan posyandu untuk mengurangi dampak dari krisis ekonomi terhadap penurunan status gizi dan kesehatan ibu dan anak. Kegiatan ini juga
bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam menunjang upaya mempertahankan dan meningkatkan status gizi serta kesehatan ibu dan
anak melalui peningkatan kemampuan kader, manajemen dan fungsi posyandu Zulkifli, 2003.
Tujuan pokok penyelenggaraan Posyandu adalah untuk : 1 mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak, 2 meningkatkan pelayanan kesehatan
ibu untuk menurunkan IMR, 3 mempercepat penerimaan NKKBS, 4 meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan
dan kegiatan lain yang menunjang peningkatan kemampuan hidup sehat, 5 pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan pada penduduk berdasarkan
letak geografi, 6 meningkatkan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka alih teknologi untuk swakelola usaha kesehatan masyarakat.
Menurut Nasru effendi, 2000 untuk menjalankan kegiatan Posyandu dilakukan dengan system 5 meja, yaitu:
1 Meja I
Universitas Sumatera Utara
a Pendaftaran
b Pencacatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan PUS
Pasangan Usia Subur 2
Meja II Penimbangan Balita dan ibu hamil
3 Meja III
Pengisian KMS 4
Meja IV a
Diketahui BB anak yang naiktidak naik, ibu hamil dengan resiko tinggi, PUS yang belum mengikuti KB
b Penyuluhan kesehatan
c Pelayanan PMT, oralit, Vit. A, Tablet zat besi, Pil ulangan,
Kondom 5
Meja V a
Pemberian iminisasi b
Pemeriksaan Kehamilan c
Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan d
Pelayanan kontrasepsi IUD, suntikan. Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi :
1 Kesehatan ibu dan anak : a
Pemberian pil tambah darah ibu hamil b
Pemberian vitamin A dosis tinggi bulan vitamin A pada bulan Februari dan Agustus
Universitas Sumatera Utara
c PMT
d Imunisasi.
e Penimbangan balita rutin perbulan sebagai pemantau kesehatan
balita melalui pertambahan berat badan setiap bulan. Keberhasilan program terlihat melalui grafik pada kartu KMS
setiap bulan. 2 Keluarga berencana, pembagian Pil KB dan Kondom.
3 Pemberian Oralit dan pengobatan. 4 Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi sesuai
permasalahan dilaksanakan oleh kader PKK melalui meja IV dengan materi dasar dari KMS baita dan ibu hamil. Keberhasilan Posyandu
tergambar melalui cakupan SKDN Namun bila kita lihat di lapangan tepatnya di wilayah desa binaan
komunitas Lingkungan V Kelurahan Titi Kuning Kecamatan Medan Johor sistem 5 meja tidak dilakukan dalam pelaksanaan posyandu melainkan hanya
menggunakan 1 meja saja cukup untuk semua kegiatan Posyandu. Mulai dari pendaftaran sampai pelayanan kesehatan dilakukan pada 1 meja saja. Fenomena
seperti ini harus kita maklumi, bahwa sistem 5 meja bukan standar yang baku untuk kegiatan Posyandu. Untuk kegiatan Posyandu menggunakan 5 meja atau 1
meja sama saja yang terpenting kegiatan Posyandu berjalan lancar. Menurut Nasrul effendi, 2000, untuk meja I sampai meja IV
dilaksanakan oleh kader kesehatan dan untuk meja V dilaksanakan oleh petugas kesehatan seperti dokter, bidan, perawat, juru imunisasi. Tetapi dilapangan yang
Universitas Sumatera Utara
kita temukan dari meja 1 sampai meja 5 dilakukan oleh semua perawat puskesmas, hanya di beberapa posyandu yang kader kesehatannya berperan aktif.
Pendidikan dan pelatihan kader selama ini hanya sebatas wacana saja di masyarakat. Kader seharusnya lebih aktif berpatisipasi dalam kegiatan Posyandu.
Keadaan seperti ini masih perlu perhatian khusus untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
6. Model Konseptual Dalam Keperawatan Komunitas