26 Beberapa komponen ketrampilan pemberi penguatan diantaranya
penguatan verbal, yaitu berupa kata-kata atau kalimat yang diucapkan oleh guru. Penguatan gestural berupa dalam bentuk mimik, gerakan
wajah, senyum, tepuk tangan dan lain-lain. Penguatan dengan cara mendekati, penguatan ini dikerjakan dengan cara mendekati siswa
untuk menyatakan perhatian guru terhadap pekerjaan, tingkah laku atau penampilan siswa. Penguatan dengan sentuhan dapat berupa menjabat
tangan siswa, menepuk pundak siswa. Penguatan berupa tanda atau benda merupakan usaha guru dalam menggunakan bermacam-macam
simbol penguatan untuk menunjang tingkah laku siswa yang positif, misalnya pemberian alat tulis, mata uang koleksi dan lain sebagainya.
7 Ketrampilan menutup Pelajaran
Menutup pelajaran ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar Moh. Uzer
Usman, 1995: 92. Lebih lanjut disebutkan bahwa kegiatan menutup pelajaran terdiri atas: a merangkum atau membuat garis persoalan
yang dibahas; b mengkonsolidasikan perhatian siswa terhadap hal-hal yang diperoleh dalam
pelajaran; c mengorganisasi
semua kegiatanpelajaran yang telah dipelajari sehingga merupakan suatu
kesatuan yang berarti dalam memahami materi.
c. Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang dilakukan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuaan pembelajaran dan juga
27 proses pembelajaran yang telah dilakukan. Penentuan teknik evaluasi
bergantung pada jenis informasi yang diharapkan, apakah mengenai hasil perubahan tingkah laku KAP atau tentang operasi pelaksanaan sistem
instruksional Oemar Hamalik, 2001: 149. Pada tahap ini seorang guru dituntut memiliki kemampuan menentukan pendekatan atau cara-cara
evaluasi, pemilihan dan penyusunan alat-alat evaluasi, pengelolaan dan penggunaan hasil evaluasi.
1 Penentuan Pendekatan dan Cara-cara Evaluasi
Dalam bukunya Nana Sudjana 2008: 7-8, pendekatan atau cara yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi atau penilaian hasil
belajar adalah melalui Penilaian Acuan Norma PAN dan Penilaian Acuan Patokan PAP.
PAN adalah cara penilaian yang tidak selalu tergantung pada jumlah soal yang diberikan atau penilaian dimaksudkan untuk
mengetahui kedudukan hasil belajar yang dicapai berdasarkan norma kelas. Siswa yang paling besar skor yang didapat di kelasnya, adalah
siswa yang memiliki kedudukan tertinggi di kelasnya. Sedangkan PAP adalah cara penilaian yang tidak selalu tergantung pada seberapa jauh
tujuan yang tercemin dalam soal-soal tes yang dapat dikuasai siswa. Nilai tertinggi adalah nilai sebenarnya berdasarkan jumlah soal tes yang
dijawab dengan oleh siswa. Dalam PAP ada
passing grade
atau batas lulus, apakah siswa dapat dikatakan lulus atau tidak berdasarkan batas
28 lulus yang ditetapkan. Pendekatan PAN dan PAP dapat dijadikan acuan
untuk memberikan penilaian dan memperbaiki sistem pembelajaran. 2
Macam-macam Tes Sebagai Hasil Belajar Menurut Webster’s Collegiate yang dikutip dalam bukunya
Suharsimi Arikunto 2001: 32-39, tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan,
pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur
siswa, tes ada 3 macam yaitu: a
Tes Diagnostik Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan- kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.
b Tes Formatif
Tes formatif untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti sesuatu program tertentu. Yang termasuk dalam
tes formatif adalah ulangan harian, mid semester. c
Tes Sumatif Tes
sumatif dilaksanakan
setelah berakhirnya
pemberian sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar.
Tujuannya untuk menentukan angka kemajuan hasil belajar para siswa. Yang termasuk dalam tes sumatif adalah ulangan umum pada
akhir semester.
29 3
Pemilihan dan Penyusunan Alat Evaluasi Kemampuan lainnya yang perlu dikuasai guru pada kegiatan
evaluasi atau penilaian hasil belajar adalah pemilihan dan penyusunan alat evaluasi. Seorang guru dapat menentukan alat tes tersebut sesuai
dengan materi yang disampaikan. Menurut Slameto 2001: 135, dalam memilih alat evaluasi harus diusahakan adanya kesesuaian antara
beberapa hal, yaitu antara lain tujuan pengajaran, pengalaman belajar mengajar, karakteristik siswa, meteri pengajaran, media pengajaran, dan
karakteristik alat evaluasi. Alat evaluasi meliputi : tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan.
Seorang guru dapat menentukan alat tes tersebut sesuai dengan materi yang disampaikan. Bentuk tes tertulis yang banyak dipergunakan guru
adalah ragam benar atau salah, pilihan ganda, menjodohkan, melengkapi, dan jawaban singkat. Tes lisan adalah soal tes yang
diajukan dalam bentuk pertanyaan lisan dan langsung dijawab oleh siswa secara lisan. Tes ini umumnya ditujukan untuk mengulang atau
mengetahui pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang telah disampaikan. Sedangkan Tes perbuatan adalah tes yang dilakukan guru
kepada siswa, dalam hal ini siswa diminta melakukan atau memperagakan sesuatu perbuatan sesuai dengan materi yang telah
diajarkan seperti pada mata pelajaran kesenian, keterampilan, olahraga, komputer, dan sebagainya.
30 Indikasi kemampuan guru dalam penyusunan alat-alat tes ini
dapat digambarkan dari frekuensi penggunaan bentuk alat-alat tes secara variatif, karena alat-alat tes yang telah disusun pada dasarnya
digunakan sebagai alat penilaian hasil belajar. 4
Pengelolaan dan Penggunaan Hasil Belajar Disamping teknik penilaian, pemilihan jenis evaluasi dan
penyusunan alat-alat evaluasi, hal lain yang harus diperhatikan guru adalah pengelolaan dan penggunaan hasil belajar. Ada dua hal yang
perlu diperhatikan dalam penggunaan hasil belajar, yaitu : a Jika bagian-bagian tertentu dari materi pelajaran yang tidak dipahami
oleh sebagian kecil siswa, guru tidak perlu memperbaiki program pembelajaran, melainkan cukup memberikan kegiatan remidial bagi
siswa-siwa yang bersangkutan. b Jika bagian-bagian tertentu dari materi pelajaran tidak dipahami oleh
sebagian besar siswa, maka diperlukan perbaikan terhadap program pembelajaran, khusunya berkaitan dengaan bagian-bagian yang sulit
dipahami. Mengacu pada kedua hal tersebut, maka frekuensi kegiatan
pengembangan pembelajaran dapat dijadikan indikasi kemampuan guru dalam pengelolaan dan penggunaan hasil belajar. Kegiatan-kegiatan
tersebut meliputi: a
Kegiatan remidial, yaitu penambahan jam pelajaran, mengadakan tes, dan menyediakan waktu khusus untuk bimbingan siswa.
31 b
Kegiatan perbaikan program pembelajaran, baik dalam program semesteran maupun program satuan pelajaran atau rencana
pelaksanaan pembelajaran, yaitu menyangkut perbaikan berbagai aspek yang perlu diganti atau disempurnakan Depdiknas, 2008b:
25-29.
d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 41