BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1. Kerangka Konseptual
Penelitian yang dilakukan Rickard 1993 menyebutkan bahwa Internal Audit berfungsi membantu manajemen dalam pencegahan fraud yang terjadi di
suatu organisasi. Albercht 2002 menyatakan bahwa not everyone is honet, seandainya semua orang jujur maka perusahaan tidak perlu waspada dengan
tindakan fraud. Akan tetapi banyak orang mengaku telah melakukan tindakan fraud ketika lingkungan tempat mereka bekerja memiliki integritas yang rendah,
kontrol yang rendah dan tekanan yang tinggi, hal ini akan memicu orang berprilaku tidak jujur. Tindakan fraud dapat dicegah dengan cara menciptakan
budaya kejujuran, sikap keterbukaan dan meminimalisasi kesempatan untuk melakukan tindakan fraud.
Praktik kecurangan dalam perusahaan dapat dicegah dan dibasmi dengan adanya komitmen yang tinggi untuk tidak melakukan berbagai bentuk kecurangan
dari masing-masing individu pelaku, manajemen maupun pihak yang lain yang juga terlibat. Selain itu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mencegah
kecurangan termasuk dengan mengefektifkan pengendalian internal namun jika sikap komitmen yang tinggi terhadap pemberantasan segal praktik kecurangan
tidak terlaksana maka semua langkah pemberantasan yang ditempuh tidak akan berguna.
Sebelum auditor melaksanakan audit secara mendalam, auditor internal harus memahamiterlebih dahulu struktur pengendalian intern yang digunakan
Universitas Sumatera Utara
dalam suatu perusahaan. Untukdapat memahaminya, harus diketahui juga unsur- unsur pengendalian intern yang akanmempengaruhi kegiatan pelaksanaan audit,
yaitu penyelenggaraan internal control berbasisframework COSO, Arens 2008. Pada dasarnya tujuan audit internal adalah untuk membantu para anggota
organisasi agar dapat melaksanakan kewajiban dan tanggung jawabnya secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan organisasi. Untuk itu auditor internal
akan melakukan analisis, penilaian dan mengajukan saran-saran. Tujuan audit mencakup pula pengembangan pengawasan yang efektif dengan biaya yang wajar.
Auditor internal merupakan bagian dari organisasi yang integral dan menjalankan fungsinya berdasarkan kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh manajemen
senior atau dewan direksi. Untuk dapat melaksanakan audit internal yang memadai, para auditor internal sebaiknya berpedoman kepada norma-norma
praktek profesional audit internal Tugiman, 2006. Pengendalian intern adalah kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk
memberikan manajemen kepastian yang layak bahwa perusahaan telah mencapai tujuan dan sasarannya Arens, 2008. Hal ini berarti bahwa pengendalian intern
memiliki pengaruh yang besar terhadap kelangsungan perusahaan, dengan sistem pengendalian intern yang baik, maka perusahaan dapat melaksanakan seluruh
aktifitasnya sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, jika tujuan perusahaan telah tercapai berarti tindakan karyawan telah sesuai dengan peraturan
dan tidak ada tindakan yang merugikan perusahaan. Faktanya beberapa tindakan kecurangan terjadi disebabkan oleh lemahnya sistem pengendalian internal.
Menurut Sawyer 2008 fungsi dari pengendalian intern untuk mencegah, mendeteksi hal-hal yang tidak diinginkan serta mengarahkan terhadap hal-hal
Universitas Sumatera Utara
yang diinginkan. Pengungkapan informasi perusahaan secara transparan menjadi salah satu sarana untuk menerapkan sistem pengendalian internal perusahaan
dengan sistem pengendalian internal yang efektif perusahaan dapat terhindar dari kerugian yang besar. Tanpa sistem pengendalian internal yang efektif, kendala
atau resiko yang dapat menyebabkan kerugian besar dapat berlangsung lama tanpa terdeteksi oleh pemilik perusahaan
Pencegahan kecurangan padaumumnya adalah aktivitas yangdilaksanakan manajemen dalam halpenetapan kebijakan, sistem dan proseduryang membantu
meyakinkan bahwatindakan yang diperlukan sudahdilakukan manajemen, dan personil lainperusahaan untuk dapat memberikankeyakinan memadai dalam
mencapai tigatujuan pokok yaitu ; keandalan pelaporankeuangan, efektivitas dan efisiensi operasiserta kepatuhan terhadap hukum danperaturan yang berlaku
COSO, 1992. Kecurangan yang mungkin terjadi harus dicegah antara lain dengan cara
membangun struktur pengendalian intern yang baik. Agar tujuan yang telah ditetapkan topmanagement dapat dicapai, keamanan harta perusahaan terjamin
dan kegiatan operasi bisa dijalankan secara efektif dan efisien, manajemen perlu mengadakan struktur pengendalian intern yang baik dan efektif mencegah
kecurangan. Dalam memperkuat pengendalian, Amrizal 2004 bependapat dengan menggunakan lima komponen yang ada pada COSO untuk melakukan
pengendalian intern akan jauh lebih efektif dikarenakan adanya manajemen risiko didalam pelaksanaanya. Mengefektifkan aktivitas pengendalian seperti review
kinerja, pengelolaan informasi, pengendalian fisik, pemisahan tugas juga diperlukan.
Universitas Sumatera Utara
Kerangka konseptual dimaksudkan sebagai konsep untuk menjelaskan dan mengungkapkan katerkaitan antara variabel yang akan diteliti, berdasarkan
batasan, rumusan masalah, latar belakang dan kajian teori yang telah dikemukakan diatas dapat dijelaskan bahwa untuk pencegahan kecurangan yang
terjadi pada suatu perusahaan, peran auditor internal dan penerapan sistem pengendalian intern harus efektif agar kinerja perusahaan dapat tercapai.
Berdasarkan latar belakang penelitian, landasan teori dan masalah penelitian, maka penulis mengembangkan kerangka konsep yang diuji secara
simultan dan parsial sebagaimana terlihat pada gambar 3.1
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual dengan Variabel Intervening
Peran Auditor Internal X1
Pencegahan Kecurangan Z
Pengendalian Intern X2
Kinerja Perusahaan Y
Universitas Sumatera Utara
3.2. Hipotesis Penelitian