Pengendalian Intern Landasan Teori

2.1.1.1 Standar Praktik Internal Audit

IIA telah menetapkan standar praktik audit yang mengikat para anggotanya. Ada lima standar umum yang berkaitan dengan masalah-masalah berikut ini : Boynton,2008 1 Independensi. Auditor internal harus independen dari aktivitas yang mereka audit 2 Keahlian Profesional. Audit internal harus dilakukan dengan keahlian dan kemahiran profesional. 3 Ruang Lingkup Pekerjaan. Ruang lingkup auditing internal harus mencakup pemeriksaan dan evaluasi atas kecukupan serta efektivitas sistem pengendalian internal organisasi dan kualitas kinerja dalam melaksanakan tanggung jawab yang diberikan. 4 Pelaksanaan pekerjaan audit. Pekerjaan audit harus meliputi perencanaan audit, pemeriksaan dan evaluasi informasi, pengkomunikasian hasil-hasil dan tindak lanjut. 5 pengelolaan pemeriksaan pemeriksaan intern. Direktur auditing internal harus mengelola pemeriksaan pemeriksaan internal dengan baik.

2.1.2. Pengendalian Intern

Pengertian pengendalian intern menurut Institut Akuntan Publik Indonesia IAPI, 2011 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain entitas-yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini : Universitas Sumatera Utara 1 Keandalan pelaporan keuangan 2 Efektivitas dan efisiensi operasi 3 Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku Dengan demikian pengendalian intern adalah suatu proses yang terdiri dari usaha atau tindakan-tindakan yang tepat dan terintegrasi yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Pelaksanaan pengendalian intern melibatkan seluruh anggota organisasi bukan dibebankan pada bagian tertentu saja, sehingga memberikan keyakinan terpercaya atas seluruh kegiatan organisasi yang meliputi realibility dari pelaporan keuangan, efisiensi dan keefektifan atas kegiatan atau operasi perusahaan dan kepatuhan terhadap hukum dan undang-undang yang berlaku. Menurut Sawyer 2008 mengatakan bahwa terdapat lima komponen pengendalian internal yang saling berkaitan pada pernyataan Committee of Sponsoring Organizations of The Treadway Commission COSO atau disebut dengan model pengendalian COSO, yaitu Lingkungan pengendalian, penentuan risiko, aktivitas pengendalian, informasi komunikasi dan pengawasan Monitoring. Penerapan sistem pengendalian intern berfungsi untuk: 1 Preventive, yaitu pengendalian untuk pencegahan kesalahan-kesalahan baik berupa kekeliruan atau ketidakberesan. 2 Detective, untuk mendeteksi kesalahan, kekeliruan dan penyimpangan yang terjadi. 3 Corrective, untuk memperbaiki kesalahan, kelemahan dan penyimpangan yang terdeteksi. Universitas Sumatera Utara 4 Directive, untuk mengarahkan agar pelaksanaan aktivitas dilakukan dengan tepat dan benar. 5 Compensative, untuk menetralkan kelemahan pada aspek kontrol yang lain. Ciri-ciri pengendalian intern yang kuat menurut Tunggal 2011, yaitu: 1 Karyawan yang kompeten dan jujur, menguasai standar akuntansi, peraturan perpajakan, dan peraturan pasar modal. 2 Tansaksi diotorisasi oleh pejabat yang berwenang. 3 Transaksi dicatat dengan benar jumlah, estimasi dan perlakuan akuntansi. 4 Pemisahan tugas yang mengambil inisiatif timbulnya suatu transaksi, yang mencatat dan yang menyimpan. 5 Akses terhadap aset dan catatan perusahaan sesuai dengan tugas dan fungsi karyawan. 6 Perbandingan secara periodik antara saldo menurut buku dengan jumlah secara fisik. Menurut Tuanakotta 2013, anlisis pengendalian internal ISA 315 terdiri atas lima komponen, memudahkan auditor memahami sistem pengendalian internal dari entitas bersangkutan. Kelima komponen pengendalian internal tersebut adalah: 1. Lingkungan Pengendalian Control Environment Auditor wajib memahami lingkungan pengendalian. Sebagai bahan dari pemahaman ini, auditor wajib mengevaluasi apakah : Universitas Sumatera Utara Manajemen dan pegawai karyawan seharusnya mempunyai komitmen dan sikap yang positif dan konstruktif terhadap pengendalian internal dan kesungguhan manajemen. Kunci lingkungan pengendalian adalah: 1 Integritas dan Etika 2 Komitmen terhadap Kompetensi 3 Struktur Organisasi 4 Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab 5 Praktik dan Kebijakan Sumber Daya Manusia yang Baik 2. Penaksiran Risiko Pengendalian internal yang baik memungkinkan penaksiran risiko yang dihadapi oleh organisasi baik yang berasal dari dalam maupun dari luar organisasi. Langkah-langkah dalam penaksiran risiko adalah sebagai berikut: 1 Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi risiko 2 Menaksir risiko yang berpengaruh cukup signifikan 3 Menentukan tindakan yang dilakukan untuk me-manage risiko 3. Aktivitas Pengendalian Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan, prosedur, teknik, dan mekanisme yang digunakan untuk menjamin arahan manajemen telah dilaksanakan. Aktivitas pengendalian seharusnya efesien dan efektif untuk mencapai tujuan pengendalian itu sendiri. Aktivitas pengendalian meliputi: 1 Pemisahan fungsitugaswewenang yang cukup 2 Otorisasi traksaksi dan aktivitas lainnya yang sesuai Universitas Sumatera Utara 3 Pendokumentasiaan dan pencatatan yang cukup 4 Pengendalian secara fisik terhadap aset dan catatan 5 Evaluasi secara independen atas kinerja 6 Pengendalian terhadap pemrosesan informasi 7 Pembatasan akses terhadap sumberdaya dan catatan 4. Informasi dan Komunikasi Informasi seharusnya dicatat dan dikomunikasikan kepada manajemen dan pihak-pihak lain yang berkepentingan di dalam organisasi dan dalam bentuk dan jangka waktu yang memungkinkan diselenggarakannya pengendalian internal dan tanggung jawab lain terhadap informasi tersebut. Di dalam menjalankan dan mengendalikan operasinya, manajemen harus mengkomunikasikan kejadian yang relevan, handal, dan tepat waktu. 5. Monitoring Monitoring seharusnya menilai kualitas kinerja sepanjang waktu dan menyakinkan bahwa temuan-temuan audit dan reviu lainnya diselesaikan dengan tepat. Hal ini meliputi: 1 Mengevaluasi temuan-temuan, reviu, rekomendasi audit secara tepat. 2 Menentukan tindakan yang tepat untuk menanggapi temuan dan rekomendasi dari audit dan reviu. 3 Menyelesaikan dalam waktu yang telah ditentukan tindakan yang digunakan untuk menindaklanjuti rekomendasi yang menjadi perhatian manajemen. Universitas Sumatera Utara

2.1.3. Kinerja Perusahaan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Keefektifan Pengendalian Intern Bidang Akuntansi dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi di Perusahaan

8 90 120

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN OPINI AUDITOR TERHADAP TIMELINESS (Studi Empiris pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

2 29 23

Analisis Pengaruh Peran auditor Internal terhadap Peningkatan Pengendalian Intern an Kinerja Perusahaan

0 10 113

Pengaruh Peran Auditor Internal terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Internal: Studi Kasus pada Perusahaan X di Bandung.

2 2 22

Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Akuisisi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2005-2012 Doc1

0 0 1

Pengaruh Budaya Organisasi Dan Peran Auditor Internal Terhadap Pencegahan Kecurangan Dengan Pelaksanaan Sistem Pengendalian Internal Sebagai Variabel Intervening

0 2 10

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH - Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

0 4 80

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang - Pengaruh peran auditor internal dan pengendalian intern terhadap kinerja perusahaan melalui pencegahan kecurangan pada perusahaan pembiayaan yang terdaftar di asosiasi perusahaan pembiayaan Indonesia (APPI)

0 2 11

PENGARUH PERAN AUDITOR INTERNAL DAN PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN MELALUI PENCEGAHAN KECURANGAN PADA PERUSAHAAN PEMBIAYAAN YANG TERDAFTAR DI ASOSIASI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN INDONESIA (APPI)

0 1 15

HUBUNGAN KEPUTUSAN ALOKASI PEMBIAYAAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBIAYAAN YANG BERSTRUKTUR HUTANG JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN-PERUSAHAAN JASA PERHOTELAN DAN TRAVEL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - Repository UNTAR

0 2 33