16
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup. Penelitian ini menggunakan bantuan media video
animasi untuk menyampaikan materi Pendidikan Kewarganegaraan yang masih belum dipahami dengan maksimal oleh siswa.
b. Karakteristik Peserta Didik
Mengenal karakteristik peserta didik dapat dilihat oleh pendidik dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan disekolah. Seorang
pendidik yang baik dapat melihat dan mengamati bagaimana karakteristik peserta didik sehingga mampu menetapkan rancangan
proses belajar mengajar yang sesuai dengan karakteristik peserta didik tersebut. Penetapan rencana pembelajaran yang tidak sesuai dengan
karakteristik peserta didik akan berdampak kepada hasil yang tidak memenuhi harapan.
Rita Eka Izzaty ,
dkk, 2008: 4-6 berpendapat bahwa perspektif sepanjang rentang kehidupan manusia menjelaskan ada tujuh
karakteristik dasar yang harus dipahami untuk melihat perkembangan manusia, yaitu:
1 Perkembangan adalah seumur hidup. Perkembangan individu
menyangkut berbagai macam perubahan dari hasil interaksi manusia dan akan berlangsung secara berkesinambungan sepanjang siklus
17
kehidupan. Perkembangan dimulai sejak manusia lahir di dunia hingga manusia mengalami kematian.
2 Perkembangan sifat multidimensional. Perkembangan individu
terdiri dari berbagai macam dimensi atau ranah perkembangan seperti faktor fisik tubuh manusia, intelektual atau kecerdasan yang
menyangkut perkembangan kognitif dan bahasa, emosi, sosial dan moral manusia.
3 Perkembangan
adalah multi
direksional. Ranah-ranah
perkembangan mengalami perubahan dengan arah tertentu. Sebagai contoh, pada masa bayi perkembangan yang tumbuh pesat adalah
ranah fisik, yang kecepatan arah pertumbuhannya tidak sama dengan ranah yang lain. Sementara pada masa kanak-kanak awal,
perkembangan emosi dan sosial berkembang lebih pesat dibanding dengan perkembangan yang lain. Perkembangan pada setiap
individu memiliki kecepatan yang berbeda sesuai dengan tahapan tertentu.
4 Perkembangan bersifat lentur plastis. Hal ini berarti perkembangan
berbagai ranah dapat distimulasi untuk berkembang secara maksimal. Sebagai contoh, kelenturan berpikir anak-anak dapat
diasah sejak dini dengan memberikan latihan-latihan pada anak untuk terbiasa memecahkan masalah dengan baik dengan berbagai
macam cara dari hasil eksplorasi dan pemahaman anak terhadap masalah tersebut.
18
5 Perkembangan selalu melekat dengan sejarah. Bagaimanapun
perkembangan individu tidak dapat lepas dengan keadaan di sekitarnya. Sebagai contoh, perkembangan emosi pada era 66-an dan
90-an akan menyebabkan individu yang hidup pada dua era yang berbeda akan memiliki kekhasan sendiri dalam merespon sesuatu.
6 Perkembangan bersifat multidispliner. Berbagai macam ahli dan
peneliti dari disiplin ilmu seperti psikologi, sosiologi, antropologi, neurosains,
kesehatan mental,
kedokteran mempelajari
perkembangan manusia dengan berbagai macam persoalannya. 7
Perkembangan bersifat kontekstual. Hal ini berarti bahwa perkembangan individu mengikuti kondisi saat itu. Perkembangan
bersifat kontekstual secara lebih dalam dapat dipahami dengan menghubungkan tiga komponen, yaitu:
a Pengaruh tingkat usia secara normatif, yaitu adanya pengaruh
biologis dari lingkungan yang sama pada kelompok terentu. b
Pengaruh keadaan sejarah secara normatif, yaitu adanya pengaruh biologis dari lingkungan yang dihubungkan dengan
sejarah. c
Pengaruh peristiwa kehidupan yang non-normatif, yaitu peristiwa kehidupan yang tidak biasa, yang tidak terjadi pada
semua orang dan seringkali tidak bisa diramalkan.
19
Menurut Rita Eka Izzaty, dkk, 2008: 7-6 manfaat mempelajari Perkembangan Peserta didik dapat dirasakan pendidik dan peserta didik,
yaitu: 1
Bagi Pendidik a
Memberikan gambaran tentang perkembangan manusia sepanjang rentang kehidupan beserta faktor-faktor yang
mempengaruhiny, yang meliputi aspek fisik, intelektual, emosi, sosial, dan moral.
b Memberikan gambaran tentang bagaimana proses pembelajaran
yang tepat sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik 2
Bagi Peserta Didik a
Memiliki pengetahuan tentang konsep-konsep perkembangan peserta didik sebagai individu maupun makhluk sosial dalam
menjalani tahapan perkembangan dari pranatal hingga lanjut usia
b Mampu menerapkan pengetahuan yang dimiliki dalam proses
pembelajaran sesuai dengan tahapan perkembangannya Sejak lahir sampai usia tertentu anak akan mengalami
perkembangan sesuai dengan kemampuannya. Piaget dalam Asri Budiningsih, 2005: 37 membagi tahap-tahap perkembangan kognitif
menjadi empat yaitu:
20
a. Tahap sensorimotor umur 0-2 tahun
Pertumbuhan kemampuan anak tampak dari kegiatan motorik
dan persepsinya
yang sederhana.
Ciri pokok
perkembangannya berdasarkan tindakan, dan dilakukan langkah demi langkah. Kemampuan yang dimilikinya antara lain:
1 Melihat dirinya sendiri sebagai mahkluk yang berbeda dengan
objek di sekitarnya. 2
Mencari rangsangan melalui sinar lampu dan suara. 3
Suka memperhatikan sesuatu lebih lama. 4
Mendefinisikan sesuatu dengan memanipulasinya. 5
Memperhatikan objek sebagai hal yang tetap, lalu ingin merubah tempatnya.
b. Tahap preoperasional umur 2-78 tahun
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah pada penggunaan simbol atau bahasa tanda, dan mulai berkembangnya
konsep-konsep intuitif. Tahap ini dibagi menjadi dua, yaitu preoperasional dan intuitif. Preoperasional umur 2-4 tahun, anak
telah mampu menggunakan bahasa dalam mengembangkan konsepnya, walaupun masih sangat sederhana. Maka sering terjadi
kesalahan dalam memahami objek. Karakteristik tahap ini adalah:
21
1
Self counter
nya sangat menonjol. 2
Dapat mengklasifikasikan objek pada tingkat dasar secara tunggal dan mencolok.
3 Tidak mampu memusatkan perhatian pada objek-objek yang
berbeda. 4
Mampu mengumpulkan barang-barang menurut kriteria, termasuk kriteria yang benar.
5 Dapat menyusun benda-benda secara berderet, tetapi tidak dapat
menjelaskan perbedaan antara deretan. Tahap intuitif umur 4-7 atau 8 tahun, anak telah dapat
memperoleh pengetahuan berdasarkan pada kesan yang agak abstraks. Dalam menarik kesimpulan sering tidak diungkapkan
dengan kata-kata. Oleh sebab itu, pada usia ini anak telah dapat mengungkapkan isi hatinya secara simbolik terutama bagi mereka
yang memilik pengalaman yang luas. Karakteristik tahap ini adalah: a
Anak dapat membentuk kelas-kelas atau kategori objek, tetapi kurang disadarinya.
b Anak mulai mengetahui hubungan secara logis terhadap hal-hal
yang lebih kompleks. c
Anak dapat melakukan sesuatu terhadap sejumlah ide. d
Anak mampu memperoleh prinsip-prinsip secara benar. Dia mengerti terhadap sejumlah objek yang teratur dan cara
mengelompokkanya. Anak kekekalan masa pada usia 5 tahun,
22
kekekalan berat pada usia 6 tahun, dan kekekalan volume pada usia 7 tahun. Anak memahami bahwa jumlah objek adalah tetap
sama meskipun objek itu dikelompokkan dengan cara yang berbeda.
c. Tahap operasional konkret umur 7 atau 8-11 atau 12 tahun
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis, dan ditandai
adanya reversible dan kekekalan. Anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat
konkret. Operation adalah suatu tipe tindakan untuk memanipulasi objek atau gambaran yang ada di dalam dirinya. Karenanya kegiatan
ini memerlukan proses transformasi informasi ke dalam dirinya sehingga tindakannya lebih efektif. Anak sudah tidak perlu coba-
coba dan membuat kesalahan, karena anak sudah dapat berpikir dengan menggunakan model “kemungkinan” dalam melakukan
kegiatan tertentu. Ia dapat menggunakan hasil yang telah dicapai sebelumnya. Anak mampu menangani sistem klasifikasi.
Namun sesungguhnya anak telah mampu melakukan pengklasifikasian, pengelompokan dan pengaturan masalah
Ordering problems ia tidak sepenuhnya menyadari adanya prinsip- prinsip yang terkandung di dalamnya. Namun taraf berpikimya
sudah dapat dikatakan maju. Anak sudah tidak memusatkan diri pada karakteristik perseptual pasif. Untuk menghindari keterbatasan
23
berpikir anak perlu diberi gambaran konkret, sehingga ia mampu menelaah persoalan. Sungguhpun demikian anak usia 7-12 tahun
masih memiliki masalah mengenai berpikir abstrak. d.
Tahap Operasional formal umur 1112-18 tahun Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah
mampu berpikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola berpikir “kemungkinan. Model berpikir ilmiah dengan tipe
hipothetico-de- ductive dan inductive sudah mulai dimiliki anak, dengan kemampuan menarik kesimpulan, menafsirkan dan
mengembangkan hipotesa. Pada tahap ini kondisi berpikir anak sudah dapat:
1 Bekerja secara efektif dan sistematis.
2 Menganalisis secara kombinasi. Dengan demikian telah
diberikan dua kemungkinan penyebabnya, misalnya C1 dan C2 menghasilkan R, anak dapat merumuskan beberapa
kemungkinan. 3
Begikir secara porposional, yakni menentukan macam- macan proporsional tentang Cl, C2, dan R misalnya.
4 Pada tahap ini mula-mula Piaget percaya bahwa sebagiar
remaja mencapai formal operations paling lambat pada usia 15 tahun. Tetapi berdasarkan penelitian maupun studi
selanjutnya menemukan bahwa banyak siswa bahkan
24
mahasiswa walaupun usianya telah melampaui, belum dapat melakukan formal-operations.
Tahap perkembangan anak kelas 2 SD ini berada pada usia 7-12 tahun. Pada tahap ini peserta didik memasuki tahap operasional konkret.
Tahap operasional konkret umur 7 atau 8-11 atau 12 tahun. Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mulai menggunakan
aturan-aturan yang jelas dan logis, dan ditandai adanya reversible dan kekekalan. Anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya
dengan benda-benda yang bersifat konkret. Operation adalah suatu tipe tindakan untuk memanipulasi objek atau gambaran yang ada di dalam
dirinya. Karenanya kegiatan ini memerlukan proses transformasi informasi ke dalam dirinya sehingga tindakannya lebih efektif. Apabila peserta didik
usia 7-12 tahun dihadapkan oleh penjelasan saja dan tidak didukung oleh gambaran
riil
nyata, pengetahuan yang diserap peserta didik tidak akan tertanam dengan maksimal. Artinya dalam proses pembelajaran guru harus
memanfaatkan media termasuk dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Dalam penelitian ini, penyampaian materi tolong-
menolong dengan menggunakan media video animasi. Penggunaan media video animasi ini bertujuan untuk mengkonkretkan dan memperjelas isi atau
pesan dari materi yang akan diberikan kepada siswa.
25
4. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SD