PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS II B SD MUHAMMADIYAH KARANGTENGAH BANTUL YOGYAKARTA.

(1)

i

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN KELAS II B SD MUHAMMADIYAH KARANGTENGAH

BANTUL YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Muhammad Ikhwanul Muslimin NIM 12105241040

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA OKTOBER 2016


(2)

ii

PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS II B SD MUHAMMADIYAH KARANGTENGAH BANTUL YOGYAKARTA” yang disusun oleh Muhammad Ikhwanul Muslimin, NIM 12105241040 ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan.

Yogyakarta, 30 September 2016 Pembimbing,

Suyantiningsih, M.Ed NIP 19780307 2001122 001


(3)

iii

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali sebagian acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesahan adalah asli. Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditunda yudisium pada periode berikutnya.

Yogyakarta, 20 Oktober 2016 Yang menyatakan,

Muhammad Ikhwanul Muslimin NIM 12105241040


(4)

iv

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS II B SD MUHAMMADIYAH KARANGTENGAH BANTUL YOGYAKARTA” yang disusun oleh Muhammad Ikhwanul Muslimin, NIM 12105241040 ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 12 Oktober 2016 dan dinyatakan lulus.

DEWAN PENGUJI

Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal Suyantiningsih, M.Ed. Ketua Penguji ………. …………. Deni Hardianto, M.Pd. Sekretaris Penguji ………. …………. Fathurrohman, M.Pd. Penguji Utama ………. ………….

Yogyakarta, ………... Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Dekan,

Dr. Haryanto, M.Pd.


(5)

v MOTTO

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka….

(Terjemahan QS. Ar-Ra’ad ayat 11)

Berusaha dan berdoa adalah kunci kehidupan di dunia.


(6)

vi

PERSEMBAHAN Skripsi ini, penulis persembahkan kepada:

1. Bapak dan Ibu tercinta.

2. Kakak dan Saudaraku tercinta.

3. Almamater tercinta Universitas Negeri Yogyakarta. 4. Nusa, Bangsa, dan Agama.


(7)

vii

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN KELAS II B SD MUHAMMADIYAH KARANGTENGAH

BANTUL YOGYAKARTA Oleh

Muhammad Ikhwanul Muslimin NIM 12105241040

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran video animasi terhadap hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan kelas II B SD Muhammadiyah Karangtengah Bantul Yogyakarta.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian adalah pra-eksperimen dengan desain penelitian one group pretest-posttest design. Penelitian ini terdiri dari variabel terikat yaitu hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan dan variabel bebas yaitu media video animasi. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas II B SD Muhammadiyah Karangtengah yang berjumlah 23 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah tes dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu statistik deskriptif.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1) Pengetahuan awal siswa sebelum diberikan perlakuan menggunakan media pembelajaran video animasi menunjukkan nilai rata-rata sebesar 65,97

(mean pretest) nilai rata-rata tersebut masih belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). 2) Pengetahuan siswa setelah diberikan perlakuan menggunakan media pembelajaran video animasi menunjukkan adanya pengaruh terhadap nilai rata-rata yang dicapai siswa menjadi sebesar 76,84 (mean posttest). Selisih antara nilai mean pretest dan mean posttest yaitu sebesar 10,87. Dengan demikian, penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh penggunaan media video animasi terhadap hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan kelas II B SD Muhammadiyah Karangtengah Bantul Yogyakarta.

Kata kunci: media video animasi, hasil belajar, SD


(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul: “Pengaruh Media Pembelajaran Video Animasi terhadap Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Kelas 2 SD Muhammadiyah Karangtengah Bantul Yogyakarta” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini dapat terlaksna berkat bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Ketua Jurusan Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yeng telah memberikan izin penelitian.

4. Ibu Suyantiningsih, M.Ed, dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dalam menyusun skripsi ini, memberikan motivasi dan arahan kepada penulis.

5. Bapak Ariyawan Agung Nugroho, S.T, dosen Pembimbing akademik yeng telah memberikan motivasi, arahan dan nasihat selama ini.

6. Seluruh Dosen Teknologi pendidikan yang telah memberikan wawasan, ilmu, dan pengalamannya.

7. Bapak Drs. Sidiq Sunaryo, Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Karangtengah Imogiri yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di kelas II SD Muhammadiyah Karangtengah Imogiri.

8. Ibu Atmi Mahanani, S.Pd., guru kelas V SD Negeri 1 Palbapang yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian.

9. Seluruh siswa kelas II SD Muhammadiyah Karangtengah Imogiri atas kerjasama yang diberikan selama penulis melakukan penelitian.


(9)

ix

10. Sahabat-sahabat khusus Teknologi Pendidikan kelas B angkatan 2012 yang selalu memberikan doa, bantuan, semangat dan dukungan kepada penulis. 11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

dapat penulis sebutkan satu per satu.

Demikian tugas akhir skripsi ini disusun, penulis menyadari bahwa tugas akhir skripsi ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, amin.

Yogyakarta, 20 Oktober 2016 Yang menyatakan,

Muhammad Ikhwanul Muslimin NIM 12105241040


(10)

x DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN SURAT PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK . ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II. KAJIAN TEORI A. Tinjauan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar ... 11

1. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan di SD ... 11

2. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan ... 12

3. Tinjauan Tentang Belajar dan Pembelajaran ... 14


(11)

xi

B. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran Video Animasi ... 26

1. Media Pembelajaran... 26

2. Tinjauan Tentang Video Animasi ... 32

3. Pembelajaran dengan Menggunakan Video Animasi ... 41

C. Tinjauan Tentang Hasil Belajar ... 44

1. Pengertian Hasil Belajar ... 44

2. Hasil Belajar Kognitif ... 47

3. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 48

D. Kajian Penelitian yang Relevan ... 52

E. Kerangka Berpikir ... 54

F. Hipotesis Penelitian ... 55

BAB III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 56

B. Jenis Penelitian ... 56

C. Desain Penelitian ... 57

D. Variabel Penelitian dan Devinisi Operasional Variabel ... 57

E. Tempat dan Waktu Penelitian ... 58

1. Tempat Penelitian ... 58

2. Waktu Penelitian ... 58

F. Populasi dan Penelitian ... 59

G. Teknik Pengumpulan Data ... 59

H. Instrumen Penelitian ... 60

1. Bentuk Tes Pilihan Ganda ... 61

2. Bentuk Tes Soal Uraian ... 61

I. Validitas Instrumen Penelitian ... 64

1. Uji Validitas Instrumen ... 64


(12)

xii

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 68

1. Deskripsi Hasil Pretest Pendidikan Kewarganegaraan ... 68

2. Deskripsi Hasil Posttest Pendidikan Kewarganegaraan ... 70

3. Analisis Data ... 73

B. Pembahasan ... 76

C. Keterbatasan Penelitian ... 78

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 79

B. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 81

LAMPIRAN ... 84


(13)

xiii

DAFTAR TABEL

hal

Tabel 1 Nilai Rata-rata Ulangan Harian Kelas II Semester Genap ... 5

Tabel 2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas. ... 25

Tabel 3 Kisi-Kisi Pretest-Posttest Pendidikan Kewarganegaraan. ... 62

Tabel 4 Rubrik Penilaian Soal Uraian ... 63

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Skor... 66

Tabel 6 Distribusi Nilai Pretest... 68

Tabel 7 Distribusi Nilai Posttest. ... 71


(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

hal

Gambar 2.1 Proses Komunikasi ... 28

Gambar 3.1 One group pretest-posttest design ... 57

Gambar 3.2 Rumus rata-rata ... 66

Gambar 4.1 Jumlah siswa yang memenuhi KKM pretest... 70

Gambar 4.2 Jumlah siswa yang memenuhi KKM posttest ... 72

Gambar 4.3 Perbandingan Nilai Mean Pretest dan Mean Posttest ... 74


(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

hal

Lampiran 1 Kisi-Kisi Penilaian Dan Rubrik Penilaian ... 84

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 87

Lampiran 3 Hasil Tes dan Pengolahan Data ... 96

Lampiran 4 Contoh Hasil Tes Pendidikan Kewarganegaraan ... 102

Lampiran 5 Media Video Animasi ... 109

Lampiran 6 Validasi Materi Dan Surat Izin Penelitian ... 112

Lampiran 6a. Surat Pernyataan Validasi Materi ... 113

Lampiran 6a. Lembar Validasi Instrumen Kelayakan Soal ... 114

Lampiran 6a. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas Ilmu Pendidikan ... 115

Lampiran 6a. Surat Ijin Penelitian dari BAPPEDA Kabupaten Bantul ... 116

Lampiran 6a. Surat Keterangan Penelitian dari SD Muh. Karangtengah ... 117


(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sebagai ilmu, relatif masih baru dibandingkan dengan Ilmu-ilmu sosial lainnya seperti Sosiologi, Antropologi, Psikologi dan lain-lain. Pendidikan terjadi dalam situasi sosial, yakni interaksi antar manusia, dan interaksi manusia dengan lingkungannya (Nana Sudjana, 2009: 3). Dari penjelasan tersebut, pendidikan merupakan proses yang sangat penting untuk perkembangan individu maupun sosial masyarakat. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikan yang telah diperolehnya. Sekolah adalah lembaga pendidikan yang bertugas untuk mendidik, membimbing serta membentuk karakter peserta didik. Sekolah negeri maupun swasta sekarang ini saling bekerjasama untuk membangun karakter generasi muda Indonesia agar mampu bersaing di era global yang semakin berkembang. Melalui pendidikan diharapkan dapat mencetak manusia yang berkualitas yang akan mendukung tercapainya pembangunan nasional yang lebih baik. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3:

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta membentuk karakter yang sesuai dengan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang sesuai amanat pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, serta bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”


(17)

2

Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 tersebut, dapat dipahami bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Mengembangkan potensi peserta didik dapat dimulai dengan menggali pengetahuan dan keterampilan dasar anak terlebih dahulu. Baik guru di sekolah negeri maupun swasta harus bekerja sama untuk membangun generasi penerus bangsa, dengan mampu menggali dan mengembangkan potensi peserta didik/siswa di masing-masing sekolahnya. Pendidikan di sekolah dasar (SD) merupakan pondasi perkembangan kemampuan berfikir dan belajar siswa. Sekolah dasar juga merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, ketrampilan, pengetahuan serta kepribadian untuk hidup mandiri dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Ada beberapa variabel penting yang perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran agar mampu mencapai tujuan suatu lembaga pendidikan di Sekolah Dasar. Menurut Wina Sanjaya (2008:15), “variabel yang dapat mempengaruhi kegiatan proses sistem pembelajaran diantaranya adalah guru, faktor siswa, sarana, alat dan media yang tersedia, serta faktor lingkungan”. Faktor guru dan siswa merupakan faktor penting dalam sebuah proses pembelajaran di sekolah. Pentingnya faktor guru dan siswa tersebut dapat dilihat melalui pemahaman hakikat pembelajaran, yakni sebagai


(18)

3

usaha sadar guru untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan kebutuhan minatnya. Kebutuhan siswa dalam belajar sangat beragam karena karakteristik setiap individu dengan individu yang lain berbeda. Seorang guru harus pandai dalam memilih media atau metode yang tepat untuk diterapkan dalam pembelajaran sehingga minat belajar siswa semakin tinggi.

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlak mulia, cerdas, parsitipatif, dan bertanggung jawab (Sunarso, 2006: 1). Pendidikan Kewarganegaraan dibutuhkan karena keterkaitan penanaman konsep pada siswa yang nantinya akan mengaplikasikan nilai-nlai positif Pendidikan Kewarganegaraan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dan merupakan bagian yang penting dalam pembentukan karakter peserta didik. Pendidikan Kewarganegaraan sudah mulai diberikan kepada siswa sejak Sekolah Dasar kelas rendah.

SDMuhammadiyah Karangtengah merupakan salah satu SD swasta yang memiliki mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas II. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan pada tanggal 19 Februari 2016, SD ini memiliki masalah mengenai hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan yang masih rendah dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain. Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang dilakukan oleh


(19)

4

peneliti di SD Muhammadiyah Karangtengah kelas II, dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan guru menyajikan pelajaran dengan metode ceramah, latihan soal atau drill, dengan sedikit sekali media pendukung dalam menyampaikan materi yang dipelajari. Sehingga dalam kegiatan pembelajaran banyak siswa yang tidak memperhatikan materi yang diberikan oleh guru. Selain itu juga siswa cenderung lebih aktif di luar materi pelajaran yang sedang dipelajari seperti berbicara dengan teman di luar materi pembelajaran, berjalan-jalan menghampiri teman dan melakukan aktivitas fisik di luar materi yang diberikan.

Aktivitas siswa di luar materi pelajaran mengakibatkan siswa banyak bertanya kepada guru tentang penjelasan yang sudah disampaikan oleh guru. Sehingga dengan berbagai masalah tersebut materi yang diberikan guru tidak bisa diterima secara maksimal oleh siswa. Hal ini juga yang menyebabkan hasil belajar siswa terutama pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan masih rendah. Dengan demikian proses pembelajaran menjadi belum efektif, sehingga tujuan pembelajaran belum dapat tercapai secara optimal. Berikut ini merupakan tabel nilai rata-rata ulangan harian kelas II Semester Genap SD Muhammadiyah Karangtengah Bantul Yogyakarta.


(20)

5

Tabel 1. Nilai Rata-rata Ulangan Harian Kelas II Semester Genap

Mata Pelajaran Nilai KKM

Matematika 72,22 75

Pendidikan Kewarganegaraan 64,85 75

Bahasa Indonesia 83,88 75

Ilmu Pengetahuan Sosial 77,11 75

Ilmu Pengetahuan Alam 73,07 75

Bahasa Jawa 70,59 75

SBK 77,07 75

Batik 76,88 75

Berdasarkan tabel nilai di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata Pendidikan Kewarganegaraan masih rendah dibandingkan dengan nilai rata-rata mata pelajaran lainnya. Nilai rata-rata Pendidikan Kewarganegaraan 64,85 juga masih belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75,00.

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas II SD ini memiliki materi pelajaran tentang tolong-menolong yang masih sulit untuk disampaikan oleh guru dengan baik. Guru merasa kesulitan dalam menyampaikan materi tersebut karena tidak mendapatkan perhatian maksimal dari siswa di dalam kelas. Materi tolong-menolong dapat disampaikan dengan berbagai jenis model dan media pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru, dengan tujuan agar siswa mudah memahami materi pelajaran pendidikan kewarganegaraan yang disajikan. Guru harus mampu memilih model pembelajaran atau media apa yang paling tepat untuk diterapkan dalam pembelajaran sesuai dengan materi yang sedang diberikan. Kreativitas guru dalam pengembangan media atau model sangat


(21)

6

diperlukan untuk meningkatkan konsentrasi dan hasil belajar siswa. Nilai pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan akan lebih bagus, jika metode atau media pembelajaran yang digunakan bervariasi dan menyenangkan untuk memotivasi siswa untuk belajar, sehingga kesulitan dengan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan nilai yang diperolehnya akan baik.

Media yang dapat digunakan untuk pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan cukup banyak, dapat disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan fasilitas yang tersedia di sekolah. SD Muhammadiyah Karangtengah ini memiliki Lab Komputer yang mampu dimanfaatkan dengan maksimal dalam kegiatan pembelajaran menggunakan video animasi. Salah satu media yang dapat menarik perhatian siswa pada materi tolong menolong adalah media pembelajaran video animasi yang berjudul “Mencari Sahabat” yang diproduksi oleh Balai Teknologi Komunikasi Pendidikan (BTKP). Media video animasi mencari sahabat ini memiliki nilai-nilai yang baik dalam alur ceritanya, seperti tolong menolong, saling memaafkan, tidak putus asa yang sesuai dengan materi tolong menong pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Melihat permasalahan dan keadaan sekolah yang memiliki Lab Komputer, peneliti mencoba untuk melakukan penelitian eksperimen apakah lab itu berpengaruh terhadap hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan jika lab itu digunakan.


(22)

7

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Media Pembelajaran Video Animasi terhadap Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Kelas 2 SD Muhammadiyah Karangtengah Bantul Yogyakarta”.


(23)

8 B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar belakang masalah diatas terdapat masalah-masalah yang berkaitan dengan penelitian ini. Masalah tersebut di identifikasi sebagai berikut:

1. Metode yang digunakan dalam pembelajaran masih didominasi oleh metode ceramah dengan sedikit sekali media pendukung.

2. Konsentrasi dan perhatian siswa terhadap materi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang diberikan masih kurang.

3. Hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan masih rendah dibandingkan dengan nilai mata pelajaran yang lainnya.

4. Penyampaian materi Pendidikan Kewarganegaraan oleh guru kurang menarik perhatian siswa.

5. Belum diketahuinya pengaruh penggunaan media pembelajaran video animasi terhadap hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan kelas II SD di SD Muhammadiyah Karangtengah Bantul Yogyakarta.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan yang ada dalam penelitian ini, maka penelitian ini akan dibatasi pada “Pengaruh Media Pembelajaran Video Animasi terhadap Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Kelas 2 SD Muhammadiyah Karangtengah Bantul Yogyakarta”.


(24)

9 D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “Apakah ada Pengaruh Media Pembelajaran Video Animasi terhadap Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Kelas II SD Muhammadiyah Karangtengah Bantul Yogyakarta?”

E. Tujuan Penelitan

Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran video animasi terhadap hasil belajar pendidikan kewarganegaraan kelas II SD Muhammadiyah Karangtengah Bantul Yogyakarta.

F. Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi akan pengaruh penggunaan media video animasi dalam proses belajar mengajar Pendidikan Kewarganegaraan kelas II SD di SD Muhammadiyah Karangtengah Bantul Yogyakarta. Adapun secara detail manfaat penelitian tersebut diantaranya:

1. Manfaat bagi siswa

a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih mengembangkan kemampuan dirinya dan meningkatkan konsentrasi dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan.


(25)

10

b. Menyelesaikan permasalahan pada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dengan menarik siswa untuk fokus dalam kegiatan pembelajaran.

c. Membantu siswa meningkatkan hasil belajar pendidikan kewarganegaraan melalui media pembelajaran video animasi. 2. Manfaat bagi guru

a. Guru dapat meningkatkan kemampuannya dalam menggunakan media pembelajaran video animasi sebagai salah satu pemilihan media dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan.

b. Melalui penelitian ini guru dapat meningkatkan konsentrasi dan hasil belajar siswa.

3. Manfaat bagi sekolah

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah dalam meningkatkan hasil belajar siswa atau meningkatkan kualitas pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di Sekolah Dasar.

4. Manfaat bagi peneliti

Dapat menambah pengalaman, pengetahuan dan mempelajari lebih dalam tentang media pembelajaran video animasi untuk pendidikan kewarganegaraan kelas II SD saat melakukan penelitian.


(26)

11 BAB II KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar 1. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan di SD

Seperti halnya mata pelajaran yang lain, Pendidikan Kearganegaraan (PKn) juga memiliki tujuan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik agar dapat tumbuh menjadi warga negara yang baik (good citizen). Sesuai dengan yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (Wuri Wuryandani dan Fathurrohman, 2012: 9) tujuan mata pelajaran PKn adalah untuk memberikan kompetensi-kompetensi kepada siswa sebagai berikut:

a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan yang sedang terjadi.

b. Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersamadengan bangsa-bangsa yang lain dengan baik,

d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi semaksimal mungkin.


(27)

12

Melihat tujuan mata pelajaran PKn di atas dapat disimpulkan bahwa di dalamnya memuat aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Untuk dapat mencapai tujuan mata pelajaran PKn tersebut secara maksimal, maka guru perlu menyusun strategi pembelajaran yang digunakan di dalam kelas yang dapat sesuai dengan masing-masing aspek pembelajaran dan karakteristik siswa atau peserta didik. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sudah diberikan kepada anak sejak SD kelas dasar untuk membentuk karakteristik kewarganegaraan yang baik. Pendidikan Kewarganegaraan sangat penting diberikan kepada anak sejak dini agar siswa mampu memiliki pengetahuan yang luas yang baik dan mampu menjadi warga negara yang berguna bagi bangsa dan negara di masa depan.

2. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan memiliki ruang lingkup yang cukup banyak. Badan Standar Nasional Pendidikan (Wuri Wuryandani dan Fathurrohman, 2012: 10-11) menguraikan ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sebagai berikut:

a. Persatuan dan Kesatuan Bangsa, meliputi: hidup rukun dalam perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, sumpah pemuda, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan. b. Norma, Hukum dan Peraturan, meliputi: tertib dalam kehidupan


(28)

13

peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistim hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional.

c. Hak Asasi Manusia meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM, pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.

d. Kebutuhan Warga Negara meliputi: hidup gotong royong, harga diri sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warga negara.

e. Konstitusi Negara meliputi: proklamasi kemerdekaan dan, konstitusi yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi.

f. Kekuasan dan Politik,_meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem pernerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi. g. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, pengamalan nilai, nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka.

h. Globalisasi meliputi: globalisasi di, lingkungannya, politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan


(29)

14

internasional dan organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi.

Dari beberapa ruang lingkup Pendidikian Kewarganegaraan diatas, salah satu ruang lingkup yang terkait dengan penelitian ini adalah ruang lingkup Kebutuhan Warga Negara. Ruang lingkup Kebutuhan Warga Negara tersebut meliputi hidup gotong royong, harga diri sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warga negara. Hidup bergotong royong sebagai warga masyarakat yang baik ini merupakan salah satu materi pelajaran yang diberikan pada kelas II Sekolah Dasar.

3. Tinjauan Tentang Belajar dan Pembelajaran a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Menurut Slameto (2003:2), secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.

Menurut Arief S. Sadiman (2006: 2), belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya tingkah laku


(30)

15

dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan

Menurut Vygotsky (Asri Budiningsih, 2005: 100-103), ada konsep-konsep penting teori sosiogenesis tentang perkembangan kognitif yang sesuai dengan revolusi-sosiokultural dalam teori pembelajaran adalah hukum genetik tentang perkembangan ( genetic law of development), zona perkembangan proksimal ( zone proxiimal of development), dan mediasi.

Ketiga konsep diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kelompok ini melibatkan orang banyak dan harus ada yang mendampingi. Seperti halnya zona perkembangan proksimal ( zone of proximal development ), menurut Vygotsky (dalam Asri Budingsih, 2005: 101-102 ) juga mengemukakan konsepnya tentang zona perkembangan proksimal (zone of proximal development) sebagai berikut:

“Perkembangan kemampuan seseorang dapat dibedakan ke dalam dua tingkat, yaitu tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial. Tingkat perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri. Ini disebut sebagai kemampuan intramental. Sedangkan tingkat perkembangan potensial tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesailan tugas-tugas dan memecahkan masalah ketika dibawah bimbingan orang dewasa atau ketika berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten. Ini disebut sebagai kemampuan intermental. Jarak antara keduanya, yaitu tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial ini disebut zona perkembangan proksimal”.

Dari berbagai pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu proses usaha seseorang


(31)

16

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup. Penelitian ini menggunakan bantuan media video animasi untuk menyampaikan materi Pendidikan Kewarganegaraan yang masih belum dipahami dengan maksimal oleh siswa.

b. Karakteristik Peserta Didik

Mengenal karakteristik peserta didik dapat dilihat oleh pendidik dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan disekolah. Seorang pendidik yang baik dapat melihat dan mengamati bagaimana karakteristik peserta didik sehingga mampu menetapkan rancangan proses belajar mengajar yang sesuai dengan karakteristik peserta didik tersebut. Penetapan rencana pembelajaran yang tidak sesuai dengan karakteristik peserta didik akan berdampak kepada hasil yang tidak memenuhi harapan.

Rita Eka Izzaty, dkk, (2008: 4-6) berpendapat bahwa perspektif sepanjang rentang kehidupan manusia menjelaskan ada tujuh karakteristik dasar yang harus dipahami untuk melihat perkembangan manusia, yaitu:

1) Perkembangan adalah seumur hidup. Perkembangan individu menyangkut berbagai macam perubahan dari hasil interaksi manusia dan akan berlangsung secara berkesinambungan sepanjang siklus


(32)

17

kehidupan. Perkembangan dimulai sejak manusia lahir di dunia hingga manusia mengalami kematian.

2) Perkembangan sifat multidimensional. Perkembangan individu terdiri dari berbagai macam dimensi atau ranah perkembangan seperti faktor fisik tubuh manusia, intelektual atau kecerdasan yang menyangkut perkembangan kognitif dan bahasa, emosi, sosial dan moral manusia.

3) Perkembangan adalah multi direksional. Ranah-ranah perkembangan mengalami perubahan dengan arah tertentu. Sebagai contoh, pada masa bayi perkembangan yang tumbuh pesat adalah ranah fisik, yang kecepatan arah pertumbuhannya tidak sama dengan ranah yang lain. Sementara pada masa kanak-kanak awal, perkembangan emosi dan sosial berkembang lebih pesat dibanding dengan perkembangan yang lain. Perkembangan pada setiap individu memiliki kecepatan yang berbeda sesuai dengan tahapan tertentu.

4) Perkembangan bersifat lentur (plastis). Hal ini berarti perkembangan berbagai ranah dapat distimulasi untuk berkembang secara maksimal. Sebagai contoh, kelenturan berpikir anak-anak dapat diasah sejak dini dengan memberikan latihan-latihan pada anak untuk terbiasa memecahkan masalah dengan baik dengan berbagai macam cara dari hasil eksplorasi dan pemahaman anak terhadap masalah tersebut.


(33)

18

5) Perkembangan selalu melekat dengan sejarah. Bagaimanapun perkembangan individu tidak dapat lepas dengan keadaan di sekitarnya. Sebagai contoh, perkembangan emosi pada era 66-an dan 90-an akan menyebabkan individu yang hidup pada dua era yang berbeda akan memiliki kekhasan sendiri dalam merespon sesuatu. 6) Perkembangan bersifat multidispliner. Berbagai macam ahli dan

peneliti dari disiplin ilmu seperti psikologi, sosiologi, antropologi, neurosains, kesehatan mental, kedokteran mempelajari perkembangan manusia dengan berbagai macam persoalannya. 7) Perkembangan bersifat kontekstual. Hal ini berarti bahwa

perkembangan individu mengikuti kondisi saat itu. Perkembangan bersifat kontekstual secara lebih dalam dapat dipahami dengan menghubungkan tiga komponen, yaitu:

a) Pengaruh tingkat usia secara normatif, yaitu adanya pengaruh biologis dari lingkungan yang sama pada kelompok terentu. b) Pengaruh keadaan sejarah secara normatif, yaitu adanya

pengaruh biologis dari lingkungan yang dihubungkan dengan sejarah.

c) Pengaruh peristiwa kehidupan yang non-normatif, yaitu peristiwa kehidupan yang tidak biasa, yang tidak terjadi pada semua orang dan seringkali tidak bisa diramalkan.


(34)

19

Menurut Rita Eka Izzaty, dkk, (2008: 7-6) manfaat mempelajari Perkembangan Peserta didik dapat dirasakan pendidik dan peserta didik, yaitu:

1) Bagi Pendidik

a) Memberikan gambaran tentang perkembangan manusia sepanjang rentang kehidupan beserta faktor-faktor yang mempengaruhiny, yang meliputi aspek fisik, intelektual, emosi, sosial, dan moral.

b) Memberikan gambaran tentang bagaimana proses pembelajaran yang tepat sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik 2) Bagi Peserta Didik

a) Memiliki pengetahuan tentang konsep-konsep perkembangan peserta didik sebagai individu maupun makhluk sosial dalam menjalani tahapan perkembangan dari pranatal hingga lanjut usia

b) Mampu menerapkan pengetahuan yang dimiliki dalam proses pembelajaran sesuai dengan tahapan perkembangannya

Sejak lahir sampai usia tertentu anak akan mengalami perkembangan sesuai dengan kemampuannya. Piaget ( dalam Asri Budiningsih, 2005: 37) membagi tahap-tahap perkembangan kognitif menjadi empat yaitu:


(35)

20

a. Tahap sensorimotor (umur 0-2 tahun)

Pertumbuhan kemampuan anak tampak dari kegiatan motorik dan persepsinya yang sederhana. Ciri pokok perkembangannya berdasarkan tindakan, dan dilakukan langkah demi langkah. Kemampuan yang dimilikinya antara lain:

1) Melihat dirinya sendiri sebagai mahkluk yang berbeda dengan objek di sekitarnya.

2) Mencari rangsangan melalui sinar lampu dan suara. 3) Suka memperhatikan sesuatu lebih lama.

4) Mendefinisikan sesuatu dengan memanipulasinya.

5) Memperhatikan objek sebagai hal yang tetap, lalu ingin merubah tempatnya.

b. Tahap preoperasional (umur 2-7/8 tahun)

Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah pada penggunaan simbol atau bahasa tanda, dan mulai berkembangnya konsep-konsep intuitif. Tahap ini dibagi menjadi dua, yaitu preoperasional dan intuitif. Preoperasional (umur 2-4 tahun), anak telah mampu menggunakan bahasa dalam mengembangkan konsepnya, walaupun masih sangat sederhana. Maka sering terjadi kesalahan dalam memahami objek. Karakteristik tahap ini adalah:


(36)

21

1) Self counter nya sangat menonjol.

2) Dapat mengklasifikasikan objek pada tingkat dasar secara tunggal dan mencolok.

3) Tidak mampu memusatkan perhatian pada objek-objek yang berbeda.

4) Mampu mengumpulkan barang-barang menurut kriteria, termasuk kriteria yang benar.

5) Dapat menyusun benda-benda secara berderet, tetapi tidak dapat menjelaskan perbedaan antara deretan.

Tahap intuitif (umur 4-7 atau 8 tahun), anak telah dapat memperoleh pengetahuan berdasarkan pada kesan yang agak abstraks. Dalam menarik kesimpulan sering tidak diungkapkan dengan kata-kata. Oleh sebab itu, pada usia ini anak telah dapat mengungkapkan isi hatinya secara simbolik terutama bagi mereka yang memilik pengalaman yang luas. Karakteristik tahap ini adalah:

a) Anak dapat membentuk kelas-kelas atau kategori objek, tetapi kurang disadarinya.

b) Anak mulai mengetahui hubungan secara logis terhadap hal-hal yang lebih kompleks.

c) Anak dapat melakukan sesuatu terhadap sejumlah ide.

d) Anak mampu memperoleh prinsip-prinsip secara benar. Dia mengerti terhadap sejumlah objek yang teratur dan cara mengelompokkanya. Anak kekekalan masa pada usia 5 tahun,


(37)

22

kekekalan berat pada usia 6 tahun, dan kekekalan volume pada usia 7 tahun. Anak memahami bahwa jumlah objek adalah tetap sama meskipun objek itu dikelompokkan dengan cara yang berbeda.

c. Tahap operasional konkret (umur 7 atau 8-11 atau 12 tahun)

Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis, dan ditandai adanya reversible dan kekekalan. Anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat konkret. Operation adalah suatu tipe tindakan untuk memanipulasi objek atau gambaran yang ada di dalam dirinya. Karenanya kegiatan ini memerlukan proses transformasi informasi ke dalam dirinya sehingga tindakannya lebih efektif. Anak sudah tidak perlu coba- coba dan membuat kesalahan, karena anak sudah dapat berpikir dengan menggunakan model “kemungkinan” dalam melakukan kegiatan tertentu. Ia dapat menggunakan hasil yang telah dicapai sebelumnya. Anak mampu menangani sistem klasifikasi.

Namun sesungguhnya anak telah mampu melakukan pengklasifikasian, pengelompokan dan pengaturan masalah (Ordering problems) ia tidak sepenuhnya menyadari adanya prinsip-prinsip yang terkandung di dalamnya. Namun taraf berpikimya sudah dapat dikatakan maju. Anak sudah tidak memusatkan diri pada karakteristik perseptual pasif. Untuk menghindari keterbatasan


(38)

23

berpikir anak perlu diberi gambaran konkret, sehingga ia mampu menelaah persoalan. Sungguhpun demikian anak usia 7-12 tahun masih memiliki masalah mengenai berpikir abstrak.

d. Tahap Operasional formal (umur 11/12-18 tahun)

Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mampu berpikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola berpikir “kemungkinan. Model berpikir ilmiah dengan tipe hipothetico-de- ductive dan inductive sudah mulai dimiliki anak, dengan kemampuan menarik kesimpulan, menafsirkan dan mengembangkan hipotesa. Pada tahap ini kondisi berpikir anak sudah dapat:

1) Bekerja secara efektif dan sistematis.

2) Menganalisis secara kombinasi. Dengan demikian telah diberikan dua kemungkinan penyebabnya, misalnya C1 dan C2 menghasilkan R, anak dapat merumuskan beberapa kemungkinan.

3) Begikir secara porposional, yakni menentukan macam-macan proporsional tentang Cl, C2, dan R misalnya.

4) Pada tahap ini mula-mula Piaget percaya bahwa sebagiar remaja mencapai formal operations paling lambat pada usia 15 tahun. Tetapi berdasarkan penelitian maupun studi selanjutnya menemukan bahwa banyak siswa bahkan


(39)

24

mahasiswa walaupun usianya telah melampaui, belum dapat melakukan formal-operations.

Tahap perkembangan anak kelas 2 SD ini berada pada usia 7-12 tahun. Pada tahap ini peserta didik memasuki tahap operasional konkret. Tahap operasional konkret (umur 7 atau 8-11 atau 12 tahun). Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis, dan ditandai adanya reversible dan kekekalan. Anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat konkret. Operation adalah suatu tipe tindakan untuk memanipulasi objek atau gambaran yang ada di dalam dirinya. Karenanya kegiatan ini memerlukan proses transformasi informasi ke dalam dirinya sehingga tindakannya lebih efektif. Apabila peserta didik usia 7-12 tahun dihadapkan oleh penjelasan saja dan tidak didukung oleh gambaran riil/nyata, pengetahuan yang diserap peserta didik tidak akan tertanam dengan maksimal. Artinya dalam proses pembelajaran guru harus memanfaatkan media termasuk dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Dalam penelitian ini, penyampaian materi tolong-menolong dengan menggunakan media video animasi. Penggunaan media video animasi ini bertujuan untuk mengkonkretkan dan memperjelas isi atau pesan dari materi yang akan diberikan kepada siswa.


(40)

25

4. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SD

Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang melibatkan interaksi antara guru dengan siswanya untuk mencapai kompetensi dasar yang telah dirumuskan sebelumnya. Dengan adanya interaksi dalam pembelajaran, diharapkan dapat tercapainya pembelajaran yang efektif karena adanya timbal balik antara guru dengan siswa sehingga dapat tercapainya tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar atau atau standar kompetensi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Menurut Wuri Wuryandani & Fathurrohman (2012: 9) Standar kompetensi dan kompetensi dasar merupakan tujuan yang akan dicapai guru melalui proses belajar mengajar. Setiap guru harus mampu mengembangkan kegiatan pembelajaran yang dapat diterima oleh siswa sehingga siswa dapat memahami dengan materi yang diajarkan oleh guru. Berikut ini diuraikan tentang standar kompetensi dan kompetensi dasar Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah dasar yang termuat dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan kelas II, semester 1:

Tabel 2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1. Membiasakan hidup bergotong

royong

1.1 Mengenal pentingnya hidup rukun, saling berbagi dan tolong menolong

1.2 Melaksanakan hidup rukun, saling berbagi dan tolong menolong di rumah dan di sekolah


(41)

26

Standar kompetensi dan kompetensi dasar di atas merupakan kompetensi yang digunakan dalam pembelajaran kelas II SD semester 1. Penelitian ini berhubungan dengan kompetensi dasar mengenal pentingnya hidup rukun, saling berbagi dan tolong menolong. Kompetensi dasar tersebut dapat dicapai dengan berbagai cara yang mampu diterapkan oleh guru. Pada materi tolong menolong, guru menjelaskan tolong menolong kepada siswa dengan bantuan media pembelajaran video animasi. Media video animasi dalam pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami materi yang disampaikan sehingga siswa tidak mudah bosan ketika guru menjelaskan.

B. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran Video Animasi 1. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Arief S. Sadiman (2006: 6-7) Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.

Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disapaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan


(42)

27

melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media. Dengan demikian, anak didik lebih mudah mencerna bahan daripada tanpa batuan media

Menurut Rossi dan Breidle (dalam Wina Sanjaya 2008: 204) media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya. Menurut Rossi, alat-alat semacam radio dan televisi kalau digunakan dan di program untuk pendidikan, maka merupakan media pembelajaran.

Selain pengertian di atas, ada juga yang berpendapat bahwa media pengajaran meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Hardware adalah alat-alat yang dapat mengantar pesan seperti Over Head Projector, radio, televisi, dan sebagainya. Sedangkan software adalah isi program yang mengandung pesan seperti informasi yang terdapat pada transparasi atau buku dan bahan-bahan cetakan lainnya, cerita yang terkandung dalam film atau materi yang disuguhkan dalam bentuk bagan, grafik, diagram, dan lain sebagainya.

Media pembelajaran sangat penting untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Dari penjelasan berbagai ahli diatas, media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan. Berbagai media yang semakin berkembang jika digunakan dan di program untuk pendidikan, maka merupakan media


(43)

28

pembelajaran. Kegiatan pembelajaran di kelas II SD Muhammadiyah karangtengah ini sangatlah memerlukan media pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan. Media pembelajaran dapat menarik perhatian siswa agar senang untuk mempelajari materi yang diberikan.

b. Media sebagai Alat Bantu Pembelajaran

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2006: 121) Media sebagai alat bantu dalam proses mengajar adalah suatu kenyatan yang tidak mampu dipungkiri. Karena memang gurulah yang menghendakinya untuk membantu tugas guru menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru kepada anak didik. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh setiap anak didik, terutama bahan pelajaran yang rumit atau kompleks.

Menurut Arief S. Sadiman (2006: 7) Pada mulanya media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar guru (teaching aids). Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, misalnya gambar, model, objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkret, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa.

Menurut Wina Sanjana (2008: 205-210) proses belajar mengajar hakikatnya adalah proses komunikasi, dimana guru berperan sebagai pengantar pesan dan siswa sebagai penerima pesan. Pesan


(44)

29

yang dikirim oleh guru berupa isi/materi pelajaran yang dituangkan kedalam simbol-simbol komunikasi baik verbal (kata-kata dan tulisan) maupun nonverbal, proses ini dinamakan encoding.

Gambar 2.1 Proses komunikasi

Dalam konteks komunikasi seperti di atas, fungsi media adalah sebagai alat bantu untuk guru dalam mengomunikasikan pesan, agar proses komunikasi berjalan dengan baik dan sempurna sehingga tidak mungkin lagi ada kesalahan. Guru SD ini berperan sebagai pengirim pesan dan siswa sebagai penerima pesan. Media pembelajaran berperan sebagai alat bantu guru sehingga materi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dapat diserap dengan baik oleh siswa. c. Fungsi dan manfaat penggunaan media Pembelajaran

1) Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu

Peristiwa-peristiwa penting atau objek yang langka dapat diabadikan dengan foto, film, atau direkam memalui video atau audio, kemudian peristiwa itu dapat disimpan dan dapat digunakan manakala diperlukan.

2) Memanipulasi keadaan, peristiwa atau objek tertentu

Melalui media pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersifat abstrak menjadi konkret sehingga Pengirim

Pesan PESAN PESAN

Penerima Pesan


(45)

30

mudah dipahami dan dapat menghilangkan bahan pelajaran tentang sistem peredaran darah pada manusia, dapat disajikan melalui film

3) Menambah gairah dan motivasi belajar siswa

Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat.

4) Media pembelajaran memiliki nilai praktis sebagai berikut: a) Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang

dimiliki siswa.

b) Media dapat mengatasi batas ruang kelas. Hal ini terutama untuk menyajikan bahan belajar yang sulit dipahami secara langsung oleh peserta.

c) Media dapat memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara peserta dengan lingkungan.

d) Media dapat menghasilkan keseragaman pengamatan. e) Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, nyata,

dan tepat.

f) Media dapat membangkitkan keinginan dan minat baru. g) Media dapat mengontrol kecepatan belajar siswa.

h) Media dapat memberikan pengalaman yang menyeluruh dari hal-hal yang konkret sampai yang abstrak.


(46)

31

Secara garis besar dari berbagai fungsi dan manfaat penggunaan media pembelajaran antara lain. Melalui media pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersifat abstrak menjadi konkret sehingga mudah dipahami oleh siswa. Media video animasi mampu memberikan contoh secara konkret maupun abstrak, misalkan bagaimana banjir itu terjadi, tolong menolong itu bagaimana dan sebgainya. Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat. Media pembelajaran sering digunakan karena memang memiliki keunggulan dalam menarik perhatian siswa.

d. Klasifikasi media pembelajaran

Menurut Rudy Brets (dalam Wina sanjaya 2008: 212) ada 7 (tujuh) klasifikasi media, yaitu:

1. Media audiovisual gerak, seperti: film suara, pita video, film tv 2. Media audiovisual diam, seperti: film rangkai suara.

3. Audio semigerak, seperti:.tulisan jauh bersuara 4. Media visual bergerak, seperti, film bisu.

5. Media visual diam, seperti: halaman cetek, foto, microphone, slide bisu.

6. Media audio, seperti: radio, telepon, pita audio.


(47)

32

Menurut Udin Saripuddin dan Winataputra (Syaiful Bahri Djamarah 2006: 122) mengelompokkan sumber-sumber belajar menjadi lima kategori, yaitu manusia, buku/perpustakaan, media massa, alam lingkungan, dan media pendidikan. Karena itu, sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang.

Media pendidikan merupakan salah satu sumber belajar yang ikut membantu guru menambah wawasan anak didik. Begitu banyak macam bentuk dan jenis media pendidikan yang digunakan oleh guru menjadi sumber ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi anak didik. Media sebagai sumber belajar diakui sebagai alat bantu auditif, visual, dan audiovisual dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan ketiga jenis sumber belajar ini tidak sembarangan, tetapi harus disesuaikan dengan perumusan tujuan instruksional, dan tentu saja dengan kompetensi guru itu sendiri, dan faktor-faktor lain yang berpengaruh dalam kegiatan pembelajaran.

2. Tinjauan Tentang Video Animasi a. Pengertian Video

Video adalah teknologi untuk menangkap, merekam, memproses, mentransmisikan dan menata ulang gambar bergerak. Istilah video berasal dari bahasa latin yaitu dari kata vidi atau visum yang artinya melihat atau mempunyai daya penglihatan. Video


(48)

33

menyediakan satu cara penyaluran informasi yang amat menarik dan langsung. Menurut kamus besar bahasa Indonesia video merupakan teknologi pengiriman sinyal elektronik dari suatu gambar bergerak.

Sedangkan di sisi lain menurut munir (2012: 289) Menyatakan bahwa video adalah “sumber atau media yang paling dinamik serta efektif dalam menyampaikan suatu informasi, karena penggunaan video dalam multimedia interaktif akan memberikan pengalama baru”. Disisi lain menurut Agnew dan Kelleman (dalam Munir, 2012: 290) mendefinisikan bahwa video adalah “media digital yang menunjukan susunan atau urutan gambar-gambar dan memberikan ilusi, gambaran serta fantasi pada gambar yang bergerak”.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli yang telah dikemukakan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa video merupakan media pembelajaran yang menarik dan efektif dalam menyampaikan informasi pembelajaran karena didalam video tersebut terdapat gambar yang bergerak dan suara sehingga mampu memberikan kesan yang berbeda pada penonton (siswa) pada saat proses pembelajaran. Dalam pembelajaran materi pembelajaran mengenai tolong-menolong dapat disampaikan kepada siswa melalui media video animasi. Video animasi yang berjudul “Mencari Sahabat” memiliki nilai-nilai yang terdapat pada materi tolong-menolong tersebut sehingga mampu digunakan untuk membantu guru dalam menyampaikan materi.


(49)

34 b. Jenis-jenis video

Munir (2012:304-315) mengungkapkan bahwa jenis-jenis video ada beberapa yaitu:

1) Video Streaming, merupakan salah satu cara untuk mengetahui informasi atau berita secara audio maupun visual dari seluruh dunia melalui internet.

2) Video conference, merupakan penggunaan komputer jaringan yang memungkinkan penggunanya melakukan interaksi berupa gambar dan suara.

3) Video Teleconference, merupakan telekomunikasi dengan menggunakan audio dan video sehingga terjadi pertemuan di tempat yang berbeda-beda.

Sedangkan menurut Rayandra Asyar (2012:74) mengungkapkan bahwa jenis-jenis video ada 3 yaitu:

1) Video Disk, mempunyai keunggulan yaitu kapasitas penyimpanan yang fleksibel (dapat menyimpan 54.000 image, baik suara maupun gambar).

2) Video Cassette, mempunyai keunggulan seperti lebih ringkas dan lebih mudah untuk produksi lokal.

3) Video DVD, piringan optic yang digunakan untuk menyimpan data dengan kapasitas lebih besar (7 x kapasitas cd)


(50)

35

Video pembelajaran animasi yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam jenis Video DVD. Video DVD, piringan optik yang digunakan untuk menyimpan data dengan kapasitas lebih besar (7 x kapasitas CD). Video pembelajaran animasi yang digunakan adalah video pembelajaran animasi yang diproduksi oleh Balai Teknologi Komunikasi Pendidikan (BTKP). BTKP merupakan Balai yang dimiliki oleh negara yang bertujuan untuk mengembangakan media pembelajaran ataupun sarana belajar bagi siswa. Media yang sudah diproduksi oleh BTKP sangat banyak mulai dari audio pembelajaran, video pembelajaran, JB radio pembelajaran, animasi pembelajaran dan masih banyak lagi media yang diproduksi oleh BTKP.

c. Keunggulan dan kelemahan video

Munir (2012: 295) mengungkapkan bahwa video mempunyai keunggulan maupun kelemahan, diantaranya adalah: Keunggulan video menurut Munir adalah:

1) Menjelaskan suatu keadaan nyata dari suatu proses, fenomena, atau kejadian.

2) Sebagai bagian terintegrasi dengan media lain seperti: teks atau gambar.

3) Pengguna dapat mengulang pemutaran video pada bagian-bagian tertentu untuk melihat gambar yang lebih fokus.

4) Cocok untuk mengerjakan materi dalam ranah perilaku atau psikomotorik.

5) Kombinasi video dengan audio lebih efektif dan cepat dalam menyampaikan pesan dibandingkan media teks.


(51)

36

Munir (2012: 295) juga mengungkapkan kelemahan dari video, diantaranya adalah :

a) Video tidak detail dalam penjelasan materi karena peserta didik harus mampu mengingat dari setiap scane ke skane.

b) Belajar dengan video dianggap lebih mudah dibandingkan dengan teks sehingga siswa kurang kurang terdorong untuk lebih aktif didalam berinteraksi dengan materi.

Disisi lain kelebihan dan kelemahan menurut Azhar Arsyad (dalam Sukiman, 2012: 188-190) media video adalah sebagai berikut: Keunggulan video adalah:

i. Film dan video dapat melengkapi pengalaman belajar peserta didik ketika membaca, berdiskusi, berpraktik, dan lain lain.

ii. Dapat menggambarkan suatu proses dengan tepat yang dapat disaksikan secara berulang-ulang.

iii. Mendorong dan meningkatkan motivasi serta sikap dari segi-segi afektif

iv. Video yang mangandung nilai-nilai postif dapat mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok peserta didik.

v. Dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya bisa dilihat secara langsung.

vi. Video dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau kelompok kecil, heterogen, maupun, perorangan.

vii. Dapat memangkas keterbatasan ruang dan waktu.

Azhar Arsyad (dalam Sukiman, 2012: 188-190) juga mengungkapkan kelemahan dari video, diantaranya adalah:

1) Umumnya memerlukan biaya mahal dan waktu yang banyak. 2) Pada saat gambar digerakkan secara terus menerus kemungkinan

ada peserta didik yang tidak bisa menangkap informasi dari video yang diputar.


(52)

37

3) Video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan .

d. Animasi

Animasi merupakan salah satu media pembelajaran berbasis komputer yang bertujuan untuk memaksimalkan efek visual dan memberikan interaksi berkelanjutan sehingga pemahaman siswa dalam pembelajaran suatu materi dapat meningkat. Menurut Utami (2007) menyatakan ada tiga jenis format animasi:

1) Animasi tanpa sistem kontrol, animasi ini hanya memberikan gambaran kejadian sebenarnya (behavioural realism), tanpa ada kontrol sistem. Misal untuk pause, memperlambat kecepatan pergantian frame, Zoom in, Zoom Out, bisa jadi animasi terlalu cepat, pengguna tidak memiliki waktu yang cukup untuk memperhatikan detil tertentu karena tidak ada fasilitas untuk pause dan zoom in.

2) Animasi dengan sistem kontrol, animasi ini dilengkapi dengan tombol kontrol. Hal ini memungkinkan pengguna untuk menyesuaikan animasi dengan kapasitas pemrosesan informasi mereka. Namun kekurangannya, terletak pada pengetahuan awal (prior knowledge) atas materi yang dipelajari menyebabkan murid tidak tahu mana bagian yang penting dan harus diperhatikan guna memahami materi dan yang tidak. Seringkali murid lebih


(53)

38

memperhatikan bagian yang tampak lebih menonjol secara perseptual.

3) Animasi manipulasi langsung (Direct-manipulation Animation

(DMA)). DMA menyediakan fasilitas untuk pengguna berinteraksi langsung dengan control navigasi (misal tombol dan slider). Pengguna bebas untuk menentukan arah perhatian dan kejadiannya dapat diulang.

e. Kelebihan dan Kekurangan Animasi

Sebagai media ilmu pengetahuan animasi memiliki kemampuan untuk dapat memaparkan sesuatu yang rumit atau komplek untuk dijelaskan dengan hanya gambar dan kata-kata saja. Dengan kemampuan ini maka animasi dapat digunakan untuk menjelaskan suatu materi yang secara nyata tidak dapat terlihat oleh mata, dengan cara melakukan visualisasi maka materi yang dijelaskan dapat tergambarkan.

Animasi yang digunakan baik pada penjelasan konsep maupun contoh-contoh, selain berupa animasi statis auto-run atau diaktifkan melalui tombol, juga bisa berupa animasi interaktif dimana pengguna (siswa) diberi kemungkinan berperan aktif dengan merubah nilai atau posisi bagian tertentu dari animasi tersebut. Urutan kegiatan belajaranya dapat meliputi : melihat contoh, mengerjakan soal latihan, menerima informasi, meminta penjelasan, dan mengerjakan soal/evaluasi (Suwarna, 2007).


(54)

39

Menurut Harun dan Zaidatun (2004) animasi seperti media-media lain mempunyai peranan yang tersendiri dalam bidang pendidikan khususnya untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran. Berikut merupakan beberapa kepentingan atau kelebihan animasi apabila digunakan dalam bidang pendidikan:

1) Animasi mampu menyampaikan sesuatu konsep yang kompleks secara visual dan dinamik. Ini dapat membuat hubungan atau kaitan mengenai suatu konsep atau proses yang kompleks lebih mudah untuk dipetakan ke dalam pikiran pelajar dan seterusnya membantu dalam proses pemahaman.

2) Animasi digital mampu menarik perhatian pelajar dengan mudah. Animasi mampu menyampaikan suatu pesan dengan lebih baik dibanding penggunaan media yang lain. Pelajar juga mampu memberi ingatan yang lebih lama kepada media yang bersifat dinamik dibanding media yang bersifat statik.

3) Animasi digital juga dapat digunakan untuk membantu menyediakan pembelajaran secara maya. Ini utamanya untuk keadaan dimana perkiraan sebenarnya sukar atau tidak dapat disediakan, membahayakan ataupun mungkin melibatkan biaya yang tinggi.

4) Animasi mampu menawarkan satu media pembelajaran yang lebih menyenangkan. Animasi mampu menarik perhatian, meningkatkan motivasi serta merangsang pemikiran pelajar yang


(55)

40

lebih berkesan. Semuanya akan membantu dalam proses mengurangkan beban kognitif pelajar dalam menerima sesuatu materi pelajaran atau pesan yang ingin disampaikan oleh para pendidik.

5) Persembahan secara visual dan dinamik yang disediakan oleh teknologi animasi mampu memudahkan dalam proses penerapan konsep atau pun demonstrasi.

Adapun kelemahan dari media animasi ialah membutuhkan peralatan yang khusus. Materi dan bahan yang ada dalam animasi sulit untuk dirubah jika sewaktu-waktu terdapat kekeliruan atau informasi yang ada di dalamnya sulit untuk ditambahkan. Animasi dapat digunakan untuk menarik perhatian siswa jika digunakan secara tepat, tetapi sebaliknya animasi juga dapat mengalihkan perhatian dari substansi materi yang disampaikan ke hiasan animatif yang justru tidak penting. Kelemahan animasi menurut Harun dan Zaidatun (2004) adalah:

1) Membutuhkan peralatan yang khusus.

2) Materi dan bahan yang ada dalam animasi sulit untuk dirubah jika sewaktu-waktu terdapat kekeliruan atau informasi yang ada di dalamnya sulit untuk ditambahkan.

3) Animasi dapat digunakan untuk menarik perhatian siswa jika digunakan secara tepat, tetapi sebaliknya animasi juga dapat mengalihkan perhatian dari substansi materi yang


(56)

41

4) disampaikan ke hiasan animatif yang justru tidak penting.

5) Memerlukan kreatifitas dan ketrampilan yang cukup memadai untuk mendesain animasi yang dapat secara efektif digunakan sebagai media pembelajaran.

6) Memerlukan software khusus untuk mengoperasikanya.

3. Pembelajaran Pendidikan Kearganegaraan dengan Menggunakan Video Animasi

a. Identifikasi Program

1) Produksi : Balai Teknologi Komunikasi Pendidikan (BTKP) DIY

Media pembelajaran yang telah diproduksi oleh BTKP bermacam-macam seperti media video, audio, cetak, aplikasi android, animasi dan lain sebagainya. Media-media pembelajaran BTKP yang sudah selesai diproduksi akan dievaluasi oleh beberapa ahli media dan ahli materi agar media tersebut mampu mencapai tujuan dari pembuatan media tersebut. BTKP tidak hanya memproduksi media pembelajaran saja, tetapi juga mengadakan kegiatan yang menunjang siswa dalam pembelajaran seperti lomba Ki Hajar, pameran media, JB Tube dan kegiatan lain yang bermanfaat untuk dunia pendidikan.

2) Judul Video Animasi adalah “Mencari Sahabat”

3) Tingkat pencapaian pengembangan media video ini adalah memahami perilaku mulia seperti jujur, penolong, sopan, hormat.


(57)

42

4) Nama pemain dalam video tersebut : a) Kura-kura (Si Kuri)

b) Landak (Si Dujam) c) Kucing (Si Belang) d) Ayam (Si Hitam) e) Ikan (Si Orin) f) Kepiting (Si Trotol) g) Katak (Si Hijau) h) Kupu-kupu b. Ringakasan Materi

1) Pembuka

Pagi hari yang cerah, air sungai yang berkilau terkena sinar matahari. Sungai itu jernih, sejuk karena disepanjang pinggir sungai pohon-pohon besar menaunginya. Seekor kura-kura bermain dengan temannya ikan, kepiting dan katak di dalam sungai

2) Isi Program

Suatu hari sungai yang digunakan untuk bermain terkena hujan deras yang mengakibatkan banjir yang besar. Landak, Ayam dan kucing terjebak dalam banjir tersebut. Kura-kura mendatangi mereka dan membantu menyeberangkan mereka satu persatu ke tempat yang aman.


(58)

43

Dalam sebuah persahabatan, tidak tidak ditentukan oleh penampilan luar kita. Jika kita mempunyai sifat sabar, baik dan suka menolong pasti semua akan menyayangi kita, Tuhan juga akan menyayangi umat-Nya yang berperilaku mulia. Tetapi jika kita bersikap sebaliknya suka menghina, marah-marah, kasar akan merugikan diri sendiri karena tidak ada yang mau berteman dengan kita.

Ringkasaan materi dalam video animasi tersebut memiliki banyak sikap dan nilai-nilai yang baik untuk diteladani oleh siswa. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah salah satu mata pelajaran yang mempelajari nilai-nilai moral didalamnya. Sehingga materi video animasi ini dapat digunakan dalam penyampaian materi yang mampu menarik perhatian siswa dalam belajar. c. Strategi Pemanfaatan Media

1) Sebelum pembelajaran

Perlu pengantar dari guru untuk menyiapkan siswa mengikuti pembelajaran dengan media ini, salah satunya dapat dimulai dengan memberikan contoh-contoh perbuatan atau perilaku mulia. Kemudian baru dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari.


(59)

44

2) Ketika media digunakan dalam pembelajaran.

Ketika media ini sudah aktif pastikan bahwa siswa sudah siap untuk memperhatikan, biarkan siswa mencari posisi yang paling nyaman sehingga siswa benar-benar menikmati tayangan yang mereka lihat.

3) Setelah media digunakan dalam pembelajaran

Setelah media digunakan, guru dapat memberi penjelasan atau penekanan pada siswa dengan cara menanyakan kepada siswa tentang apa yang mereka lihat dan bertanya tentang media tersebut serta penanaman nilai-nilai terpuji kepada anak-anak yang dapat diteladani sehingga capaian perkembangan yang diharapkan dapat tercapai dan tertanam pada diri anak. Guru juga dapat menanyakan perilaku apa saja yang dapat dicontoh dan mengaitkan cerita dalam video tersebut dengan materi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

C. Tinjauan Tentang Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar

Istilah belajar menurut Bloom dalam Usman dan Setiawati (1993:4), adalah perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu lain dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Sementara belajar menurut W.S. Winkel (2002) adalah suatu aktivitas


(60)

45

mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang dengan lingkungan, dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap yang bersifat relatif konstan dan berbekas. (Susanto, 2013:3-4)

Hasil belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya. (Hamalik, 2008:155)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Pusat Bahasa (2008:1101), hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditujukan dengan nilai tes atau nilai yang diberikan oleh guru. Berdasarkan Pengertian di atas, dapat diartikan bahwa penilaian yang diberikan oleh pendidik atau guru kepada siswa, dapat berupa tes maupun nontes.

Menurut (Susanto, 2003:5), hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Kegitan belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.

Menurut Susanto (2013:6-11) hasil belajar mempunyai beberapa aspek, yaitu :


(61)

46

a) Aspek Kognitif (Pemahaman Konsep)

Pemahaman menurut Bloom (1979:89) adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil observasi yang ia lakukan.

b) Aspek Psikomotor (Keterampilan Proses)

Keterampilan proses menurut Usman dan Setiawati (1993:77), merupakan keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. Dalam melatih keterampilan proses, secara bersamaan dikembangkan pula sikap-sikap yang dikehendaki, seperti kreatvitas, kerja sama, bertanggung jawab, dan berdisiplin sesuai dengan penekanan bidang studi yang bersangkutan.

c) Aspek Afektif (Sikap)

Sikap menurut Sardiman (1996:275), merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya baik berupa individu-individu maupun objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku, atau tindakan seseorang.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu perubuhan tingkah laku yang


(62)

47

meliputi aspek kognitif, psikomotorik dan afektif yang dialami siswa setelah proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu, yang dapat dinilai dengan cara tes maupun nontes. Hasil belajar pada penelitian ini dibatasi pada aspek kogitif siswa dalam pembelajaran, penelitian ini menggunakan media pembelajaran video animasi untuk mempengaruhi hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan kelas II SD.

2. Hasil Belajar Kognitif

Hasil belajar pada penelitian ini dibatasi pada aspek kogitif siswa. Bloom (dalam Purwanto, 2010: 50-51) membagi dan menyusun tingkat hasil belajar kognitif mulai dari yang paling rendah dan sederhana sampai ke yang paling tinggi dan kompleks yaitu: a) ingatan (C1), b) pemahaman (C2), c) penerapan (C3), d) analisis (C4), e) sintesis (C5), dan f) evaluasi (C6).

a) Kemampuan mengingat (konowledge) merupakan kemampuan kognitif yang paling rendah. Kemampuan ini merupakan kemampuan untuk memanggil kembali fakta yang telah disimpan di dalam otak yang kemudian digunakan untuk merespon atau menanggapi suatu masalah.

b) Kemampuan pemahaman (comprehension) adalah kemampuan untuk melihat hubungan fakta dengan fakta.

c) Kemampuan penerapan (application) adalah kemampuan kognitif untuk memahami aturan, hukum, dan sebagainya yang akan digunakan untuk memecahkan masalah.


(63)

48

d) Kemampuan analisis (analysis) adalah kemampuan untuk memahami sesuatu dengan cara menguraikannya.

e) Kemampuan sintesis (synthesis) adalah kemampuan kognitif dalam hal memahami dengan mengorganisasikan bagian-bagian menjadi satu kesatuan.

f) Kemampuan evaluasi (evaluation) adalah kemampuan untuk membuat penilaian dan mengambil keputusan dari hasil penilaiannya.

Berdasarkan penjelasan di atas, tingkat hasil belajar kognitif yang mampu digunakan untuk siswa kelas II SD adalah ingatan / konowledge (C1), pemahaman / comprehension (C2), penerapan / application (C3). Tiga aspek kogitif tersebut sudah mampu diterima oleh siswa sesuai dengan tingkat kecepatan penyerapan materi masing-masing individu.

3. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, berikut dua faktor yang mempengaruhinya menurut Wasliman (Susanto, 2013: 12-13), adalah :

a) Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.


(64)

49 b) Faktor Eksternal

Faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keluarga yang morat-marit keadaan ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian orangtua yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari yang kurang baik dari orangtua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik.

Selain itu sekolah juga merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan hasil belajar siswa. Semakin tinggi kemampuan belajar siswa dan kualitas pengajaran di sekolah, maka semakin tinggi pula kualitas hasil belajar siswa.

Kualitas pengajaran disekolah sangat ditentukan oleh guru, sebagaimana di kemukakan oleh Wina Sanjaya (dalam Susanto, 2013:13), bahwa guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran. Guru yang memegang peranan penting pada saat proses pembelajaran tersebut, guru juga merupakan fakor eksternal yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Peran guru untuk siswa pada usia sekolah dasar tidak dapat digantikan oleh perangkat lain, seperti televisi, radio, dan komputer. Sebab, siswa adalah organisme yang sedang berkembang yang memerlukan bimbingan dan bantuan orang dewasa. Hasil belajar siswa merupakan hasil dari suatu proses yang didalamnya terlibat sejumlah


(65)

50

faktor yang saling memengaruhinya. Tinggi rendahnya hasil belajar seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.

Berdasarkan pendapat di atas dapat dijelaskan hasil belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan.

Hasil belajar dapat dilihat dari tiga aspek penting yang terdapat didalamnya antara lain afektif, psikomotorik dan kognitif. Aspek afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari kategori penerimaan, partisipasi, penilaian/penentuan sikap, organisasi dan pembentukan pola hidup. Aspek psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Aspek kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual berupa pengetahuan atau penalaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut: a. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu. Faktor internel ini berkaitan dengan fisiologis dan psikologis individu. Faktor fisiologis berupa keadaan fisik dan kondisi panca indera. Faktor psikologis berupa minat, bakat, motivasi, dan kecerdasan.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Menurut Syah (dalam


(66)

51

Baharuddin, 2010: 26-28) faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar yaitu 1) lingkungan sosial yang terdiri dari lingkungan social sekolah dan lingkungan social keluarga, 2) lingkungan non sosial yang terdiri dari lingkungan lingkungan alamiah, faktor instrumental dan materi pelajaran yang diajarkan kepada siswa.


(67)

52 D. Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang telah dilakukan terkait dengan penerapan pengaruh media pembelajaran animasi terhadap hasil belajar pendidikan kewarganegaraan diantaranya yaitu:

1. Penelitian tentang media animasi pernah dilakukan oleh Rusdianto (2008), dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Animasi Pada Model Pembelajaran Langsung Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI MA Negeri Model Makasar Pada Konsep Sistem Pencernaan Makanan”. Penelitian ini menggunakan kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada kelas eksperimen digunakan media animasi sedangkan kelas control menggunakan media transparasi, yang masing-masing dilaksanakan empat kali pertemuan. Pada pertemuan terakhir diberikan evaluasi berupa tes tertulis untuk melihat pengaruh penggunaan media terhadap hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil analisis deskriptif, nilai rata-rata hasil belajar biologi siswa kelas eksperimen adalah 83,0 sedangakan pada kelas kontrol sebesar 66,4. Jadi ada pengaruh penggunaan media animasi dalam pembelajaran langsung terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI MA Negeri Model Makasar, dimana hasil belajar siswa eksperimen yang menggunakan media animasi lebih tinggi dibandingkan hasil belajar kelas kontrol.

2. Penelitian tentang media animasi terhadap hasil belajar pernah dilakukan oleh Nunik Solichatun (2012), dengan judul “Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis Animasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada


(68)

53

Pelajaran Audio Mixer Kompetensi Keahlian Teknik Audio Video di SMK Piri 1 Yogyakarta”. Desain penelitian yang digunakan adalah nonequivalent control group desain. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik kuantitatif dengan menggunakan metode quasi eksperimen. Hasil belajar setelah dilakukan pembelajaran audio mixer menunjukkan bahwa rata-rata kelompok kontrol 31,30 dan kelompok eksperimen 36,56. Besar pengaruh media pembelajaran animasi terhadap hasil belajar siswa adalah 57,4% dan sisanya 42,6% dipengaruhi oleh faktor lainnya.

3. Penelitian ketiga oleh Anang Nugroho (2015), dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Power Point dengan Video dan Animasi terhadap Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar pada Materi Perawatan Unit Kopling Siswa Kelas 2 Jurusan Teknik Kendaraan Ringan SMK Piri 1 Yogyakarta”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian quasi eksperimen atau eksperimen semu dengan desain pretest-posttest only control group design. Perolehan rata-rata motivasi belajar kelas kontrol sebagian besar siswa (66,67%) dari 36 siswa masuk dalam ketegori tinggi, sedang untuk motivasi belajar kelas eksperimen sebagian besar (73,08%) dari 52 siswa masuk dalam kategori tinggi. Hal tersebut diperkuat dengan hasil prestasi belajar kelas kontrol semua siswa (100%) dari 36 siswa mendapatkan nilai dibawah 75 sehingga masuk dalam kategori tidak tuntas, sedang prestasi belajar kelas eksperimen ada sekitar 16 siswa (34,04%) dari 47 siswa mendapatkan nilai diatas 75 sehingga masuk dalam kategori tuntas.


(69)

54 E. Kerangka Pikir

Dalam proses belajar mengajar tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak siswa yang belum dapat mencapai hasil belajar yang diharapkan. Hasil pembelajaran akan baik jika proses pembelajaran dilakukan secara optimal. Hal ini sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mendukungnya diantaranya adalah sistem pembelajaran dan kemampuan awal siswa. Video animasi merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk membantu guru dalam menyampaikan suatu materi pembelajaran.

Media pembelajaran video animasi ini dengan bantuan pendidik diharapkan akan dapat memudahkan siswa untuk mengkontruksikan pengetahuan yang dipelajarinya sehingga pemahaman konsep, prinsip, dan penalaran akan lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa. Menggunakan media pembelajaran video animasi juga dapat menarik perhatian siswa untuk mempelajari materi yang sedang disampaikan. Selain itu, media pembelajaran video animasi akan mampu mendorong siswa untuk lebih fokus dalam menerima materi pembelajaran yang diberikan sehingga dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran.

Tidak sedikit siswa yang masih merasa kesulitan dalam memahami dengan baik meteri pelajaran yang diberikan di sekolah. Salah satu mata pelajaran yang sulit untuk diterima oleh siswa adalah materi pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Kondisi seperti ini tentu memerlukan solusi yang tepat dan mampu digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan pada umumnya para ahli berpendapat bahwa dengan menggunakan media


(70)

55

pembelajaran video animasi mempunyai pengaruh yang positif terhadap hasil belajar siswa. Tingginya tingkat penguasaan materi pelajaran dengan sendirinya akan mempengaruhi hasil belajar siswa menjadi semakin baik.

F. Hipotesis Penelitian

Menurut Sudjana ( dalam Tarsito, 2005: 219), hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan sesuatu hal yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya. Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir di atas, hipotesis yang dapat dirumuskan adalah “media pembelajaran video animasi dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas II SD Muhammadiyah Karangtengah Imogiri Bantul”.


(71)

56 BAB III

METODE PENELITIAN A.Pendekatan Penelitian

Pendekatan dalam penelitian terdiri dari pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Cresweel (Asmadi Alsa, 2007: 13) penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang bekerja dengan angka dan data. Dalam penelitian ini berwujud bilangan yang kemudian dianalisis dengan menggunakan statistik untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dikarenakan hasil dari penelitian ini berupa angka-angka.

B.Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Sugiyono (2013: 107) penelitian eksperimen merupakan penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan (treatment) terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

Menurut Sugiyono (2013: 108-109) dalam penelitian eksperimen terdapat beberapa bentuk jenis eksperimen yaitu: 1) Pre-Experimental Design, 2) True Experimental Design, 3) Factorial Design, dan 4) Quasi Experimental Design. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre-Experimental atau pra eksperimen.


(72)

57 C.Desain Penelitian

Menurut Sugiyono (2013: 108-109) ada tiga bentuk dalam penelitian pra eksperimen yaitu: 1) one shot case study, 2) onegroup pretest-posttest design, 3) intact group comparison. Desain yang dipilih oleh peneliti dalam penelitian ini adalah one group pretest-posttest design. Sugiyono (2013: 111) menggambarkan one group pretest-posttest design adalah sebagai berikut.

Gambar 3.1 One group pretest-posttest design

Keterangan:

O1 = nilai pretest (sebelum diberi perlakuan) O2 = nilai posttest (setelah diberi perlakuan) X = perlakuan atau treatment

Pengaruh perlakuan = O2 – O1

D.Variabel Penelitian dan Devinisi Operasional Variabel

Variabel adalah obyek penelitian atau segala sesuatu yang menjadi pokok perhatian suatu penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Variabel bebas

Menurut Sugiyono (2013: 61) variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab adanya perubahan atau timbulnya variabel terikat. Jadi, variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi hasil


(1)

(2)

(3)

(4)

118

LAMPIRAN 7


(5)

119

1.

PRETEST

Siswa sedang mengerjakan soal pretest Guru sedang mengawasi siswa yang sedang mengerjakan soal pretest

2.

TREATMENT

/ PERLAKUAN

\

Siswa sedang mendengarkan penjelasan guru yang sedang menjelaskan pembelajaran PKn menggunakan media berupa media video animasi

Siswa sedang melihat Video Animasi


(6)

120

3.

POSTTEST

Siswa sedang mengerjakan soal posttest

Guru mengawasi siswa mengerjakan soal dan semua siswa mengerjakan soal dengan tertib