9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Morfologi
Dalam beberapa literatur, pengertian morfologi diartikan sebagai sebuah ilmu yang mempelajari bentuk, struktur, atau proses terjadinya bentuk dari bagian, unsur-
unsur, atau elemen-elemen. Menurut Loeckx dan Vermeulen dalam Adriana, 2007, morfologi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana setiap elemen satuan
membangun sebuah kota, bagaimana sebuah individual project berkontribusi pada collective project.
Morfologi terdiri dari dua suka kata yaitu morf yang berarti bentuk dan logos yang berarti ilmu. Secara sederhana morfologi kota berarti ilmu yang mempelajari
produk bentuk-bentuk fisik secara logis. Morfologi merupakan pendekatan dalam memahami bentuk logis sebuah kota sebagai produk perubahan sosio-spatial.
Disebabkan karena setiap karakteristik sosial-spatial di setiap tempat berbeda-beda maka istilah morfologi sangat erat kaitannya dengan istilah tipologi. Secara
sederhana, Markus Zahn memberi pengertian istilah morfologi sebagai formasi sebuah objek bentuk kota dalam skala yang lebih luas. Morfologi biasanya digunakan
untuk skala kota dan kawasan. Sedangkan tipologi sebagai klasifikasi watak atau karakteristik dari formasi objek-objek bentukan fisik kota dalam skala lebih kecil.
Ubiversitas Sumatera Utara
Istilah tipologi lebih banyak digunakan untuk mendefinisikan bentuk elemen-elemen kota seperti jalan, ruang terbuka hijau, bangunan dan lain sebagainya.
Menurut FDK Ching, dalam Adriana, 2007, morfologi menyangkut kualitas gambaran ruang, dalam konteks wujud pembentuk ruang yang dapat dibaca melalui
pola, hirarki, dan hubungan ruang satu dengan ruang lainnya. Morfologi lebih menekankan pada pembahasan bentuk geometrik sehingga untuk memberi makna
pada ungkapan ruangnya harus dikaitkan dengan nilai ruang tertentu. Nilai ruang dapat disebabkan oleh hirarki ruang yaitu bagian yang menunjukkan adanya derajat
kepentingan baik secara fungsional, formal maupun simbolik. Sistem tata nilai ruang bisa tercipta dengan adanya besaran atau ukuran yang berbeda, bentuk yang unik dan
lokasi. Menurut Tremlett, George dalam Adriana, 2007, prinsip dari morfologi
dalam konteks lingkungan permukiman adalah menghubungkan antara proses pertumbuhan dan pembentukan elemen-elemen fisik dengan elemen non fisik yang
melatarbelakangi perwujudan bentuk ruang. Menurut Aldo Rossi dalam Widiangkoso, 2002, morfologi adalah
mendeskripsikan suatu urban artefac. Pemahaman dari teori ini adalah tentang arti morfologi yang merupakan penggambaran proses atau perkembangan artefak sejarah
yang terjadi di kawasan penelitian. Menurut Schultz dalam Widiangkoso, 2002, studi morfologi pada dasarnya
menyangkut kualitas figurasi dalam konteks bentuk dari pembatasan ruang. Schultz
Ubiversitas Sumatera Utara
mengatakan bahwa sistem figurasi ruang dapat dihubungkan melalui pola, hirarki ruang, maupun hubungan ruang yang satu dengan ruang lainnya.
Menurut A. Loeckx dalam Widiangkoso, 2002, studi morfologi merupakan pertalian struktural antara tipe-tipe peraturan dari koneksi, interrelasi, posisi,
pendimensian, memfungsikan dan sebagainya, yang mengatur jalinan dari tipe-tipe yang berbeda ke dalam jaringan-jaringan organisasi.
Menurut Smailes dalam Widiangkoso, 2002, terdapat 3 tiga unsur morfologi kota yaitu, unsur penggunaan lahan land use, pola-pola jalan street
planlayout, dan tipe-tipe bangunan. Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan, secara garis besar dapat
disimpulkan bahwa morfologi adalah penelusuran proses perkembangan suatu kawasan yang berkaitan dengan artefak sejarah di lokasi penelitian yang pada
dasarnya menyangkut kualitas figurasi dalam konteks bentuk dari pembatas ruang, dan bentuk figurasi tersebut dapat dihubungkan melalui unsur tata ruang berupa tata
guna lahan, pola-pola jalan, dan unsur tata bangunan berupa tipe-tipe bangunan.
2.2 Pengertian Kampung