2. Data kependudukan yang diperoleh dari instansi terkait yakni Kantor
Kecamatan dan Kantor Kelurahan. 3.
Peta lokasi penelitian diperoleh dengan pencarian melalui Google Earth yang kemudian digambar ulang secara 2 dua dimensi dengan program
Auto Cad.
3.3 Data-data yang Diperlukan
Untuk mendapatkan awal terbentuknya permukiman nelayan yang berada di lokasi penelitian adalah dengan melakukan wawancara. Terutama dalam penelitian
besar yang melibatkan sejumlah pewawancara, suatupedoman pertanyaan memungkinkan pewawancara untuk menggali topik-topik kunci yang sama dari
respondeninforman. Pedoman pertanyaan bukanlah daftar pertanyaan terstruktur,melainkan berupa aspek-aspek yang hendak digali dari
respondeninforman. Bagaimanaaspek tersebut ditanyakan perlu diputuskan oleh peneliti sendiri di lapangan. Syaratpenyusunan pedoman wawancara mendalam ialah:
pengetahuan awal perihal topik wawancara misalnya dari literatur, dan orang yang hendak diwawancarai.
Pertemuan pertama sebaiknya diarahkan pada pembinaan penilaianyang baik. Padatahap ini pertanyaan bersifat umum saja. Jangan langsung masuk pada inti
persoalan,sehingga bisa merepotkan respondeninforman yang belum siap diwawancarai.Pewawancara harus menemukan cara terbaik untuk menuntun
respondeninforman menjaditerbuka. Terbuka berarti mereka bersedia
Ubiversitas Sumatera Utara
mengungkapkan pandangannya danpengalamannya secara “lepas”. “Lepas” ditunjukkan dengan tidak membakukan percakapandan membatasi hal-hal yang harus
mereka katakan. Untuk itu ada sejumlah cara Taylor dan Bogdan dalam Moleong, 2007,
yaitu: 1.
Pertanyaan deskriptif. Wawancara sebaiknya dimulai dengan meminta responden informan untuk menjelaskan, mendaftar atau menguraikan
ragam kejadian, pengalaman, tempat, dan orang-orang yang memiliki arti penting dalam kehidupannya. Pertanyaan deskriptif memungkingkan orang
untuk menceritakan secara bebas apa yang dianggapnya penting. 2.
Meminta respondeninforman untuk menuliskan kisahnya atau riwayat hidupnya. Peneliti memberi petunjuk penulisan. Setelah selesai tulisan itu
dibicarakan bersama untuk melengkapinya. 3.
Wawancara berdasarkan catatan kegiatan harian. Respondeninforman diminta untuk membuat catatan selengkap mungkin tentang kegiatan
mereka dalam periode waktu tertentu. Catatan tersebut perlu dilengkapi perihal siapa, apa, kapan, di mana dan bagaimana kegiatan tersebut.
Catatan ini kemudian dijadikan dasar atau acuan untuk melakukan wawancara mendalam.
4. Dokumen pribadi, seperti diari, surat, potret atau gambar, rekaman, kenang
kenangan. Benda-benda ini dapat digunakan untuk menuntun wawancara
Ubiversitas Sumatera Utara
tanpa memaksakan suatu struktur pembicaraan terhadap respondeninforman.
Salah satu kunci keberhasilan wawancara mendalam ialah mengetahui kapan danbagaimana cara menggali informasi lebih jauh probing, artinya peneliti
menindaklanjutitopik yang terungkap dengan cara: 1.
Menanyakan pertanyaan spesifik. 2.
Mendorong respondeninforman untuk menerangkan rincian pengalaman. 3.
Meminta penjelasan lanjut mengenai ucapan respondeninforman. Pedoman pokok dalam penggalian informasi Taylor dan Bogdan dalam
Moleong, 2007, yaitu: 1.
Rumuskan ucapkan respondeninforman dan mintalah konfirmasi. 2.
Mintalah responden atau informan untuk menyajikan contoh tentang apa yang mereka maksudkan.
3. Katakan kepada respondeninforman jika ada sesuatu yang kurang jelas.
Berdasarkan sifat pertanyaan yang diberikan, wawancara yang dilakukan adalah wawancara bebas terpimpin. Dalam penelitian Morfologi Kampung Nelayan
Belawan Medan ini, peneliti mencoba merumuskan beberapa pertanyaan yang nantinya akan ditanyakan pada saat melakukan wawancara dengan responden, yang
berisi antara lain: a.
Lamanya bermukim di lokasi penelitian. b.
Alasan perpindahan ke lokasi penelitian. c.
Cara mendapatkan lahan pertapakan rumah.
Ubiversitas Sumatera Utara
d. Posisi rumah yang dibangun pada lahan.
e. Apakah ada bukti kepemilikan tanah.
f. Mana lebih dahulu bangunan rumah berdiri di bandingkan dengan jalan.
g. Apa yang menyebabkan kondisi permukiman saat ini cukup padat.
Untuk mendapatkan informasi gambaran fisik lokasi penelitian dilakukan observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian dengan
melihat langsung kondisi fisik yang ada. Kondisi fisik pada lokasi penelitian tersebut diabadikan dengan kamera. Sementara data yang lain seperti kondisi denah fisik
lokasi digambarkan berupa skets pada kertas.
3.4 Teknik Pengolahan Data