Daerah Belawan pada dasarnya diperuntukkan untuk segala jenis fasilitas yang menunjang jasa pelabuhan. Penggunaan lahan umumya di Belawan adalah:
1. Daerah pemukiman
Daerah pemukiman masyarakat Belawan dan para tenaga kerja yang beraktifitas di Belawan. Daerah pemukiman ini berada paling jauh dari
pelabuhan Belawan itu sendiri. 2.
Dermaga 3.
Pergudangan 4.
Perkantoran untuk berbagai instansi di Belawan 5.
Lapangan container Karena perkembangan jasa logistik yang pada akhir-akhir ini lebih menyukai
pengiriman barang melalui kontainer, menyebabkan adanya kebutuhan lahan untuk menumpuk kontainer di sekitar pelabuhan Belawan sebelum diangkut.
4.2 Potensi Perkembangan Wilayah Belawan
Seiring perkembangan pelabuhan dunia dan pelabuhan Belawan, kota Belawan sebagai pendukungnya akan berkembang. Perkembangan pelabuhan
Belawan yang saat ini sebagai gateway akan berkembang menjadi hub international port sesuai dengan masterplan pelabuan Belawan yang mana nantinya pelabuhan
Belawan akan sejajar dengan pelabuhan Singapura. Yang paling berkembang nantinya selain fasilitasnya adalah berupa perkembangan kapal yang masuk dan
melakukan bongkar muat di Belawan. Pada saat ini kapal yang melakukan aktivitas di
Ubiversitas Sumatera Utara
Belawan merupakan kapal kecil yang memuat barang dari kapal besar di Singapura. Pada perkembangannya sesuai masterplan pelabuhan akan menyamai Singapura. Jadi
kapal internasional akan langsung menuju Belawan tanpa transit di Singapura. Perkembanganjumlah kapal dan ukuran kapal yang masuk ke pelabuhan
Belawan juga akan mempengaruhi perkembangan sisi fasilitas dan ekonomi lainnya. Berupa banyaknya kunjungan warga asing ke Belawan yang nantinya akan
mengembangkan industri wisata, hotel, kuliner, dan industri cendramata. Pengaruh kunjungan kapal juga akan mempengaruhi banyaknya barang yang
masuk sehingga kegiatan perdagangan berkembang, ekonomi masarakat meningkat dan menyebabkan perkembangan gudang-gudang yang lebih besar, pabrik-
pabrik yang lebih besar serta kantor-kantor berbagai macam usaha di Belawan.
4.3 Awal Terbentuknya Kampung Nelayan Belawan
Lokasi penelitian berada di Kampung Nelayan Belawan Gambar 4.2 yang merupakan permukiman masyarakat nelayan yang terletak di wilayah perariran
pesisir. Untuk sampai ke lokasi penelitian ini kita harus melakukan penyebrangan menggunakan boat nelayan. Kampung nelayan ini merupakan wilayah perairan laut
yang terdapat di sekitar kawasan hutan mangrove, yang dilalui oleh aliran paluh aliran air yang mengalir ke laut yang bentuknya menyerupai sungai. Kawasan
permukiman ini memiliki ciri-ciri alam berupa daerah pasang surut air laut dan rembesan ombak laut serta adanya pengaruh abrasi laut.
Ubiversitas Sumatera Utara
Awalnya kawasan Kampung Nelayan Belawan ini merupakan kawasan hutan mangrove dan masih dalam wilayah kekuasaan PT. Pelindo Pelabuhan Indonesia.
Sekitar tahun 1950-an, para nelayan yang merasa letih setelah melaut, menemukan tempat ini sebagai tempat persinggahan, mereka mendirikan pondok-pondok sebagai
tempat mereka melepas lelah sebelum kembali ke daratan. Lama kelamaan, seiring kondisi para nelayan ini yang terdesak oleh kerasnya kehidupan di kota, mulai
berpikiran untuk tinggal menetap di lokasi tersebut. Dikarenakan, pada lokasi tersebut mereka tidak dibebani dengan harus membeli tanah. Mereka hanya perlu menebas
hutan bakau semampunya, seluas lahan yang mereka butuhkan untuk membangun tempat tinggalnya. Selain itu juga, mereka menjadi sangat dekat dengan tempat
mereka mencari nafkah. Mereka ini adalah 5 keluarga nelayan yang juga saling memiliki hubungan kekerabatan satu dengan yang lainnya. Pada tahun 1957,
berdirilah 5 rumah pertama di kampung nelayan tersebut. Merasa cukup tenang tinggal di kampung tersebut, para pemukim awal inipun mulai mengajak sanak
saudara mereka untuk bergabung tinggal di kampung ini. Demikianlah kondisi ini terus berkembang, dimana keturunan mereka pun setelah berkeluarga ikut diam di
kampung ini. Bahkan, dalam perkembangannya, orang-orang yang merasa kesulitan hidup di kota, dan yang mempunyai masalah di kota, akhirnya memilih tempat ini
sebagai tempat mereka hidup. Hal ini berlangsung terus menerus sehingga pada saat ini kampung nelayan ini dihuni oleh lebih dari 500 kepala keluarga.
Ubiversitas Sumatera Utara
4.4 Kondisi Fisik Lokasi Penelitian