30 Lych,  1994  dalam  Lay  Kekeh  Marthan,  2007  :  36  menyatakan
bahwa  anak  berkebutuhan  pendidikan  khusus  adalah  semua  anak  yang mengalami gangguan fisik, mental, emosi atau kombinasi dari gangguan-
gangguan  tersebut  sehingga  mereka  membutuhkan  pendidikan  khusus dengan  guru  dan  sistem  atau  lembaga  khusus  baik  secara  permanen
maupun secara temporal. Dari  beberapa  pengertian  yang  telah  diuraikan  maka  dapat
ditegaskan bahwa anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki kelainan  atau  gangguan  fisik,  mental,  emosi  atau  kombinasi  dari
gangguan  tersebut  yang  menyebabkan  mereka  mengalami  hambatan untuk  mencapai  perkembangan  yang  optimal  sehingga  mereka
membutuhkan layanan pendidikan secara khusus.
2.  Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus
Pada  Peraturan  Pemerintah  Republik  Indonesia  Nomor  72  tahun 1991  tentang  Pendidikan  Luar  Biasa  dikemukakan  klasifikasi  anak
dengan kebutuhan khusus sebagai berikut : a.  Kelainan fisik, meliputi : tunanetra, tunarungu dan tunadaksa.
b.  Kelainan mental, meliputi : tunagrahita ringan, sedang dan berat. c.  Kelainan perilaku meliputi : tunalaras.
d.  Kelainan ganda. Cakupan  konsep  anak  berkebutuhan  khusus  dapat  dikategorikan
menjadi  dua  kelompok  besar  yaitu  anak  berkebutuhan  khusus  yang
31 bersifat sementara temporer dan anak berkebutuhan khusus yang besifat
menetap permanen. a.  Anak berkebutuhan khusus yang bersifat sementara temporer
Anak berkebutuhan khusus yang bersifat sementara adalah anak- anak yang karena mengalami kondisi tertentu menyebabkan mereka
memerlukan  layanan  pendidikan  secara  khusus,  apabila  kondisi mereka  sudah  kembali  normal  maka  layanan  pendidikan  khusus
tersebut sudah tidak diperlukan lagi Haenudin, 2013 : 51. Adapun yang  termasuk  anak-anak  berkebutuhan  khusus  yang  bersifat
sementara atara lain : 1  Anak-anak yang berada didaerah terpencil.
2  Anak-anak  yang  berada  pada  masyarakat  suku  minoritas terasing.
3  Anak-anak  yang  berada  pada  masyarakat  miskin  kurang beruntung.
4  Anak-anak yang mengalami bencana alam. 5  Anak-anak yang mengalami bencana sosial atau korban perang
maupun kerusuhan. 6  Anak-anak  yang  berada  pada  kelompok  masyarakat  yang
menyandang permasalahan sosial yang meliputi : anak jalanan, anak  pelacur  prostitusi,  pelacur  anak,  anak  korban  trafficking,
anak  warga  binaan  di  lembaga  permasyarakatan,  anak  korban kekerasan dan pekerja industri.
32 b.  Anak berkebutuhan khusus yang bersifat menetap permanen
Anak  berkebutuhan  khusus  yang  bersifat  permanen  adalah anak-anak  yang mengalami  hambatan  belajar  dan  perkembangan
yang  bersifat  internal  akibat  langsung  dari   kondisi  kecacatan atau bawaan sejak lahir, yaitu  seperti  anak  yang  kehilangan  fungsi
penglihatan,    pendengaran,    gangguan    perkembangan    kecerdasan dan    kognisi,    gangguan  gerak  motorik,  gangguan  interaksi
komunikasi,  gangguan  emosi,  social  dan  tingkah  laku.  Kata  lain anak  berkebutuhan  khusus  yang  bersifat  permanen  sama artinya
dengan anak penyandang kecacatan. Pada  penelitian  ini,  kedua  subjek  penelitian  merupakan  anak
berkebutuhan  khusus  yang  mengalami  gangguan  pada  penglihatan  atau tuananetra.  Maka  dari  itu  peneliti  akan  membahas  lebih  lanjut  mengenai
ketunanetraan.
C.  Sekolah Inklusi 1.  Pengertian Pendidikan Inklusi