53
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Denzin dan Lincoln, 1987 dalam Lexy J. Moleong,
2010 : 5 menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang
terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Menurut Jane Richie dalam Lexy J. Moleong, 2010 : 6 penelitian kualitatif
adalah upaya untuk menyajikan dunia sosial, dan perspektifnya di dalam dunia, dari segi konsep, perilaku, persepsi, dan persoalan tentang manusia
yang diteliti. Penelitian kualitatif dalam penelitian ini secara spesifik lebih diarahkan
pada penggunaan metode studi kasus. Studi kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu
kelompok, suatu organisasi komunitas, suatu program, atau suatu situasi sosial Deddy Mulyana, 2004 : 201. Peneliti studi kasus berupaya menelaah
sebanyak mungkin data secara mendalam. Mendalam, artinya mengungkapkan semua variabel yang dapat menyebabkan terjadinya kasus
ini dari berbagai aspek. Alasan digunakannya pendekatan penelitian studi kasus karena
penelitian ini berupaya untuk mendeskripsikan fenomena motivasi berprestasi anak tunanetra di sekolah inklusi MAN Maguwoharjo secara mendalam.
54 Melalui pendekatan kualitatif studi kasus diharapkan dapat mengungkap
fenomena motivasi berprestasi anak tunanetra di sekolah inklusi MAN Maguwoharjo yang menjadi subjek penelitian.
B. Subjek Penelitian
Menurut Suharmi Arikunto 2005 : 99 subjek penelitian adalah benda, hal atau orang tempat variabel penelitian melekat. Pada penelitian ini dalam
menentukan subjek penelitian menggunakan teknik purposive sampling sampel bertujuan yaitu berdasarkan kepada ciri-ciri yang dimiliki oleh
subjek yang dipilih karena ciri-ciri tersebut sesuai dengan tujuan penelitian yang dilakukan. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut :
1. Anak berkebutuhan khusus yang aktif dalam organisasi dan memiliki prestasi.
2. Anak berkebutuhan khusus yang berada di sekolah inklusi. 3. Bersedia menjadi subjek penelitian.
Pada tahun ajaran 20152016 terdapat delapan siswa berkebutuhan khusus yang menempuh pendidikan di MAN Maguwoharjo, tujuh siswa
penyandang tunanetra dan satu siswa penyandang tunadaksa. Enam siswa anak berkebutuhan khusus berada di kelas XII, satu siswa lainnya di kelas XI
dan satu siswa lagi berada di kelas X. Berdasarkan ciri-ciri yang telah ditetapkan oleh peneliti, maka didapatkan dua anak berkebutuhan khusus
yang aktif dalam organisasi, yaitu AP siswa kelas X dan SG siswa kelas XI. AP juga memiliki prestasi, yaitu menjadi juara 1 LCC Agama tingkat provinsi
55 tahun 2014, juara 2 LCC MIPA tingkat kota tahun 2014 dan juara 4 LCC
agama se-DIY tahun 2013. Selain kedua subjek yang telah ditetapkan, peneliti menambahan 4
orang sebagai key informan. Keempat orang tersebut adalah TG, NRL, TF dan ER. Mereka semua adalah teman sekelas dan seasrama sekontrakan
subjek AP dan SG.
C. Objek Penelitian