9 dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah SG masih harus diperintah atau
disemangati. Jika tidak ada yang mendorongnya untuk mengerjakan tugas maka SG tidak mengerjakan tugas-tugasnya.
AP dan SG merupakan dua anak penyandang tunanetra yang berada di sekolah inklusi. Keduanya berada di lingkungan sekolah umum, bergabung
dengan anak-anak normal lainnya, namun dengan kekurangan fisik yang dialaminya tidak mempengaruhi penyesuaian dan semangatnya dalam
berprestasi. Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikanmembuat peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tentang bagaimana motivasi berprestasi anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusi dan faktor-faktor apa saja yang
menyebabkan dan mempengaruhi motivasi berprestasi pada anak berkebutuhan khusus.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, peneliti dapat
mengidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Anak berkebutuhan khusus mengalami hambatan untuk mencapai perkembangan yang optimal jika tidak mendapatkan layanan pendidikan
khusus yang tepat. 2. Sebagian siswa berkebutuhan khusus merasa tidak nyaman dan tidak
memiliki teman saat berada di sekolah inklusi. 3. Terdapat anak tunanetra yang tidak menyelesaikan tugas yang menjadi
tanggung jawabnya sendiri dan masih bergantung kepada orang lain.
10 4. Terdapat anak tunanetra yang mudah tersinggung dan masih sulit untuk
mengontrol emosi, jika ada hal yang menyinggung perasaannya. 5. Pengetahuan guru bimbingan dan konseling konselor di sekolah inklusi
MAN Maguwoharjo tentang bimbingan dan konseling terkait anak berkebutuhan khusus masih relatif sedikit, sehingga belum terdapat
program layanan yang dirancang untuk anak berkebutuhan khusus.
C. Batasan Masalah
Permasalahan mengenai anak berkebutuhan khusus sangatlah kompleks, agar penelitian lebih fokus maka peneliti membatasi masalah pada
penelitian mengenai motivasi berprestasi anak tunanetra di sekolah inklusi yakni subjek AP dan SG.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah dipaparkan, maka rumusan masalahnya adalah “Bagaimana motivasi berprestasi anak tunanetra di
sekolah inklusi MAN Maguwoharjo, yakni AP dan SG?”.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan motivasi berprestasi anak tunanetra di sekolah inklusi, yakni AP dan SG.
11
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan referensi
dan pengembangan terhadap disiplin ilmu di bidang Bimbingan dan Konseling, khususnya mengenai teori motivasi berprestasi.
b. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan kajian untuk penelitian mengenai anak tunanetra di sekolah inklusi.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti
Menerapkan teori bimbingan dan konseling bagi anak berkebutuhan khusus serta memberikan wawasan dan pengalaman sebagai calon
pendidik yang akan mengajar di sekolah. b. Bagi Guru dan Orangtua
Sebagai informasi dalam memahami motivasi berprestasi anak berkebutuhan khusus ketika berada di sekolah inklusi. Diharapkan
dengan adanya penelitian ini, orangtua dan guru dapat memberikan perhatian dan motivasi lebih kepada anak berkebutuhan khusus.
c. Bagi Sekolah 1 Meningkatkan pemahaman mengenai motivasi berprestasi anak
berkebutuhan khusus, sehingga dapat memberikan penanganan dan pembelajaran yang sesuai bagi anak.
2 Menyusun dan menetapkan pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus di sekolah yang dapat mengakomodasi
12 kebutuhan belajar anak berkebutuhan khusus sesuai dengan
karakter dan kemampuannya. d. Bagi Siswa
Siswa dapat memahami motivasi berprestasi anak berkebutuhan khusus dan sebagai refleksi untuk saling menghargai serta membantu
memberikan motivasi kepada anak berkebutuhan khusus dalam belajar.
e. Bagi Siswa Berkebutuhan Khusus Siswa berkebutuhan khusus dapat memahami motivasi berprestasi
yang dimiliki sehingga dapat mendorong dirinya untuk terus berprestasi.
f. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang motivasi
berprestasi anak tunanetra di sekolah inklusi, sehingga dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.
13
BAB II KAJIAN PUSTAKA