Implementasi Inklusi Sekolah Inklusi 1. Pengertian Pendidikan Inklusi

36 pendidikan tanpa batas dan lintas latar belakang adalah landasan fundamental dari pendidikan inklusi yang berkonsentrasi dalam memproyeksikan pendidikan untuk semua. Mohammad Takdir Ilahi 2013 : 44 menjelaskan bahwa pendidikan inklusi memiliki empat karakteristik makna, antara lain : a. Proses yang berjalan terus dalam usahanya menemukan cara-cara merespon keragaman individu. b. Mempedulikan cara-cara untuk meruntuhkan hambatan-hambatan anak dalam belajar. c. Anak kecil yang hadir di sekolah, berpartisipasi dan mendapatkan hasil belajar yang bermakna dalam hidupnya. d. Diperuntukkan utamanya bagi anak-anak yang tergolong marginal, eksklusif dan membutuhkan layanan pendidikan khusus dalam belajar.

4. Implementasi Inklusi

Inklusi merupakan suatu sistem yang holistik menyeluruh menyangkut semua komunitas masyarakat dan semua unsur yang ada didalamnya. Implementasi inklusi terjadi didalam rumah, masyarakat, sekolah, instansi, organisasi dan semua lini adanya kehidupan manusia. Menurut Befring, Edward dalam Tarmansyah, 2007 : 89-94 ruang lingkup dalam implementasi inklusi melibatkan berbagai komponen yang satu sama lain saling mempengaruhi, ada lima aspek yang mendukung implentasi inklusi, yaitu sebagai berikut : 37 a. Landasan Hukum dan Kebijakan Ideologi suatu negara direfleksikan melalui kebijakan, oleh karena itu satu payung hukum untuk semua adalah dasar dalam pelaksanaan inklusi : 1 Undang-undang yang disusun harus mengakomodasi kebutuhan setiap orang. 2 Undang-undang yang mengatur kelompok individu tertentu akan menghasilkan segregasi, dengan demikian perlu adanya penjelasan undang-undang tersebut serta petunjuk pelaksanaannya, hal ini penting untuk menjamin pemenuhan kebutuhan semua anak, maupun orang dewasa. 3 Implementasi undang-undang harus didukung dengan penyediaan alokasi dana yang memadai. b. Pembentukan Sikap Sikap, pengalaman, pengetahuan merupakan suatu konsep yang saling mempengaruhi dan mendukung. Sikap berkembang dipengaruhi oleh pengalaman itu sendiri akan mempengaruhi pengetahuan yang selanjutnya akan membentuk sikap. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam suatu proses orientasi diperlukan sikap, untuk mengarahkan pembentukan sikap positif dalam implentasi inklusi maka orientasi diarahkan pada : 38 1 Pengakuan atas hak dan potensi anak Pengakuan atas hak dan kemampuan serta potensi anak penting untuk mendorong dan mendukung anak yang kreatif, berinisiatif, bertanya, berbeda pendapat dengan orang lain dan dapat membuat keputusan sendiri. Mengakui bahwa semua anak dapat belajar, oleh karena itu dapat mengambil manfaat dari pendidikan. 2 Memahami perkembangan anak Peningkatan pengetahuan tentang perkembangan anak, memahami karakteristik, interaksi, komunikasi dan proses belajar anak, merupakan hal yang sangat mendasar untuk diketahui dan dipahami. 3 Pengaruh lingkungan Mengakui bahwa kondisi lngkungan mengakibatkan hambatan belajar dan perkembangan yang dialami oleh sejumlah anak, bahkan mungkin lebih banyak dari jumlah anak-anak yang cacat. 4 Peningkatan profesional Mengakui tentang perlunya pelatihan profesional yang berkesinambungan berdasarkan pengalaman dan penelitian, pelatihan atau penataran yang menekankan pemahaman terhadap sebab akibat dari pandangan holistik yang berkaitan dengan belajar dan interaksi sosial. Dalam hal ini perlu mempunyi suatu pandangan yang luas, bahwa inklusi tidak hanya terjadi di lingkungan sekolah tetapi diseluruh lini kehidupan masyarakat. 39 5 Labelisasi Bahwa bahasa mencerminkan sikap, kaitannya dengan lebelisasi, dalam hal ini masih ada kontrofersi dan kita tidak dapat membicarakannya. Penyebutan atau pelabelan akan mem- pengaruhi sikap individu tersendiri, hal ini cenderung akan memisahkan anak dari kelompoknya. 6 Desiminasi Desiminasi kaitannya dengan penyadarankepada masyarakat tentang inklusi yang holistik. Bagaimana kita bersikap melalui desiminasi pengetahuan pengembangan kesadaran masyarakat. c. Kurikulum Penyesuaian kurikulum dalam penerapan pendidikan inklusi tidak harus terlebih dahulu menekankan pada materi pelajaran, tetapi yang paling penting adalah bagaimana memberikan perhatian penuh pada kebutuhan anak didik. Penekanan tehadap materi pelajaran bukanlah tidak penting, melainkan terlebih dahulu memperhatikan kondisi psikologis anak agar lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan baru mereka. Jika ingin memberikan materi pelajaran kepada anak berkebutuhan khusus, maka harus memperhatikan kurikulum apa yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan mereka. Kurikulum yang fleksibel harus menjadi prioritas utama dalam memeberikan kemudahan kepada mereka yang belum mendapatkan layanan pendidikan terbaik demi 40 menunjang karier dan masa depan. Materi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan mereka, terutama yang berkaitan dengan masalah keterampilan dan potensi pribadi mereka yang belum berkembang. d. Perubahan dalam Pendidikan Re-orientasi di lapangan mendukung pelaksanaan pendidikan inklusi. Dalam hal ini perubahan harus diperkenalkan dalam bidang pendidikan guru dan dalam penelitian. Hal yang dimaksudkan adalah adanya perubahan pendidikan yang potensial Beberapa prinsip dalam perubahan pendidikan yang potensial adalah sebagai berikut : 1 Perubahan harus relevan dengan apa yang dipelajari dan diajarkan di sekolah. 2 Warga sekolah, termasuk kepala sekolah, guru perlu lebih mandiri dalam penyesuaian kurikulum. Melakukan perubahan pada manajemen sekolah dan kelas yang disesuaikan dengan kebutuhan khusus. 3 Pengadaan dan renovasi ruang kelas tambahan. 4 Perubahan dalam tugas-tugas dan peran guru. 5 Pendekatan lebih ditekankan pada faktor sosial dan emosional serta perubahan pada prioritas akademik. e. Adaptasi Lingkungan Dalam menciptakan lingkungan inklusi, ramah terhadap pembelajaran perlu penyesuaian atau adaptasi lingkungan, hal ini akan 41 meningkatkan dorongan belajar. Disamping itu bidang pendidikan khusus mempunyai bidang-bidang orientasi mobilitas, keselamatan dan kemandirian tergantung pada lingkungan yang disesuaikan tetapi fungsional. Suatu tantangan dalam adaptasi lingkungan. Hal ini terkait dengan masalah kesadaran tentang kebutuhan anak yang berbeda- beda. Pengetahuan tentang cara memenuhi kebutuhan tersebut melalui penyesuaian lingkungan, termasuk ketersediaan material. Pemeliharaan dan perawatan yang profesional oleh masyarakat. Kendala yang dominan dalam adaptasi lingkungan ini adalah masalah pendanaan atau faktor ekonomi.

D. Tunanetra 1. Pengertian Tunanetra