D. Evaluasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dalam pembelajaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa siswa kelas XI IPA 2 SMAN 1 Imogiri, telah dapat menulis
naskah drama dengan memperhatiakan unsur pembangun, kesesuaian kata dan kalimat serta penggunaan ejaan yang benar. Peningkatan proses dan hasil yang
dialami siswa dari pratindakan sampai dengan tindakan siklus II juga dapat dikatakan cukup baik dan memuaskan. Hasil penulisan naskah drama siswa pada
penelitian ini mengalami kenaikan cukup tinggi pada aspek amanat, latar, alur dan tokoh. Pada pratindakan, rata-rata siswa hanya membuat naskah drama pendek,
sehingga konflik dan penyelesaian masalah yang menjadi bagian penting dalam cerita belum dituliskan. Selain itu, keterbatasan cerita menjadikan amanat yang
disampaikan siswa pada naskah hasil pratindakan juga belum ada. Penokohan atau karakter tokoh pun juga belum terlihat pada hasil pratindakan ini, sehingga
pembaca kesulitan mengetahui karakter dari masing-masing tokoh dalam cerita. Begitu juga dengan latar yag dibuat siswa yang pada kegiatan pratindakan belum
sepenuhnya diterangkan dan dimunculkan dengan jelas. Akan tetapi, permasalahan tersebut mulai berkurang pada siklus I, dan hasil tulisan naskah
drama siswadapat dikatakan baik pada siklus II. Pemerolehan nilai rata-rata dari hasil menulis naskah drama siswa pada
kegiatan pratindakan adalah 57,90. Sedangkan pemerolehan rata-rata menulis naskah drama pada kegiatan siklus I sebesar 73,11, dan pemerolehan nilai rata-
rata siswa pada kegiatan siklus II sebesar 84,52. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan hasil dari kegiatan pratindakan ke kegiatan siklus II sebesar 15,21;
peningkatan dari siklus I ke siklus II yaitu sebesar 11,41; dan peningkatan nilai rata-rata siswa dari pratindakan ke siklus II sebesar 26,62.
Proses pembelajaran menulis naskah drama di kelas XI IPA 2 SMAN 1 Imogiri juga menunjukkan peningkatan pada hasil kegiatan siklus I dan siklus II.
Setelah dilakukan tindakan selama dua siklus, siswa menunjukkan peningkatan sikap lebih berantusias dan mau menyelesaikan tugasnya dengan baik. Selain itu,
siswa juga tidak lagi mengalami kesulitan dalam menemukan ide apa yang akan ditulis dan dikembangkan menjadi naskah drama. Siswa dalam kegiatan siklus ini
dituntut menjadi kreatif mengembangkan imajinasinya berdasrkan pengalaman yang pernah mereka lakukan. Dengan adanya variasi strategi pembelajaran
menulis naskah drama, salahsatunya dengan menggunakan strategi Buku Bergambar Minim Kata, diharapkan asumsi siswa tentang menulis naskah drama
itu sulit, dapat terbantahkan dan semakin hilang didukung dengan penelitian- penelitian menulis lainnya.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategi pembelajaran Buku Bergambar Minim Kata dapat
meningkatkan kemampuan menulis naskah drama siswa kelas XI IPA 2 SMAN 1 Imogiri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran menulis naskah
drama dengan strategi Buku Bergambar Minim Kata dapat menjadikan siswa lebih mudah dalam menyelesaikan tugas menulis naskah drama. Peningkatan
pembelajaran menulis naskah drama terlihat dari proses pembelajaran yang lebih aktif dan kondusif. Selain itu, perhatian atau fokus siswa terhadap penjelasan guru
juga semakin meningkat. Strategi Buku Bergambar Minim Kata merupakan strategi pembelajaran
berupa gambar yang telah didesain khusus berdasarkan peristiwa terdekat siswa. Gambar yang disajikan membuat siswa lebih mudah untuk mengembangkan
menjadi kalimat-kalimat hingga tersusun dalam satu serita. Selain itu, gambar minim kata juga akan memudahkan siswa untuk menemukan alur sebuh cerita,
hanya saja daya imajinasi dan kekreatifitasan siswa dalam berpikir pada strategi ini lebih dibutuhkan.
Strategi Buku Bergambar Minim Kata merupakan strategi yang menjadikan teman sebaya sebagai sarana belajarnya. Pada awal langkah-langkah
strategi ini dilakukan diskusi dengan teman sebayanya untuk menemukan ide