Lampiran 13 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Siklus I
Sekolah :SMAN 1 Imogiri
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas Semester : XI 2
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Standar kopetensi 16 : Menulis naskah drama
Kopemtemsi Dasar 16.2 : Menarasikan pengalaman manusia dalam bentuk
adegan dan latar pada naskah drama.
Indikator
1. Mengidentifikasi unsur-unsur naskah drama
2. Mencatat pengalaman sendiri yang menarik
3. Menarasikan pengalaman sendiri
4. Menghadirkan latar yang mendukung adegan
A. Tujuan pembelajaran
1. Setelah siswa membaca dan mencermati teks drama, siswa dapat mencatat
pengalaman sendiri yang menarik dengan tepat 2.
Setelah mencatat pengalaman sendiri yang menarik, siswa dapat menafsirkan pengalaman sendiri dalam bentuk adegan drama dengan tepat
3. Setelah menafsirkan pengalaman sendiri dalam bentuk adegan drama siswa
dapat menghadirkan latar yang mendukung adengan dengan tepat
B. Materi pembelajaran
Menarasikan Pengalaman Manusia dalam Bentuk Adegan dan Latar pada Naskah Drama
Berdasarkan etimologi, kata drama berasal dari kata dramoi bahasa Yunani yang artinya gerak atau perbuatan. Kata drama memiliki dua dimensi
arti, yaitu drama sebagai teks atau naskah karya sastra dan drama sebagai salah satu seni pertunjukan.
Sebagai sebuah teks, drama memiliki unsur-unsur pembagun yang kurang lebih sama dengan bentuk karya sastra puisi dan prosa. Drama sebagai
salah satu sni pertunjukan memiliki pengertian bahwa drama adalah seni yang mempertunjukkan tingkah laku manusia dengan perbuatan atau gerak-gerik
yang dilakukan oleh pelaku di atas pentas.
Untuk menampilkan naskah sebuah drama di atas pentas, dilaksanakan melalui 4 tahap:
Menciptakan : pengarang menggali ide mengkhayalkan kisah manusia. Menuliskan
: ide yang tercetus dituangkan dalam naskah. Memainkan
: naskah dimainkan agar menjadi lebih hidup. Menyaksikan : para penonton menyaksikan lakon di atas pentas.
Penulisan naskah drama harus bersumber pada kehidupan dan watak manusia. Secara garis besar, untuk menulis naskah drama dapat diikuti
langkah-langkah sebagai berikut. 1.
Menyusun cerita. 2.
Menjabarkan cerita itu menjadi rentetan peristiwagaris lakonplot, yang tersusun menjadi eksposisi, komplikasi, klimaks, antiklimaks, dan
resolusikatastrofe. 3.
Rentetan peristiwa itu harus menonjol ke arah sebuah konflik sampai mencapai klimaks. Menulis lakon tanpa mengundang konflik akan
menjadikan hambar dan monoton. 4.
Menentukan jenis-jenis karakter serta penerapannya lewat gerak dan dialog. Konflik sebagai jiwa sebuah drama, berkembang karena pertentangan
karakter protagonis melawan antagonis. 5.
Menyusun naskah dalam bentuk dialog yang efektif. Dalam penyusunannya dapat didekati dari tiga hal, yaitu segi teknis,
segi estetis, dan segi literer. a.
Segi teknis Pada setiap dialog disampingnya diberi Catalan jelas exit, intrance, pause,
marak, musik, dan juga pertu diberi angka untuk mempermudah koreksi. b.
Segi estesis Dialognya harus indah, komunikatif, memikat, dan memerhatikan
kontinuitas. c.
Segi literer Dialognya mengunakan bahasa konotasi bukan denotasi.
Menulis naskah drama dengan strategi Buku Bergambar Minim Kata.
Buku Bergambar Minim Kata atau Wordless Picture Books merupakan buku bergambar yang menyajikan suatu peristiwa atau cerita kadang terdapat
kata kunci yang menyajikan suatu jalannya cerita melalui gambar. Buku Bergambar Minim Kata tidak bergantung pada kata-kata yang menjelaskan
rentetan cerita sehingga strategi ini dapat digunakan untuk mengembangkan kecakapan anak didik seperti kemampuan mendeteksi, mengidentifikasi rincian
secara urut, mengetahui hubungan sebab akibat, menentukan gagasan utama, membuat pernyataan, dan membuat kesimpulan Fulton, 2006: 4.
Langkah-langkah pembelajaran menggunakan strategi Buku Bergambar Minim Kata:
a Guru memperkenalkan startegi Buku Bergambar Minim Kata kepada
peserta didik dan memberikan motivasi jika Buku Bergambar Minim Kata dapat membantu menemukan alur cerita dalam naskah drama.
b Guru membagikan lembar gambar tanpa kata kepada masing-masing peserta
didik. c
Guru meminta peserta didik secara berpasangan untuk melihat serta mengidentifikasi informasi dari gambar tanpa kata yang terdapat dalam
strategi Buku Bergambar Minim Kata. d
Guru meminta peserta didik untuk mendiskusikan gambar yang ada di depannya.
e Guru membimbing peserta didik untuk menulis apa yang mereka pikirkan
dengan melihat gambar. Peserta didik juga bisa menulis kata-kata kunci di bawah gambar untuk membentuk kerangka cerita.
f Peserta didik harus menuliskan kalimat untuk masing-masing gambar yang
tersedia dan menyusunnya menjadi sebuah karangan naskah drama yang utuh pada lembar kerja terpisah.
C. Metode Pembelajaran