Kemandirian Belajar KAJIAN PUSTAKA

7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kemandirian Belajar

1. Pengertian Kemandirian Kemandirian belajar merupakan penggabungan dari kata kemandirian dan belajar. Kemandirian didefinisikan sebagai kemampuan untuk bertanggung jawab atas proses belajar untuk diri sendiri Wicaksono, 2016: 430. Menurut Desmita 2011: 185 kemandirian merupakan suatu sikap otonomi dimana peserta didik secara relatif bebas dari pengaruh penilaian, pendapat dan keyakinan orang lain. Selanjutnya, Anwar 2015: 35 menyatakan bahwa kemandirian adalah perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi hambatan atau masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain, hasrat untuk mengerjakan segala sesuatu bagi diri sendiri. Zimbardo Ambarita, 2006: 90 yang menyatakan bahwa kemandirian independence berkenaan dengan sikap dan perilaku yang cenderung memiliki karakteristik kepribabdian yang kreatif yang berarti selalu berupaya mencari alternatif, tidak bergantung atau terpengaruh oleh orang lain dalam proses penentuan keputusan, serta dapat melakukan sesuatu atas inisiatif dan kreativitas sendiri. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kemandirian merupakan suatu sikap yang membuat seseorang bebas, kreatif, percayaan diri serta tanggung jawab dalam melakukan segala sesuatu atas dasar kehendaknya sendiri sehingga tidak mudah bergantung pada orang lain. Dengan 8 adanya sikap mandiri, setiap orang harus mampu mengembangkan kemampuannya serta percaya akan kemampuannya sendiri. Kemandirian merupakan salah satu sikap yang melekat pada diri sesorang dan bisa terus berkembang. Kemandirian dapat berkembang dengan adanya kemampuan dan kemauan pada diri yang terus dilatih secara berkelanjutan. Maka dari itu kemandirian dapat dirumuskan sebagai suatu kemampuan dan kemauan. Kemampuan berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman Ambarita, 2006: 90. Pendidikan, pelatihan, dan pengalaman bisa didapatkan melalui belajar, salah satunya dengan belajar di sekolah. Mustari 2014: 82 sekolah harus lebih efektif dalam melatih kemandirian, dengan berbagai kegiatannya sekolah harus bisa mengajarkan pada murid agar tidak bergantung pada orang lain, berusaha menyelesaikan tugas berdasarkan kemampuan sendiri, berani berbuat tanpa minta ditemani. Sekolah berperan sebagai lembaga yang memberikan pendidikan dan pelatihan termasuk pengalaman bagi siapa saja melalui proses belajar. 2. Pengertian Belajar Djamarah Zain 2010: 38 belajar adalah perubahan yang terjadi dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas. Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian Susanto, 2013: 4. Menurut Hakim 2005: 1 belajar adalah suatu proses perubahan kepribadian manusia dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti 9 peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dll. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu kegiatan yang memberikan kesempatan bagi individu untuk mengetahui informasi, mengembangkan kemampuan yang dimiliki, merubah perilaku, dan menanamkan nilai serta sikap pada diri individu tersebut. 3. Kemandirian Belajar Terdapat beberapa istilah yang sering digunakan untuk kemandirian belajar yaitu seperti self- regulated learning dan mandiri belajar. Dickinson Wicaksono, 2016: 430 mengemukakan bahwa kemandirian dalam belajar ialah sebuah situasi yang menuntut siswa secara total bertanggung jawab untuk semua keputusan menyangkut proses belajarnya dan melakukan keputusan tersebut. Menurut Winne Amir dan Risnawati, 2016: 168 menyatakan bahwa self-regulated learning SRL adalah kemampuan seseorang untuk mengelola secara efektif pengalaman belajarnya sendiri di dalam berbagai cara sehingga mencapai hasil belajar yang optimal. Sumarno 2004: 1 dalam Amir dan Risnawati 2016: 169 menyatakan bahwa kemandirian belajar merupakan proses perancangan dan pemantauaun diri yang seksama terhadap proses kognitif dan efektif dalam menyelesaikan suatu tugas akademik. Selanjutnya, kemandirian belajar merupakan kesiapan dari individu yang mau dan mampu untuk belajar dengan inisiatif sendiri, dengan atau tanpa bantuan pihak lain dalam hal penentuan tujuan belajar, metode belajar, dan evaluasi hasil belajar Tahar dan Enceng, 2006: 92. 10 Mudjiman 2011: 9 menambahkan bahwa belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki. Anatomi konsep belajar mandiri menurut Mujiman 2009: 4 dapat digambarkan seperti berikut. Gambar 1. Anatomi Konsep Belajar Mandiri Berdasarkan gambar di atas, konsep anatomi belajar mandiri dapat dijelaskan sebagai berikut. KOMPE- TENSI BELAJAR AKTIF MOTI VA S I B ELA JAR KONSTRUKTIVISME Tujuan Pembelajaran Strategi Pembelajaran Prekondisi Paradigma Pembelajaran 11 a. Tujuan Pembelajaran Tujuan belajar mandiri adalah mencari kompetensi baru, baik yang berbentuk pengetahuan maupun keterampilan, untuk mengatasi suatu masalah. b. Strategi Dalam mencapai tujuan mandiri, strategi pembelajaran yang dapat digunakan adalah strategi belajar aktif. Dalam hal ini siswa dituntut untuk aktif dalam mencari, menggali, sekaligus mengolah informasi dari berbagai sumber. Selain itu, strategi yang digunakan adalah strategi yang mampu membuat siswa senang saat belajar. c. Prekondisi Prasyarat Motivasi belajar dapat timbul dengan berbagai cara seperti menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan memberikan semangat bagi siswa. Selain itu, guru juga mempunyai peran untuk memancing siswa dengan memberikan beberapa informasi untuk selanjutnya digali lebih dalam oleh siswa sendiri. d. Paradigma Pembelajaran Penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki yang bersifat relevan sebagai modal awal untuk menciptakan pengetahuan baru sehingga proses belajar dapat berjalan lancar. Berdasarkan berbagai macam penjelasan di atas mengenai kemandirian belajar, dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar merupakan suatu usaha 12 atau keinginan yang muncul karena adanya motivasi dan rasa tanggung jawab dari diri sendiri untuk belajar secara mandiri. 4. Ciri-ciri Siswa yang Memiliki Kemandirian Belajar Seseorang yang memiliki kemandirian tinggi dapat mengambil inisiatif, mengatasi kesulitan, dan ingin melakukan hal-hal untuk dan oleh diri sendiri Ambarita, 2006: 90. Hal tersebut ditegaskan oleh pendapat Desmita 2011: 185 yang menyebutkan bahwa kemandirian biasnya ditandai dengan kemampuan menentukan nasib sendiri, kreatif dan inisiatif, mengatur tingkah laku, bertanggung jawab, mampu menahan diri, membuat keputusan sendiri, serta mampu mengatasi masalah tanpa ada pengaruh dari orang lain. Zimbardo Ambarita, 2006: 90 berpendapat bahwa kemandirian independence berkenaan dengan sikap dan perilaku yang cenderung memiliki karakteristik kepribadian yang kreatif yang berarti selalu berupaya mencari alternatif, tidak bergantung atau terpengaruh oleh orang lain dalam proses penentuan keputusan, serta dapat melakukan sesuatu atas inisiatif dan kreativitas sendiri. Guglielmino dan Guglielmino 1991 dalam Islam 2010: 2 menyatakan bahwa siswa yang mempunyai kemampuan belajar mandiri dicirikan oleh beberapa faktor, yaitu: a mempunyai inisiatif dalam belajar; b bertanggung jawab terhadap proses belajarnya sendiri; c disiplin dan mempunyai rasa ingin tahu yang besar; d memiliki keinginan yang kuat untuk belajar atau melakukan perubahan serta memiliki rasa percaya diri yang tinggi; e mampu mengatur waktu, mengatur kecepatan belajar, dan rencana penyelesaian tuga; f senang belajar dan berkecenderungan untuk memenuhi target yang telah direncanakan. 13 Zumbrunn, Tadlock, dan Danielle Roberts 2011: 13 menyebutkan bahwa siswa yang memiliki kemandirian belajar adalah sebagai berikut. In summary, self-regulated learners are able to set short- and long-term goals for their learning, plan ahead to accomplish their goals, self- motivate themselves, and focus their attention on their goals and progress. They also are able to employ multiple learning strategies and adjust those strategies as needed, self-monitor their progress, seek help from others as needed, and self-evaluate their learning goals and progress based upon their learning outcomes. Pernyataan di atas memaparkan bahwa ciri-ciri siswa yang memiliki kemandirian belajar yaitu: a mampu menentukan tujuan jangka panjang dan jangka pendek belajarnya. Misalnya seperti belajar untuk mempersiapkan ulangan akhir semester, siswa belajar dari jauh-jauh hari dengan memanfaatkan waktu luangnya untuk belajar sehingga mendapatkan nilai hasil yang memuaskan; b merencanakan tujuan yang ingin dicapainya. Misalnya mempunyai target untuk mendapatkan nilai sempurna di mata pelajaran IPS; c memotivasi dirinya sendiri. Siswa mempunyai semangat dan kemauan yang dapat memacu dirinya untuk rajin belajar; d fokus terhadap tujuan dan kemajuan diri. Mampu memfokuskan diri dalam belajar; e mampu menggunakan dan menyesuaikan berbagai macam strategi yang dibutuhkan. Siswa mampu menyesuaikan dan mengikuti pembelajaran yang dilakukan oleh guru; f memantau perkembangan diri.Siswa terus melihat perkembangan belajarnya, apakah prosesnya menghasilkan kemajuan atau tanpa perubahan sehingga siswa dapat mengetahui sejauh mana tujuannya sudah tercapai; g mencari bantuan yang dibutuhkan.Suatu saat siswa akan mencari bantuan mengenai kekurangannya yang dibutuhkan, tetapi tidak untuk meminta bantuan sepenuhnya; h mengevaluasi pencapaian tujuan dan 14 kemajuan belajar melalui hasil belajar. Mencermati hasil dari proses belajar yang sudah dilakukan sehingga mampu mengukur dan melihat sejauh mana tujuan dan kemajuan yang tercapai. Berdasarkan pendapat Zimbardo Ambarita, 2006: 90 dan Guglielmino Guglielmino Islam, 2010: 12 dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri siswa yang memiliki kemandirian belajar adalah sebagai berikut. a. Memiliki sikap tanggung jawab b. Memiliki rasa percaya diri c. Memiliki kreativitas d. Memiliki semangat belajar. e. Memiliki sikap disiplin 5. Pentingnya Kemandirian Belajar Sikap kemandirian merupakan salah satu sikap yang penting dan perlu ditanamkan dalam diri siswa untuk membantu membangun kepercayaan diri dan tidak mudah bergantung kepada orang lain. Hal tersebut ditegaskan dengan pendapat Musbikin 2006: 50 yang menyatakan bahwa kemandirian anak sangat penting bagi perkembangan jiwa anak karena akan menimbulkan tingkat kepercayaan diri anak. Selanjutnya Musbikin menambahkan bahwa dampaknya, anak memiliki semangat untuk melakukan aktivitasnya, dan memiliki keinginan untuk banyak mencoba sesuatu yang baru dan meningkatkan prestasinya. Sikap kemandirian yang ada pada diri juga dapat membantu anak agar terhindar dari dampak negatif dan kebiasaan belajar yang kurang baik.Seperti yang dikemukakan oleh Desmita 2011: 189 bahwa fenomena peserta didik yang 15 kurang mandiri dalam belajar dapat menimbulkan gangguan mental dan kebiasaan belajar yang kurang baik seperti tidak betah belajar lama atau belajar hanya menjelang ujian, membolos, menyontek, dan mencari bocoran soal-soal ujian. Melihat dari beberapa fenomena dan dan dampak negatif yang ada, maka kemandirian merupakan salah satu sikap yang penting yang harus ada pada diri siswa.Siswa yang mandiri akan jauh dari sifat dan sikap bergantung pada orang lain, selalu berusaha mencari dan memanfaatkan kesempatan untuk perbaikan diri sehingga lebih berkualitas Ambarita, 2006: 92. Dengan adanya kualitas diri yang baik, siswa akan mampu memahami apa yang seharusnya ia lakukan untuk perbaikan dirinya sebagai usaha pencapaian tujuan. Dengan adanya peran penting kemandirian bagi siswa untuk menghindari banyaknya fenomena dan dampak negatif dari kurangnya kemandirian, maka hal tersebut menuntut dunia pendidikan khususnya sekolah agar dapat menjadi tempat dan sarana untuk menumbuhkembangkan kemandirian pada diri siswa 6. Cara Menumbuhkembangkan Kemandirian Belajar Kemandirian bukanlah hal yang diperoleh dengan sendirinya, tetapi membutuhkan proses, dukungan, dorongan, serta kesempatan Ambarita, 2006: 89. Ambarita juga menambahkan bahwa kemandirian dapat berkembang dengan baik apabila diberi kesempatan berupa latihan yang berkesinambungan. Berdasarkan pendapat tersebut, siswa tidak mungkin dapat berjalan sendiri dalam melalui proses menuju kemandirian, dalam hal ini seorang guru mempunyai peran yang penting dalam membantu dan membimbing siswa. Seperti pendapat dari Mujiman 2009: 169 yang menyebutkan bahwa tugas seorang guru dalam belajar 16 mandiri siswa adalah 1 mengajar dengan bahan dan cara yang merangsang siswa untuk tertarik memperdalam dan mengembangkannya sendiri; 2memberikan bantuan kepada siswa dalam proses pendalaman dan pengembangan bila diperlukan. Desmita 2011: 184 berpendapat bahwa kemandirian muncul dan berfungsi ketika siswa menemukan diri pada posisi yang menuntut suatu tingkat kepercayaan diri. Desmita menambahkan bahwa pendidikan di sekolah perlu melakukan upaya-upaya pengembangan kemandirian siswa, diantaranya yaitu: a menciptakan proses pembelajaran yang membuat siswa merasa dihargai; b mendorong anak untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran; c memberi kebebasan kepada anak untuk bereksplorasi dan mendorong rasa ingin tahu mereka; d menerimaan kelebihan dan kekurangan anak, tidak membeda- bedakan anak yang satu dengan yang lain; e menjalin hubungan yang harmonis dan akrab dengan anak.

B. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar