Siklus 1 UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR IPS MENGGUNAKAN METODE MIND MAP PADA SISWA KELAS VB SD N GEDONGKIWO.

47 3. Indikator kreativitas termasuk ke dalam kategori sangat rendah karena indikator tersebut hanya tercapai 2,9. Siswa masih bergantung pada satu buku sebagai sumber belajar, siswa juga tidak mencatat atau menandai hal-hal penting dari materi yang sedang dipelajari. 4. Indikator semangat belajar termasuk ke dalam kategori sangat rendah karena indikator tersebut hanya tercapai 17,6. Sebagian besar siswa masih terlihat bekerjasama dengan temannya dalam mengerjakan tugas. 5. Indikator disiplin termasuk ke dalam kategori sedang karena indikator tersebut hanya tercapai 48,21. Sebagian besar siswa masih berada di luar ketika guru belum hadir di kelas, siswa terlihat belum siap dan tertib ketika guru akan memulai pembelajaran, serta siswa belum mampu mengumpulkan tugas tepat waktu.

2. Siklus 1

Siklus 1 terdiri dari dua pertemuan yang dilaksanakan pada Rabu, 15 Maret 2017 dan Rabu, 22 Maret 2017. Alokasi waktu untuk setiap pertemuan yaitu 2x35 menit, dengan materi tentang Perjuangan Para Tokoh Sebelum Kebangkitan Nasional dan pada Masa Kebangkitan Nasional. Berikut adalah penjelasan dari penelitian Siklus 1 yang telah dilaksanakn oleh peneliti. a. Perencanaan Siklus 1 Perencanaan dilaksanakan guna mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tindakan. Kegiatan perencanaan Siklus 1 yaitu sebagai berikut. 48 1 Menyusun RPP Dalam menyusun RPP, peneliti berkolaborasi dengan guru, RPP disusun oleh peneliti yang selanjutnya dikonsultasikan kepada guru. 2 Membuat lembar evaluasi Peneliti dan guru bekerjasama dalam membuat lembar evaluasi untuk diberikan pada pertemuan kedua atau akhir siklus. Lembar evaluasi yang dibuat yaitu berupa isian singkat. 3 Menyiapkan instrumen observasi Peneliti menjelaskan kepada guru terkait lembar observasi yang akan digunakan dalam mengamati siswa saat pembelajaran berlangsung. 4 Menyiapkan media pembelajaran Media pembelajaran disiapkan oleh peneliti dan guru. Dalam membuat contoh mind map peneliti berkolaborasi dengan guru terkait isi dari mind map yang akan dibuat. Selain itu, peneliti dan guru juga menyiapkan kertas putih kosong berukuran A3 serta pensil warna dan spidol yang akan dipakai oleh siswa untuk membuat mind map. 4 Menyiapkan kamera sebagai alat dokumentasi. b. Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 Pelaksanaan tindakan siklus 1 dilaksanakan dengan mengikuti kegiatan yang ada pada RPP. Berikut adalah rincian kegiatan yang dilakukan pada siklus 1. 49 1 Pertemuan Ke-1 a Kegiatan Awal Pembelajaran IPS menggunakan metode mind map dimulai setelah jam istirahat yaitu pukul 09.35 dengan rincian kegiatan sebagai berikut. Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam. Selanjutnya guru memberikan acuan dengan membahas materi yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya yaitu tentang penjajahan yang dilakukan oleh bangsa Belanda terhadap rakyat Indonesia. Dalam menyampaikan acuan, guru juga memberikan beberapa pertanyaan terkait materi seperti dampak apa yang terjadi dari adanya penjajahan oleh pihak Belanda, serta apa alasan yang membuat pihak Belanda memerintahkan rakyat Indonesia untuk membuat jalan raya dari Anyer sampai Panarukan. Pada saat guru mengajukan pertanyaan, siswa tidak langsung menjawab pertanyaan tersebut dan terlihat pasif. Guru harus membimbing siswa agar mereka berani menjawab dan berpendapat. Sebelum menjelaskan materi, guru melakukan apersepsi dengan mengeluarkan uang kertas nominal seribu dan bertanya kepada siswa “anak-anak apakah kalian tahu nama tokoh yang ada pada uang ini ?”. Dari pertanyaan tersebut, beberapa siswa mencoba menjawab tetapi belum ada jawaban yang tepat. Selanjutnya guru memberikan petunjuk kedua dengan cara menyebutkan inisial nama tokoh tersebut serta asal daerahnya. Setelah guru melakukan tanya-jawab, guru memberikan nasehat kepada siswa agar membiasakan rajin belajar di rumah dan mempelajari materi untuk pertemuan selanjutnya meskipun guru tidak menyuruhnya. 50 b Kegiatan Inti Guru menyampaikan materi tentang perjuangan tokoh daerah yaitu Pattimura dan Pangeran Diponegoro secara singkat. Siswa mendengarkan penjelasan terkait perjuangan kedua tokoh tersebut pada saat menghadapi segala macam perlawanan dari pihak Belanda. Setelah menjelaskan materi, guru meminta siswa untuk mengambil buku paket di perpustakaan sebagai bahan materi untuk membuat mind map. Semua siswa pergi ke perpustakaan untuk meminjam buku paket. Selanjutnya, siswa memperhatikan contoh mind map yang sudah jadi yang ditempelkan oleh guru di papan tulis serta mendengarkan penjelasan guru mengenai cara membuat mind map. Ketika guru selesai menjelaskan sebagian besar siswa 65 masih bertanya terkait cara pembuatan mind map salah satunya yaitu bertanya tentang penulisan isi materi. Gambar 7. Guru menjelaskan cara membuat mind map Setelah melihat contoh mind map dan mendengarkan penjelasan guru tentang cara membuat mind map, guru membagikan kertas putih kosong ukuran A3 serta menyediakan pensil warna dan spidol bila ada siswa yang lupa membawanya, 51 kemudian guru meminta para siswa membuat mind map berisi materi yang sudah dipelajari. Selama kegiatan membuat mind map, guru turut serta membimbing siswa, guru membantu mengarahkan siswa yang masuh belum paham mengenai cara membuat mind map dan berkeliling untuk melihat aktivitas siswa. Guru mengingatkan siswa untuk mengumpulkan mind map dalam 10 menit lagi. Karena setelah 10 menit menjelang akhir pembelajaran hanya terdapat beberapa siswa yang sudah selesai membuat mind map, akhirnya guru memutuskan untuk tidak mengumpulkannya dan menugaskan siswa untuk melanjutkan tugas tersebut di rumah. Guru meminta tugas tersebut dibawa pada pertemuan selanjutnya. c Kegiatan Akhir Pada lima menit terakhir, guru memberikan pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari. Guru memberikan beberapa pertanyaan secara umum kepada siswa, dan menutup pembelajaran. 2 Pertemuan Ke-2 Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan ke-2 dalam pembelajaran IPS menggunakan metode mind map yaitu sebagai berikut. a Kegiatan Awal Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan mengecek kondisi kelas dan siswa. Guru menanyakan siswa yang belum hadir di kelas. Karena terdapat dua siswa yang belum masuk kelas, guru menasaehati semua siswa agar dapat disiplin dalam waktu. Setelah itu, guru memberikan acuan tentang materi pada pertemuan sebelumnya, pada saat guru memberikan acuan 52 guru memberikan beberapa pertanyaan untuk mengetahui sejauh mana siswa mempelajari dan mengingat materi pertemuan sebelumnya. Guru juga menghimbau kepada siswa agar semua siswa sudah menyiapkan buku pelajaran sendiri meskipun guru belum menyuruhnya, serta harus siap belajar dan tertib meskipun guru belum datang ke kelas. b Kegiatan Inti Setelah memberikan acuan, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai materi tentang perjuangan tokoh-tokoh pada masa kebangkitan nasional secara singkat. Setelah mendengarkan penjelasan tersebut, siswa langsung ditugaskan untuk membuat mind map. Siswa membuat mind map dengan bimbingan guru. Gambar 8. Kegiatan siswa saat membuat mind map Setelah siswa membuat mind map, guru meminta beberapa siswa untuk maju mempresentasikan mind map tersebut. Karena tidak ada siswa yang berani maju, guru memutuskan untuk meminta perwakilan dari setiap baris untuk maju 53 presentasi. Siswa diminta berdiskusi untuk menetukan siapa yang akan maju. Tetapi karena mempertimbangkan waktu, presentasi hanya dilakukan oleh perwakilan dari salah satu baris saja. Selanjutnya setelah terdapat perwakilan siswa yang melakukan presentasi, guru memberikan beberapa pertanyaan terkait isi mind map yang sudah dibacakan untuk mengecek apakah siswa lain memperhatikan temannya yang sudah presentasi atau tidak. c Kegiatan Akhir Guru membagikan soal evaluasi untuk setiap siswa. Seluruh siswa diberikan waktu untuk mengerjakan lembar evaluasi selama 10 menit. Sebelum menutup pembelajaran, guru menyampaikan pesan kepada siswa untuk gemar membaca buku pelajaran serta rajin belajar, karena dengan membaca dan belajar kita bisa mengetahui segala sesuatu yang belum kita ketahui. Diakhir pembelajaran, guru menugaskan semua siswa untuk membawa kertas A3 atau karton, pensil warna dan perlengkapan lainnya untuk membuat mind map pada pembelajaran IPS yang akan datang. c. Hasil Pengamatan Siklus 1 Pengamatan dilakukan di setiap pertemuan selama pelaksanaan tindakan. Hasil yang diperoleh di siklus I sebesar 65,05 di lampiran dengan rincian pada pertemuan pertama rata-rata kemandirian belajar IPS siswa kelas VB sebesar 59,6 di lampiran, dengan jumlah 6 siswa 35 yang mampu mencapai kategori keberhasilan. Sedangkan hasil observasi siklus I pertemuan kedua menunjukkan bahwa rata-rata kemandirian belajar IPS siswa kelas VB sebesar 54 70,5 di lampiran, dengan jumlah 11 siswa 65 yang mampu mencapai kategori keberhasilan. Hasil yang diperoleh berdasarkan kategori pada siklus I pertemuan pertama dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 6. Persentase Hasil Pengamatan Kemandirian Belajar IPS Siswa Kelas VB Berdasarkan Kategori pada Siklus I Pertemuan 1 Kategori Persentase Skor Frekuensi Persentase Siswa Sangat Tinggi 81-100 1 6 Tinggi 61-80 5 29 Sedang 41-60 9 53 Rendah 21-40 2 12 Sangat Rendah 0-20 Gambar 9. Diagram Persentase Hasil Pengamatan Kemandirian Belajar IPS Siswa Kelas VB Berdasarkan Kategori pada Siklus I Pertemuan 1 Berdasarkan tabel dan diagram di atas, dapat diketahui jika kemandirian belajar IPS siswa kelas VB yang termasuk dalam sangat tinggi hanya terdapat 1 siswa 6; kategori tinggi sebanyak 5 siswa 29; kategori sedang sebanyak 9 6 29 53 12 20 40 60 80 100 Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Persentase Hasil Pengamatan Kemandirian Belajar IPS Siswa Kelas VB Berdasarkan Kategori pada Siklus I Pertemuan 1 55 siswa 53; kategori rendah sebanyak 2 siswa 12; dan tidak ada siswa yang termasuk dalam kategori sangat rendah 0. Terdapat 9 siswa yang kemandirian belajarnya termasuk ke dalam kategori sedang, sebagian besar dari 9 siswa tersebut masih kurang dalam indikator tanggung jawab yaitu belum menyiapkan buku ketika pembelajaran dimulai dan belum bersikap tegas jika suasana kelas mulai tidak kondusif. Siswa belum percaya diri ketika harus menjawab pertanyaan dari guru sehingga masih bergantung kepada temannya, dan belum berani dalam mengemukakan pendapat. Selain itu, siswa juga belum menuliskan atau menandai pokok-pokok dari materi yang sedang dipelajarai. Sedangkan dua siswa yang kemandirian belajarnya termasuk ke dalam kategori rendah, sebagian besar siswa tersebut masih kurang dalam indikator percaya diri yaitu belum berani menjawab pertanyaan jika guru tidak menunjukknya serta belum berani berpendapat maupun menambahkan jawaban. Siswa masih kurang dalam indikator tanggung jawab yaitu belum menyiapkan buku pelajaran ketika pembelajaran dimulai serta belum menunjukkan sikap tegas. Siswa belum terlihat siap belajar dan tidak menyelesaikan tugas tepat waktu. Penjelasan secara rinci hasil observasi kemandirian belajar IPS setiap siswa berdasarkan kategori yang dicapai yaitu sebagai berikut. 1. Siswa nomor 1 secara keseluruhan memiliki kemandirian belajar sebesar 53 yang termasuk dalam kategori sedang. Siswa nomor 1 masih kurang dalam indikator percaya diri dan kreatif. Siswa belum berani berpendapat ataupun menjawab sebelum guru memberikan perintah, siswa juga belum 56 menyelesaikan mind map. Siswa masih berada di luar kelas ketika bel sudah berbunyi. 2. Siswa nomor 2 secara keseluruhan memiliki kemandirian belajar sebesar 20 yang termasuk dalam kategori sangat tinggi. Siswa hanya belum berani dalam mengemukakan pendapat. 3. Siswa nomor 3 secara keseluruhan memiliki kemandirian belajar sebesar 73 yang termasuk dalam kategori tinggi. Siswa masih kurang dalam indikator disiplin, siswa belum bisa mengefisienkan waktu ketika akan dimulainya pembelajaran. Siswa masih berada di luar setelah bel masuk berbunyi. 4. Siswa nomor 4 secara keseluruhan memiliki kemandirian belajar sebesar 40 yang termasuk dalam kategori sangat rendah. 1 masih kurang dalam indikator tanggung jawab, percaya diri dan kreatif. Siswa tidak konsentrasi dan belum dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Siswa hanya menggunakan satu sumber belajar. Siswa masih bermain kertas lipat saat guru membuka pembelajaran. 5. Siswa nomor 5 secara keseluruhan memiliki kemandirian belajar sebesar 40 yang termasuk dalam kategori rendah. Siswa masih kurang dalam indikator tanggung jawab, percaya diri, dan semangat belajar. Siswa terlihat kurang bersemangat dan lebih banyak diam, siswa hanya melakukan suatu kegiatan jika guru memerintahkannya. Siswa masih melihat pekerjaan temannya saat membuat mind map. 6. Siswa nomor 6 secara keseluruhan memiliki kemandirian belajar sebesar 60 yang termasuk dalam kategori sedang. Siswa masih kurang dalam indikator 57 disiplin dan tanggung jawab. Siswa masih kurang disiplin dalam waktu dan belum bisa melaksanakan tugasnya sendiri. Siswa masih berada di luar setelah bel masuk berbunyi. 7. Siswa nomor 7 secara keseluruhan memiliki kemandirian belajar sebesar 67 yang termasuk dalam kategori tinggi. Siswa hanya kurang dalam indikator percaya diri karena terlihat pasif pada saat guru melakukan tanya jawab dengan siswa, siswa lebih banyak diam. 8. Siswa nomor 8 secara keseluruhan memiliki kemandirian belajar sebesar 53 yang termasuk dalam kategori sedang. Siswa nomor masih kurang dalam semua indikator tanggung jawwab dan percaya diri. Siswa belum berani dalam berpendapat dan menjawab pertanyaan, siswa juga sering terlihat tidak fokus ketika guru melakukan tanya-jawab dengan siswa. Siswa mengobrol ketika guru menjelaskan. 9. Siswa nomor 9 secara keseluruhan memiliki kemandirian belajar sebesar 73 yang termasuk dalam kategori tinggi. Siswa hanya masih kurang dalam semua indikator kreatif karena siswa hanya menggunakan satu sumber belajar yaitu buku paket. Siswa mengobrol ketika guru menjelaskan. 10. Siswa nomor 10 secara keseluruhan memiliki kemandirian belajar sebesar 47 yang termasuk dalam kategori sedang. Siswa masih kurang dalam indikator percaya diri dan kreatif. Siswa belum bisa menjawab pertanyaan dan belum berani untuk berpendapat. Siswa terlihat pasif. 11. Siswa nomor 11 secara keseluruhan memiliki kemandirian belajar sebesar 53 yang termasuk dalam kategori sedang. Siswa masih kurang dalam 58 indikator disiplin dan percaya diri. Siswa trelihat beberapa kali kurang konsentrasi saat guru menjelaskan, siswa juga masih bertanya kepada temannya ketika guru memberikan pertanyaan. 12. Siswa nomor 12 secara keseluruhan memiliki kemandirian belajar sebesar 60 yang termasuk dalam kategori sedang. Siswa masih kurang dalam indikator tanggung jawab dan percaya diri. Siswa belum berani dalam berpendapat dan menjawab pertanyaan, siswa juga sering terlihat tidak fokus ketika guru melakukan tanya-jawab dengan siswa. 13. Siswa nomor 13 secara keseluruhan memiliki kemandirian belajar sebesar 73 yang termasuk dalam kategori tinggi. Siswa hanya kurang bersemangat dan belum dapat menyelesaikan tugas tepat waktu. 14. Siswa nomor 14 secara keseluruhan memiliki kemandirian belajar sebesar 73 yang termasuk dalam kategori tinggi. Siswa hanya belum dapat menyelesaikan tugas tepat waktu serta menyiapkan buku sendiri. 15. Siswa nomor 15 secara keseluruhan memiliki kemandirian belajar sebesar 60 yang termasuk dalam kategori sedang. Siswa masih kurang dalam indikator percaya diri dan kreatif. Siswa masih bergantung pada teman ketika guru meminta siswa menjawab pertanyaan serta hanya menggunakan satu sumber belajar. 16. Siswa nomor 16 secara keseluruhan memiliki kemandirian belajar sebesar 53 yang termasuk dalam kategori sedang. Siswa masih kurang dalam indikator disiplin dan percaya diri. Ketika bel masuk berbunyi siswa masih 59 berada di luar kelas serta belum berani menjawab ketika guru memberikan pertanyaan. 17. Siswa nomor 17 secara keseluruhan memiliki kemandirian belajar sebesar 47 yang termasuk dalam kategori sedang. Siswa masih kurang dalam indikator disiplin. Ketika bel masuk berbunyi siswa masih berada di luar kelas, siswa masih mengobrol ketika pembelajaran sudah dimulai serta belum dapat menyelesaikan tugas tepat waktu. Adapun hasil pengamatan berdasarkan persentase rata-rata per indikator kemandirian belajar siswa pada siklus I pertemuan1 yaitu sebagai berikut. Tabel 7. Persentase Rata-rata Indikator Kemandirian Belajar IPS Siswa Kelas VB pada Siklus I Pertemuan 1 No. Indikator Hasil Persentase Kategori

1. Tanggung jawab

61,7 Tinggi 2. Percaya diri 46,9 Sedang 3. Kreativitas 41,15 Sedang 4. Semangat Belajar 76,4 Tinggi 5. Disiplin 69,38 Tinggi 60 Gambar 10. Diagram Persentase Rata-rata Indikator Kemandirian Belajar IPS Siswa Kelas VB pada Siklus I Pertemuan 1 Berdasarkan tabel dan diagram di atas, peneliti dapat menjelaskan lebih rinci dari setiap indikator kemandirian belajar yaitu sebagai berikut. 1. Indikator tanggung jawab termasuk dalam kategori tinggi karena tercapai 61,7. 2. Indikator percaya diri termasuk ke dalam kategori sedang karena indikator tersebut hanya tercapai 46,9. Sebagian besar yang belum dapat dicapai oleh siswa pada indikator percaya diri adalah belum bisa menjawab pertanyaan dengan mandiri, siswa masih meminta bantuan kepada temannya. 3. Indikator kreativitas termasuk ke dalam kategori sedang karena indikator tersebut hanya tercapai 41,15. Siswa tidak mencatat atau menandai hal-hal penting dalam bacaan. 61,7 46,9 41,15 76,4 69,38 20 40 60 80 100 Tanggung jawab Percaya diri Kreativitas Semangat belajar Disiplin Persentase Rata-rata Indikator Kemandirian Belajar IPS Siswa Kelas VB pada Siklus I Pertemuan 1 61 4. Indikator semangat belajar termasuk dalam kategori tinggi dengan persentase 76,4. Siswa sudah terlihat mengerjakan tugasnya sendiri. 5. Indikator disiplin termasuk dalam kategori tinggi dengan persentase 69,38. Siswa memperhatikan ketika guru menjelaskan, tertib sebelum pembelajaran dimulai, dan berada di dalam kelas selama pembelajaran. Sedangkan hasil observasi kemandirian belajar siswa pada siklus I pertemuan kedua berdasarkan kategori yang telah dicapai dapat dilihat sebagai berikut. Tabel 8. Persentase Hasil Pengamatan Kemandirian Belajar Siswa Kelas VB Berdasarkan Kategori pada Siklus I Pertemuan 2 Kategori Persentase Skor Frekuensi Persentase Siswa Sangat Tinggi 81-100 3 18 Tinggi 61-80 8 47 Sedang 41-60 6 35 Rendah 21-40 Sangat Rendah 0-20 Gambar 11. Diagram Persentase Hasil Pengamatan Kemandirian Belajar IPS kelas VB Berdasarkan Kategori pada Siklus I Pertemuan 2 18 47 35 20 40 60 80 100 Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Persentase Hasil Pengamatan Kemandirian Belajar Siswa Kelas VB Berdasarkan Kategori pada Siklus I Pertemuan 2 62 Berdasarkan tabel dan diagram di atas, dapat diketahui jika kemandirian belajar IPS siswa kelas VB yang terrmasuk dalam kategori sangat tinggi terdapat 3 siswa 18; kategori tinggi sebanyak 8 siswa 47; kategori sedang sebanyak 6 siswa 35; tidak ada siswa yang termasuk dalam kategori rendah dan sangat rendah. Enam siswa yang termasuk dalam kategori sedang masih belum menyiapkan buku pelajaran ketika pembelajaran sudah dimulai, belum menunjukkan sikap tegas, belum mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru secara mandiri, belum berani berpendapat dan menambhakan jawaban, serta tidak menandai hal-hal penting dari materi. Penjelasan secara rinci hasil observasi kemandirian belajar IPS setiap siswa berdasarkan kategori yang dicapai yaitu sebagai berikut. 1. Siswa nomor 1 secara keseluruhan memiliki kemandirian belajar sebesar 47 yang termasuk dalam kategori sedang. Siswa masih kurang dalam indikator percaya diri dan kreatif. Siswa belum berani menjawab pertanyaan yang diberikan dan masih bertanya kepada teman di sebelahnya, siswa membuat mind map yang sama seperti yang dicontohkan oleh guru. Siswa tidak menyelesaikan soal evaluasi tepat waktu. 2. Siswa Siswa nomor 2 secara keseluruhan memiliki kemandirian belajar sebesar 93 yang termasuk dalam kategori sangat tinggi. Siswa hanya belum menunjukkan sikap tegas. 3. Siswa Siswa nomor 3 secara keseluruhan memiliki kemandirian belajar sebesar 80 yang termasuk dalam kategori tinggi. Siswa masih kurang dalam 63 indikator percaya diri karena belum berani menjawab pertanyaan dengan inisiatif sendiri. 4. Siswa Siswa nomor 4 secara keseluruhan memiliki kemandirian belajar sebesar 60 yang termasuk dalam kategori sedang. Siswa masih kurang dalam indikator percaya diri dan tanggung jawab, karena belum berani menjawab pertanyaan serta belum terlihat siap ketika pembelajaran dimulai. 5. Siswa Siswa nomor 5 secara keseluruhan memiliki kemandirian belajar sebesar 67 yang termasuk dalam kategori tinggi. Siswa masih kurang dalam indikator tanggung jawab dan kreativitas, karena siswa terlihat belum siap ketika pembelajaran dimulai dan tidak mencatat menandai hal-hal pokok bacaan. 6. Siswa Siswa nomor 6 secara keseluruhan memiliki kemandirian belajar sebesar 80 yang termasuk dalam kategori tinggi. Siswa hanya kurang percaya diri karena belum berani mengacungkan jari untuk menjawab pertanyaan yang diajukan guru. 7. Siswa Siswa nomor 7 secara keseluruhan memiliki kemandirian belajar sebesar 73 yang termasuk dalam kategori tinggi. Siswa masih kurang dalam indikator percaya diri karena belum bernai berpendapat maupun menjawab ketika guru memberikan kesempatan siswa untuk berkomentar. 8. Siswa Siswa nomor 8 secara keseluruhan memiliki kemandirian belajar sebesar 73 yang termasuk dalam kategori sedang. Siswa masih kurang dalam indikator kreativitas, siswa tidak menandai pokok-pokok bacaan. 64 9. Siswa Siswa nomor 9 secara keseluruhan memiliki kemandirian belajar sebesar 53 yang termasuk dalam kategori sedang. Siswa masih kurang dalam indikator disiplin dan semangat belajar, siswa belum dapat menyelesaikan tugas tepat waktu serta masih mengobrol ketika pembelajaran dimulai. 10. Siswa Siswa nomor 10 secara keseluruhan memiliki kemandirian belajar sebesar 47 yang termasuk dalam kategori sedang. Siswa masih kurang dalam indikator tanggung jawab dan percaya diri , siswa tidak menyiapkan buku sebelum belajar dan membereskannya kembali, siswa juga belum bisa menjawab pertanyaan yang diajukan guru. 11. Siswa Siswa nomor 11 secara keseluruhan memiliki kemandirian belajar sebesar 93 yang termasuk dalam kategori sangat tinggi. Siswa hanya belum bisa bersikap tegas ketika kondisi kelas mulai gaduh. 12. Siswa Siswa nomor 12 secara keseluruhan memiliki kemandirian belajar sebesar 73 yang termasuk dalam kategori tinggi. Siswa masih kurang dalam indikator tanggung jawab dan percaya diri, siswa menyiapkan buku ketika guru memerintahkannya serta menjawab pertanyaan dengan bertanya kepada temannya terlebih dahulu. 13. Siswa Siswa nomor 13 secara keseluruhan memiliki kemandirian belajar sebesar 93 yang termasuk dalam kategori sangat tinggi. Siswa hanya belum menunjukkan sikap tegasnya ketika kondisi kelas ramai. 14. Siswa Siswa nomor 14 secara keseluruhan memiliki kemandirian belajar sebesar 60 yang termasuk dalam kategori sedang. Siswa masih kurang 65 dalam indikator disiplin dan tanggung jawab, siswa belum dapat menyelesaikan tugas tepat waktu serta belum menunjukkan sikap peduli ketika kelas mulai ramai. 15. Siswa Siswa nomor 15 secara keseluruhan memiliki kemandirian belajar sebesar 80 yang termasuk dalam kategori tinggi. Siswa hanya belum berani menambahkan jawaban temannya yang belum tepat. 16. Siswa Siswa nomor 16 secara keseluruhan memiliki kemandirian belajar sebesar 60 yang termasuk dalam kategori sedang. Siswa masih kurang dalam indikator disiplin dan tanggung jawab. Siswa terlambat masuk kelas dan tidak menyelesaikan tugas tepat waktu. 17. Siswa Siswa nomor 17 secara keseluruhan memiliki kemandirian belajar sebesar 67 yang termasuk dalam kategori sedang. Siswa masih kurang dalam indikator disiplin dan percaya diri. Siswa terlambat masuk kelas dan belum bisa menjawab ketika guru memberikan pertanyaan. Adapun hasil observasi berdasarkan persentase rata-rata per indikator kemandirian belajar IPS siswa pada siklus I pertemuan kedua yaitu sebagai berikut. Tabel 9. Persentase Rata-rata Indikator Kemandirian Belajar IPS Siswa Kelas VB pada Siklus I Pertemuan 2 No. Indikator Hasil Persentase Kategori

1. Tanggung jawab

64,6 Tinggi 2. Percaya diri 50,9 Sedang 3. Kreativitas 61,7 Tinggi 4. Semangat Belajar 82,3 Tinggi 5. Disiplin 88,2 Tinggi 66 Gambar 12. Diagram Persentase Rata-rata Indikator kemandirian Belajar IPS Kelas VB pada Siklus I Pertemuan 2 Berdasarkan tabel dan diagram di atas, peneliti dapat menjelaskan secara rinci dari indikator kemandirian belajar yaitu sebagai berikut. 1. Indikator tanggung jawab termasuk dalam kategori tinggi dengan persentase 64,6. 2. Indikator percaya diri termasuk ke dalam kategori sedang karena indikator tersebut hanya tercapai 50,9. Sebagian besar yang belum dapat dicapai oleh siswa pada indikator percaya diri adalah belum bisa menjawab pertanyaan dengan mandiri, siswa masih meminta bantuan kepada temannya. 3. Indikator kreativitas termasuk dalam kategori tinggi dengan persentase 61,7. 64,6 50,9 61,7 82,3 88,2 20 40 60 80 100 Tanggung jawab Percaya diri Kreativitas Semangat belajar Disiplin Persentase Rata-rata Indikator Kemandirian Belajar IPS Siswa Kelas VB pada Siklus I Pertemuan 2 67 4. Indikator semangat belajar termasuk dalam kategori tinggi dengan persentase 82,3. Indikator disiplin termasuk dalam kategori tinggi dengan persentase 88,2 . Adapun perbandingan dari hasil observasi berdasarkan persentase kemandirian belajar berdasarkan kategori pada saat pra tindakan dengan siklus I yaitu sebagai berikut. Tabel 10. Perbandingan Persentase Kemandirian Belajar IPS Siswa Kelas VB Berdasarkan Kategori pada Pra Tindakan dengan Siklus I Kategori Persentase Skor Frekuensi Persentase Siswa Pra Tindakan Siklus I Pra Tindakan Siklus I P1 P2 P1 P2 Sangat Tinggi 81-100 1 3 6 18 Tinggi 61-80 5 8 29 47 Sedang 41-60 4 9 6 24 53 35 Rendah 21-40 13 2 76 12 0 Sangat Rendah 0-20 Gambar 13. Diagram Perbandingan Persentase Kemandirian Belajar IPS Siswa Kelas VB Berdasarkan Kategori pada Pra Tindakan dengan Siklus I 24 76 6 29 53 12 18 47 35 20 40 60 80 100 Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Perbandingan Persentase Kemandirian Belajar IPS Siswa Kelas VB Berdasarkan Kategori pada Pra Tindakan dengan Siklus I Pra Siklus I P1 Siklus I P2 68 Penjelasan secara rinci dari tabel dan diagram perbandingan di atas yaitu sebagai berikut. 1. Belum terdapat siswa 0 yang termasuk dalam kategori sangat tinggi pada pra tindakan, pada siklus I pertemuan pertama terdapat 1 siswa 6, kemudian pada siklus pertemuan kedua terdapat 3 siswa 18. 2. Belum terdapat siswa 0 yang termasuk dalam kategori tinggi pada pra tindakan, kemudian pada siklus I pertemuan pertama terdapat 5 siswa 29, kemudian pada pertemuan kedua terdapat 8 siswa 47. 3. Terdapat 4 siswa 24 yang termasuk dalam kategori sedang pada pra tindakan, kemudian pada siklus I pertemuan pertama terdapat 9 siswa 53 dan pertemuan kedua menurun menjadi 6 siswa 35 karena terdapat siswa yang naik ke kategori tinggi dan sangat tinggi. 4. Terdapat 13 siswa 76 yang termasuk dalam kategori rendah pada pra tindakan, kemudian pada siklus I pertemuan pertama terdapat 2 siswa 12 dan pertemuan kedua berkurang menjadi tidak ada 0 karena terdapat siswa yang naik ke kategori sedang, tinggi, dan sangat tinggi. 5. Tidak terdapat siswa 0 yang termasuk dalam kategori sangat rendah sejak pra tindakan. Selain itu, perbandingan persentase hasil observasi rata-rata per indikator kemandirian belajar IPS siswa pada pra tindakan dengan siklus I dapat dilihat sebagai berikut. 69 Tabel 11. Perbandingan Persentase Rata-rata Indikator Kemandirian Belajar IPS Siswa pada Pra Tindakan dengan Siklus I No. Indikator Pra Tindakan Siklus I Pertemuan 1 Pertemuan 2 Kategori Kat Kategori 1. Tanggung jawab 49,95 S 61,7 T 64,6 T 2. Percaya diri 43,1 S 46,9 S 50,9 S 3. Kreativitas 2,9 SR 41,15 S 61,7 T 4. Semangat Belajar 17,6 SR 76,4 T 82,3 ST 5. Disiplin 48,21 S 69,38 T 88,2 ST Keterangan: ST : Sangat Tinggi T : Tinggi S : Sedang R : Rendah SR : Sangat Rendah Gambar 14. Diagram Perbandingan Rata-rata Indikator Kemandirian Belajar IPS Siswa Kelas VB pada Pra Tindakan dan Siklus I 49,95 43,1 2,9 17,6 48,21 61,7 46,9 41,15 76,4 69,38 64,6 50,9 61,7 82,3 88,2 20 40 60 80 100 Tanggung jawab Percaya diri Kreativitas Semangat belajar Disiplin Perbandingan Persentase Rata-rata Indikator Kemandirian Belajar IPS Siswa pada Pra Tindakan dengan Siklus I Pra Siklus I P1 Siklus I P2 70 Berdasarkan tabel dan diagram tersebut, setiap indikator kemandirian belajar IPS dari pra tindakan ke siklus I mengalami kenaikan. 1. Tanggung jawab, pada saat pra tindakan hanya tercapai 49,95, sedangkan pada siklus I pertemuan pertama menjadi 61,7, dan pertemuan kedua meningkat menjadi 64,6. 2. Percaya diri, pada saat pra tindakan hanya tercapai 43,1 sedangkan pada siklus I pertemuan pertama menjadi 46,9, dan pertemuan kedua meningkat menjadi 50,9 3. Kreativitas, pada saat pra tindakan hanya tercapai 2,9 sedangkan pada siklus I pertemuan pertama menjadi 41,15, dan pertemuan kedua meningkat menjadi 61,7 4. Semangat belajar, pada saat pra tindakan hanya tercapai 17,6 sedangkan pada siklus I pertemuan pertama menjadi 76,4, dan pertemuan kedua meningkat menjadi 82,3 5. Disiplin, pada saat pra tindakan hanya tercapai 48,21 sedangkan pada siklus I pertemuan pertama menjadi 69,38, dan pertemuan kedua meningkat menjadi 88,2. d. Hasil Pengamatan Guru Selain melakukan observasi terhadap siswa, peneliti juga melakukan observasi terhadap guru dalam melaksanakan pembelajaran. Pada pertemuan pertama dan kedua, guru sudah melakukan sebagian besar kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP. Di awal pembelajaran, guru belum mengecek kesiapan belajar siswa dan langsung menyampaikan tujuan 71 pembelajaran. Selanjutnya guru menyampaikan materi, setelah itu guru langsung memperlihatkan dan menjelaskan contoh mind map yang sudah jadi. Dalam menjelaskan cara membuat mind map guru sudah cukup menguasainya karena sebelumnya peneliti sudah membimbing dan mengajarkan guru cara membuat mind map. Guru sudah mampu menjelaskan dengan detil langkah-langkah dalam membuat mind map. Namun setelah itu guru belum meminta siswa untuk mempelajari materi lebih lanjut pada buku paket, guru tidak meminta siswa untuk mencatat atau menandai hal-hal penting yang akan dicantumkan dalam mind map dan langsung menugaskan siswa untuk membuat mind map sehingga membuat beberapa siswa masih bingung apa saja yang harus dituliskan. Guru juga sudah membimbing siswa dalam kegiatan membuat mind map. Namun selama pembelajaran, guru lebih banyak memberikan pertanyaan kepada siswa yang bersifat umum siswa menjawab secara bersama-sama, serta belum memberikan kesempatan bagi siswa untuk berpendapat. e. Refleksi Siklus 1 Refleksi dilaksanakan agar peneliti dapat mengetahui kekurangan yang ada di siklus 1 dan melakukan perbaikan untuk tindakan di siklus II. Setelah peneliti melaksanakan tindakan siklus 1, peneliti menemukan beberapa kekurangan yaitu: 1 Beberapa siswa membuat mind map dengan cara meniru mind map yang telah dibuat oleh guru mind map yang ditempel di papan tulis. Siswa juga terlihat ragu-ragu dan bingung dalam membuat mind map. Akibatnya, banyak siswa yang terus-menerus bertanya kepada guru dan observer tentang cara membuat mind map dan membuat guru harus menjelaskan secara lebih rinci lagi. 72 2 Masih banyak siswa yang belum mandiri dalam mengerjakan tugas membuat mind map, mereka bekerjasama dengan temannya. 3 Siswa masih ragu-ragu dan malu dalam berpendapat maupun menjawab pertanyaan, beberapa siswa hanya menjawab secara lirih karena takut jika jawabannya salah. Belum ada siswa yang berani mengacungkan tangan sendiri, mereka menunggu ditunjuk oleh guru untuk menjawabnya. 4 Beberapa siswa belum bisa fokus dan tidak memperhatikan jika guru sedang menjelaskan, siswa laki-laki melakukan aktivitas sendiri seperti menggambar atau menulis sesuatu yang tidak ada kaitannya dengan pembelajaran IPS, sedangkan siswa perempuan lebih banyak berbicara dengan teman sebangkunya. 5 Pengelolaan waktu pada saat guru menjelaskan materi secara singkat serta waktu dalam penugasan membuat mind map kepada siswa. Guru menentukan waktu untuk siswa membuat mind map sebelum siswa mengerjakannya. Hasil refleksi siklus I dan perencanaan perbaikan pada siklus II dapat digambarkan sebagai berikut. 73 Tabel 12. Hasil Refleksi Siklus I dan Rencana Perbaikan di Siklus II