dalam tubuh mengandung instruksi untuk membuat enzim-enzim ini. Antioksidan dapat dibagi menjadi beberapa golongan: i antioksidan enzimatik dan non enzimatik;
ii antioksidan pencegah dan pemecah rantai; iii antioksidan eksogen dan endogen; dan iv antioksidan lipofilik dan hidrofilik. Contoh antioksidan enzimatik:
superoksida dismutase SOD, glutathion peroksidase GSPx, dan katalase; antioksidan non enzimatik: vitamin C, vitamin E, dan β-karoten; antioksidan
pencegah: SOD, GSPx, dan sistein; antioksidan pemutus rantai: vitamin E, vitamin C, dan β-karoten; antioksidan eksogen: vitamin E dan vitamin C; antioksidan endogen:
SOD, GSPx; antioksidan hidrofilik: SOD, katalase, GSPx, dan vitamin C. Antioksidan digunakan sebagai pembuang radikal bebas yang akan melindungi spermatozoa
Anggraini, 2006.
2.7.4 Senyawa Radikal Bebas dan Reaktive Oxygen Spesies ROS
Pada awalnya senyawa radikal bebas diketahui hanya dibentuk oleh sel netrofil dan makrofag yaitu ketika tubuh terinvasi mikroorganisme. Efek negatif senyawa radikal
bebas dapat diredam oleh antioksidan baik yang berupa zat gizi seperti vitamin A,C,E maupun antioksidan non gizi seperti flavonoid Winarsi, 2007. Radikal bebas bisa
terbentuk di dalam sel tubuh dengan berbagai cara. Radiasi yang kuat, termasuk sinar ultraviolet, sinar-X, sinar gamma dari bahan radioaktif, adalah sumber yang ampuh.
Radiasi seperti ini memecah ikatan diantara atom sehingga terjadi berbagai radikal dengan elektron tunggal yang siap menimbulkan reaksi kerusakan berantai. Radikal
bebas berperan dalam proses perjalanan berbagai penyakit Anggraini, 2006. Mitokondria dan plasma adalah tempat produksi radikal bebas dalam tubuh. Proses
produksi ini melibatkan kompleks enzim. Radikal bebas menyebabkan kerusakan DNA dan akhirnya apoptosis sel sperma Hafiz, 2006.
Stress oksidatif merupakan suatu kondisi yang berhubungan dengan peningkatan kerusakan seluler yang diinduksi oleh Reaktive Oxygen Species ROS.
Motilitas spermatozoa yang turun disebabkan oleh kerusakan membran spermatozoa yang kaya lemak tak jenuh oleh ROS. ROS mampu meningkatkan jumlah lipid
peroksidase yang akan menyebabkan hilangnya ATP intraseluler. Hilangnya ATP ini
Universitas Sumatera Utara
mengakibatkan kerusakan aksonema tubulus sentral tidak ada, mikrotubulus luar berkurang atau tidak ada sama sekali, menurunkan viabilitas, dan meningkatkan efek
morfologi midpiece spermatozoa sehingga menurunkan kapasitasi, reaksi akrosom, dan menghambat motilitas. Oleh karena itu digunakanlah antioksidan sebagai
pembuang radikal bebas yang akan melindungi spermatozoa Anggraini, 2006.
2.7.5 Peranan Vitamin E Terhadap Fertilitas
Epididimis merupakan jaringan komplek yang secara anatomi dan histologi dipisahkan menjadi 4 bagian kelompok yang berbeda, yaitu segmen awal, caput,
korpus dan cauda epididimis. Keempat bagian tersebut responsif terhadap faktor umur. Beberapa perubahan terkait dengan umur misalnya akumulasi lipofuscin yang
distribusinya diubah menjadi sistem antioksidan. Penurunan ekpresi gen dipengaruhi oleh pertahanan antioksidan. Kemungkinan stres oksidatif berperan dalam penuaan
epididimis. Stres oksidatif yang berkepanjangan berdampak pada proses penuaan epididimis dan kerusakan yang semakin meluas Dhiyaulhaq et al., 2010. Vitamin E
berfungsi sebagai faktor anti kemandulan dan penting untuk pembentukan dan kesehatan jaringan tulang Anggraini, 2006.
Vitamin E merupakan kelompok lipid yang mudah larut dalam lemak, dapat memutuskan rantai ikatan radikal bebas terutama
α-tokoferol. Vitamin E berfungsi sebagai antioksidan yang mencegah perkembangan lebih lanjut reaksi radikal bebas
dan selanjutnya melindungi sel dari kerusakan. Vitamin E berperan penting dalam melawan lipid peroksidasi, radikal bebas menyerang asam lemak yang menyebabkan
kerusakan struktural pada membran dan hasilnya terbentuk malondialdehyde dan 4- hidroxy, 2-nonenal 4-HNE. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, membuktikan
defisiensi vitamin E menyebabkan korpus epididimis mengalami peningkatan 4-HNE. Difesiensi vitamin E pada jaringan juga berdampak meningkatnya immunoreactivity
dalam sitoplasma sepanjang epididimis Dhiyaulhaq et al., 2010. Vitamin E tidak menyebabkan racun, efek racun seperti pengurangan berat badan juga tidak terjadi.
Tingkat kesuburan dapat dipulihkan kembali aktivitas antifertilitas reversible dalam waktu 4-6 minggu. Dalam kondisi ini, bahan aktifnya stabil terhadap panas.
Pengamatan yang sama juga terjadi pada mencit Sukrasno dan Tim Lentera, 2004.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret 2010 sampai dengan Juli 2011 di Laboratorium Struktur Hewan, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara, Medan.
3.2 Alat dan Bahan