jumlah spermatozoa. Jika senyawa radikal bebas terdapat berlebih dalam tubuh atau
melebihi batas kemampuan proteksi antioksidan seluler, maka dibutuhkan antioksidan
tambahan dari luar atau antioksidan eksogen untuk menetralkan radikal yang terbentuk Reynertson, 2007 dalam Pratimasari, 2009.
Pemberian vitamin E secara oral pada penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan terhadap jumlah sperma, hal ini disebabkan vitamin E berperan sebagai
antioksidan. Menurut Quratul’ainy 2006, tokoferol sebagai antioksidan dapat bereaksi dengan ROS dan radikal bebas lain. Pada proses ini tokoferol berperan
sebagai radikal bebas yang tidak reaktif sehingga akan berikatan dengan elektron bebas dari radikal bebas reaktif lain. Jadi, keberadaan antioksidan nonenzimatik
seperti vitamin E diperlukan untuk dapat mengatasi stress oksidatif dalam tubuh. Vitamin E, terutama tokoferol merupakan antioksidan yang sangat aktif dalam
mencegah peroksidasi lipid dengan menangkap peroksil lipid. Dengan demikian, vitamin E mampu memperbaiki membran yang rusak. Menurut Astuti et al. 2009,
metabolisme akan berlangsung dengan baik apabila membran plasma sel berada dalam keadaan yang utuh, sehingga mampu mengatur lalu lintas masuk dan keluar substrat
dan elektrolit yang dibutuhkan dalam proses metabolisme.
4.2 Kualitas Spermatozoa Secara keseluruhan kualitas spermatozoa mencit jantan dewasa meliputi motilitas,
viabilitas dan morfologi spermatozoa mencit adalah sebagai berikut:
4.2.1 Motilitas Spermatozoa
Hasil persentase motilitas spermatozoa mencit antara kelompok kontrol dan perlakuan menunjukkan perbedaan nyata, diantara kedua kelompok tersebut. Persentase motilitas
spermatozoa mencit kontrol tertinggi berada pada minggu ke-24 yaitu 87,00 dan terendah pada minggu ke-30 yaitu 81,83 sedangkan pada persentase motilitas
spermatozoa mencit pemberian vitamin E setelah perlakuan ekstrak air biji pepaya dan
Universitas Sumatera Utara
TU rata-rata tertinggi berada pada minggu ke-36 yaitu 52,00 dan terendah pada minggu ke-24 yaitu 11,17.
Berdasarkan hasil uji statistik terhadap konsentrasi motilitas spermatozoa mencit yang dilakukan diperoleh data yang dapat dilihat pada Lampiran B. Hasil
pengamatan konsentrasi motilitas spermatozoa mencit diketahui terbagi kedalam 2 kategori. Kategori a spermatozoa bergerak dan kategori b spermatozoa tidak
bergerak. Hubungan antara konsentrasi motilitas spermatozoa mencit dengan lama waktu pemberian vitamin E setelah perlakuan kombinasi ekstrak air biji pepaya dan
TU dapat dilihat pada Gambar 4.7
Keterangan: Huruf yang sama pada diagram berbeda adalah tidak berbeda nyata pada taraf 5. tn= p 0,05; = p0,05.
E0 = Pemberian vitamin E pada minggu ke-0 E6 = Pemberian vitamin E pada minggu ke-6
E12= Pemberian vitamin E pada minggu ke-12
Gambar 4.7 Konsentrasi motilitas spermatozoa mencit antara kontrol dan
perlakuan di setiap minggu perlakuan.
Pada gambar 4.7 terlihat bahwa pemberian vitamin E pada mencit yang sebelumnya telah mendapat perlakuan kombinasi ekstrak air biji pepaya dan TU
mampu meningkatkan konsentrasi motilitas spermatozoa mencit pada setiap perlakuan. Konsentrasi motilitas spermatozoa mencit di minggu ke-24 P4 setelah
perlakuan menunjukkan perbedaan nyata terhadap konsentrasi motilitas spermatozoa mencit perlakuan minggu ke-36 P6.
Universitas Sumatera Utara
Lama waktu pemberian vitamin E setelah pemberian perlakuan kombinasi ekstrak air biji pepaya dan TU berpengaruh terhadap konsentrasi motilitas
spermatozoa mencit. Hasil uji T test antara kelompok kontrol dan perlakuan menunjukkan bahwa konsentrasi motilitas spermatozoa mencit kontrol minggu ke 24
K4, berbeda nyata bila dibandingkan dengan mencit perlakuan minggu ke-24 P4. Konsentrasi motilitas spermatozoa mencit kontrol minggu ke-30 K5, berbeda nyata
dibandingkan dengan mencit perlakuan minggu ke-30 P5. Konsentrasi motilitas spermatozoa mencit kontrol minggu ke- 36 K6, berbeda nyata bila dibandingkan
dengan mencit perlakuan minggu ke-36 P6.
Pemberian kombinasi ekstrak air biji pepaya dan TU secara terus menerus dapat menyebabkan penurunan terhadap motilitas spermatozoa mencit, kemudian
setelah diberikan vitamin E maka konsentrasi motilitas spermatozoa mengalami peningkatan, disebabkan karena adanya faktor pemulihan. Motilitas spermatozoa yang
turun karena adanya kerusakan membran spermatozoa yang kaya lemak tak jenuh oleh ROS. ROS yang berasal dari senyawa aktif pada biji pepaya Lampiran Hasil uji
skrining fitokimia meningkatkan jumlah lipid peroksidase yang akan menyebabkan hilangnya ATP intraseluler. Anggraini 2006, menyatakan hilangnya ATP ini
mengakibatkan kerusakan aksonema tubulus sentral tidak ada, mikrotubulus luar berkurang atau tidak ada sama sekali, menurunkan viabilitas, dan meningkatkan
morfologi abnormal spermatozoa sehingga menurunkan kapasitasi, reaksi akrosom, dan menghambat motilitas. Hal ini menyebabkan kerusakan membran sel dan
mengganggu proses metabolisme sel spermatozoa akibat rusaknya membran sel spermatozoa, yang meningkatkan proses peroksidasi lipida sehingga motilitas
spermatozoa menurun Astuti et al., 2009. Penurunan konsentrasi motilitas spermatozoa juga dapat disebabkan oleh
senyawa radikal yang diduga dapat mengganggu enzim ATP-ase pada membran sel spermatozoa. Menurut Sikka 2004, menyatakan ATP-ase berfungsi sebagai pompa
ion yang dapat mempertahankan konsentrasi nutrisi dan ion yang sangat tergantung pada membran. Demikian pula Ganong 2002, menyatakan jika enzim ATP-ase
Universitas Sumatera Utara
tergangggu maka homeostatis juga akan terganggu, karena enzim ini berfungsi mempertahankan homeostatis internal untuk ion natrium dan kalium. Terdapatnya
radikal bebas pada jaringan yang memproduksi spermatozoa ditandai dengan meningkatnya pembentukan senyawa spesies oksigen reaktif ROS sehingga
menyebabkan kerusakan membran spermatozoa Sikka, 2004. Motilitas spermatozoa sangat tergantung pada suplai energi berupa ATP hasil
metabolisme. Spermatozoa membutuhkan energi untuk memperoleh kemampuan gerak, yang diperoleh dari proses respirasi dalam mitokondria Astuti et al., 2009.
Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Anggraini 2006 dengan pemberian vitamin E 0,2 cc pada dosis 0,02 mgg BB setelah dipaparkan asap rokok dapat mempertahankan
motilitas sperma. Hal ini membuktikan bahwa vitamin E memberikan efek proteksi terhadap stress oksidatif. Dalam beberapa studi sebelumnya disebutkan bahwa vitamin
E merupakan antioksidan pemutus rantai yang utama dalam membran sperma. Haryatmi 2004 juga melaporkan, vitamin E sebagai antioksidan berupa zat yang
dapat menetralkan radikal bebas. 4.2.2 Viabilitas Spermatozoa
Hasil persentase viabilitas spermatozoa mencit antara kelompok kontrol dan perlakuan menunjukkan perbedaan nyata, diantara kedua kelompok tersebut. Persentase
viabilitas spermatozoa mencit kontrol tertinggi berada pada minggu ke-30 yaitu 69,00 dan terendah pada minggu ke-36 yaitu 59,40 sedangkan pada persentase viabilitas
spermatozoa mencit pemberian vitamin E setelah perlakuan ekstrak air biji pepaya dan TU rata-rata tertinggi berada pada minggu ke-36 yaitu 47,67 dan terendah pada
minggu ke-24 yaitu 24,33.
Berdasarkan hasil uji statistik terhadap konsentrasi viabilitas spermatozoa mencit yang dilakukan diperoleh data yang dapat dilihat pada Lampiran C.
Hubungan antara konsentrasi viabilitas spermatozoa mencit dengan lama waktu pemberian vitamin E setelah perlakuan kombinasi ekstrak air biji pepaya dan TU
dapat dilihat pada Gambar 4.8
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: tn = p 0,05; = p0,05 E0 = Pemberian vitamin E pada minggu ke-0
E6 = Pemberian vitamin E pada minggu ke-6 E12= Pemberian vitamin E pada minggu ke-12
Gambar 4.8 Konsentrasi viabilitas spermatozoa mencit antara kontrol dan
perlakuan di setiap minggu perlakuan
Pada gambar 4.8 terlihat bahwa pemberian vitamin E pada mencit yang sebelumnya telah mendapat perlakuan kombinasi ekstrak air biji pepaya dan TU
mampu meningkatkan konsentrasi viabilitas spermatozoa mencit pada setiap perlakuan.
Lama waktu pemberian vitamin E setelah pemberian perlakuan kombinasi ekstrak air biji pepaya dan TU berpengaruh terhadap konsentrasi viabilitas
spermatozoa mencit. Hasil uji T test antara kelompok kontrol dan perlakuan menunjukkan bahwa konsentrasi viabilitas spermatozoa mencit kontrol minggu ke 24
K4, berbeda nyata bila dibandingkan dengan mencit perlakuan minggu ke-24 P4. Konsentrasi viabilitas spermatozoa mencit kontrol minggu ke-30 K5, berbeda nyata
dibandingkan dengan mencit perlakuan minggu ke-30 P5. Konsentrasi viabilitas spermatozoa mencit kontrol minggu ke- 36 K6, tidak berbeda nyata dengan mencit
perlakuan minggu ke-36 P6. tn
tn
12 6
18
24 30
36
Universitas Sumatera Utara
Pemberian kombinasi ekstrak air biji pepaya dan TU secara terus menerus
dapat menyebabkan penurunan terhadap motilitas spermatozoa mencit. Kemungkinan
menurunnya viabilitas sperma karena adanya hambatan dalam epididimis sebagai tempat pematangan spermatozoa. Di dalam epididimis ini disekresi zat yang penting
dalam menunjang proses pematangan spermatozoa seperti ion Ca, Na, K, Cl, substrat protein, asam sialat, glikogen, asam laktat, fosfolipid dan enzim Riar et al.,
1973 dalam Rusmiati, 2007. Seperti diketahui permeabilitas membran berkaitan erat dengan transportasi nutrisi, yang sangat berperan dalam metabolisme sel. Dengan
mengurangi kecepatan rusaknya permeabilitas membran spermatozoa, maka kebutuhan akan nutrisi tidak terhambat dan sel spermatozoa tersebut dapat bertahan
lama. Menurut Sikka 2004, menyatakan bahwa sebagai antioksidan, vitamin E berperan dalam memperlambat berlangsungnya reaksi peroksidasi lipid karena mampu
menangkap radikal bebas dan memutus berantai proses peroksidasi lipid di dalam
membran sel.
Pemberian vitamin E secara oral pada penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan terhadap konsentrasi viabilitas spermatozoa. Hal ini disebabkan vitamin
E dapat memperlambat tahap propagasi pada lipid. Menurut Iswara 2009, vitamin E memiliki kemampuan untuk menghentikan lipid peroksida. Oleh karena membran sel
mitokondria kaya akan lipid yang peka tehadap serangan radikal bebas, menunjukkan vitamin E bisa menangkal radikal bebas sehingga mampu meningkatkan viabilitas
spermatozoa. Dalam hal ini, permeabilitas membran erat kaitannya dengan transportasi nutrisi yang diperlukan pada metabolisme sel dalam menghasilkan energi
Robertis, 1979 dalam Hidayaturrahmah, 2007. Sebagai antioksidan, vitamin E berperan dalam memperlambat berlangsungnya reaksi peroksidasi lipid karena mampu
menangkap radikal bebas dan memutus berantai proses peroksidasi lipid di dalam membran sel. Aksi vitamin E adalah dengan menyumbangkan satu atom hidrogen dari
gugus OH pada cincinnya ke radikal bebas yang dibutuhkan untuk menstabilkan sebuah elektron yang tidak berpasangan akibat pembentukan radikal bebas. Hal ini
menyebabkan terbentuknya radikal vitamin E yang stabil dan tidak merusak, serta menghentikan reaksi rantai propagasi yang bersifat merusak pada proses peroksidasi
lipida Almatsier, 2002 dalam Astuti 2009.
Universitas Sumatera Utara
4.2.3 Morfologi Spermatozoa