2.7 Vitamin E 2.7.1 Sifat Kimia Vitamin E
Vitamin E pertama sekali ditemukan tahun 1922 dan merupakan vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin ini secara alami memiliki 8 isomer yang dikelompokkan dalam
4 tokoferol α, β, γ, δ dan 4 tokotrienol α, β, γ, δ. Bentuk vitamin E ini dibedakan berdasarkan letak berbagai grup metal pada cincin fenil rantai cabang molekul dan
ketidak jenuhan rantai cabang. Bentuk paling aktif dan paling penting adalah α-
tokoferol untuk aktivitas biologi tubuh, sehingga aktivitas vitamin E diukur sebagai α- tokoferol Burton, 1994.
Gambar 2.3 Struktur bangun vitamin E α- tokoferol Sulistyowati, 2006
2.7.2 Manfaat Vitamin E Manfaat paling besar dari vitamin E adalah kemampuannya sebagai antioksidan.
Vitamin E berkolaborasi dengan oksigen menghancurkan radikal bebas. Secara umum, manfaat dari vitamin E antara lain mencegah penyakit hati, mengurangi
kelelahan, membantu memperlambat penuaan karena oksidasi, mensuplai oksigen ke darah, menguatkan dinding pembuluh kapiler darah dan juga membantu mencegah
sterilitas Iswara, 2009. Vitamin ini berfungsi sebagai pelindung terhadap peroksidasi lemak di dalam membran Sulistyowati, 2006.
Vitamin E termasuk vitamin yang esensial untuk kehidupan sehari-hari, penting untuk kinerja seksual. Dalam jaringan, vitamin E menekan terjadinya oksidasi
asam lemak tidak jenuh, sehingga membantu dan mempertahankan fungsi membran sel. Sumber vitamin E adalah kacang-kacangan, minyak nabati, alpukat dan lain
sebagainya. Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan kegagalan menghasilkan anak Anggraini, 2006.
Universitas Sumatera Utara
2.7.3 Vitamin E Sebagai Antioksidan
Antioksidan adalah substansi yang diperlukan tubuh untuk menetralisir radikal bebas dan mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas terhadap sel normal,
protein, dan lemak. Antioksidan menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas, dan menghambat terjadinya reaksi
berantai dari pembentukan radikal bebas yang dapat menimbulkan stres oksidatif Iswara, 2009. Vitamin E telah lama dikenal sebagai senyawa antioksidan. Beberapa
penelitian menyebutkan bahwa vitamin E bisa membantu mencegah tersumbatnya arteri koronaria, kanker, mempercepat konduksi saraf, mencegah katarak, menurunkan
risiko arthritis, diabetes, infertilitas pria dan wanita. Vitamin E, terutama tokoferol bekerja sebagai antioksidan pemutus rantai chainbreaking anti-oxidants yang
mencegah terjadinya tahap propagasi pada aktivitas radikal dengan cara kelompok hidroksil pada cincin kromanol bereaksi dengan radikal peroksil yang membentuk
hidroperoksil dan tokoferoksil Youngson, 2005. Vitamin E merupakan antioksidan nonenzimatik yang melindungi membran
sel dari oksidasi oleh radikal bebas. Vitamin ini mampu mengendalikan peroksida lemak dengan menyumbangkan hidrogen ke dalam reaksi yang mampu mengubah
radikal peroksil hasil peroksidasi lipid menjadi radikal tokoferol yang kurang reaktif, sehingga tidak mampu merusak rantai asam lemak dan selanjutnya melindungi sel dari
kerusakan Hariyatmi, 2004. Vitamin ini berada di dalam lapisan fosfolipid membran sel yang akan melindungi asam lemak jenuh dan komponen membran sel lain dari
oksidasi radikal bebas dengan memutuskan rantai peroksida lipid yang banyak muncul karena adanya reaksi antara lipid dan radikal bebas Iswara, 2009. Maka, oleh karena
itu, α-tokoferol ini mampu sebagai pemutus rantai peroksida lemak pada membran dan Low Density Lipoprotein. Vitamin E yang larut dalam lemak merupakan
antioksidan yang melindungi Poly Unsaturated Faty Acids PUFAs dan komponen sel serta membran sel dari oksidasi oleh radikal bebas Haryatmi, 2004.
Tubuh mengandung sejumlah enzim antioksidan yang penting. Enzim antioksidan yang paling menarik adalah Dismutase Superoksida biasa disebut SOD,
selain itu tubuh juga memiliki dua enzim lain, yaitu katalase dan glutathione peroksida yang memecah hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen. Setiap sel di
Universitas Sumatera Utara
dalam tubuh mengandung instruksi untuk membuat enzim-enzim ini. Antioksidan dapat dibagi menjadi beberapa golongan: i antioksidan enzimatik dan non enzimatik;
ii antioksidan pencegah dan pemecah rantai; iii antioksidan eksogen dan endogen; dan iv antioksidan lipofilik dan hidrofilik. Contoh antioksidan enzimatik:
superoksida dismutase SOD, glutathion peroksidase GSPx, dan katalase; antioksidan non enzimatik: vitamin C, vitamin E, dan β-karoten; antioksidan
pencegah: SOD, GSPx, dan sistein; antioksidan pemutus rantai: vitamin E, vitamin C, dan β-karoten; antioksidan eksogen: vitamin E dan vitamin C; antioksidan endogen:
SOD, GSPx; antioksidan hidrofilik: SOD, katalase, GSPx, dan vitamin C. Antioksidan digunakan sebagai pembuang radikal bebas yang akan melindungi spermatozoa
Anggraini, 2006.
2.7.4 Senyawa Radikal Bebas dan Reaktive Oxygen Spesies ROS