2.1.1 Aplikasi Biji Pepaya
Biji buah pepaya hanya dibuang begitu saja setelah pepaya diambil buahnya. Padahal, apabila biji pepaya diolah untuk diambil minyaknya akan sangat menguntungkan
Yuniwati dan Purwanti, 2008. Secara tradisional biji pepaya dapat dimanfaatkan sebagai obat cacing gelang, gangguan pencernaan, diare, penyakit kulit, kontrasepsi
pria, bahan baku obat masuk angin dan sebagai sumber untuk mendapatkan minyak dengan kandungan asam-asam lemak tertentu Warisno, 2003.
Menurut Chinoy 1985, ekstrak biji pepaya dapat menurunkan motilitas spermatozoa dan laju fertilisasi pada tikus albino jantan. Dikatakan setelah
penyuntikan selama 60 hari, motilitas spermatozoa dan laju fertilisasi menurun hingga 0. Efek tersebut bersifat sementara dan akan kembali normal setelah tiga bulan
kemudian. Di samping itu ekstrak biji pepaya tersebut dapat sebagai pengatur fertilitas atau kesuburan secara postestikuler pada tikus jantan, karena ekstrak tersebut
memiliki efek membunuh sperma spermisidal terhadap spermatozoa matang di epididimis. Demikian pula halnya suspensi bubuk biji pepaya dalam air dengan dosis
20 mg ekor yang diberikan secara oral pada tikus jantan selama 8 minggu, menunjukkan penurunan kemampuan menghamili tikus-tikus betina sebesar 40 kali
Farnsworth et al., 1982 dalam Amir 1992.
2.1.2 Kandungan Aktif Biji Pepaya
Apabila dikaitkan dengan senyawa aktif dari tanaman ini ternyata banyak diantaranya mengandung alkaloid, steroid, tanin dan minyak atsiri. Dalam biji pepaya
mengandung senyawa-senyawa steroid. Kandungan biji dalam buah pepaya kira-kira 14,3 dari keseluruhan buah pepaya Satriasa dan Pangkahila, 2010. Kandungannya
berupa asam lemak tak jenuh yang tinggi, yaitu asam oleat dan palmitat Yuniwati dan Purwanti, 2008. Selain mengandung asam-asam lemak, biji pepaya diketahui
mengandung senyawa kimia lain seperti golongan fenol, alkaloid, terpenoid dan saponin Warisno, 2003. Zat-zat aktif yang terkandung dalam biji pepaya tersebut
bisa berefek sitotoksik, anti androgen atau berefek estrogenik Lohiya et al., 2002 dalam Satriyasa, 2007. Alkaloid salah satunya yang terkandung dalam biji pepaya
Universitas Sumatera Utara
dapat berefek sitotoksik. Efek sitotoksik tersebut akan menyebabkan gangguan metabolisme sel spermatogenik Arsyad, 1999 dalam Satriyasa dan Pangkahila, 2010.
Biji pepaya jangan sekali-kali termakan oleh orang yang sedang hamil muda karena dapat mengakibatkan keguguran. Orang yang keguguran akibat memakan biji
pepaya ini biasanya sulit hamil kembali karena adanya pengeringan rahim akibat masuknya enzim proteolitik seperti papain, chymopapain A, chymopapain B, dan
peptidase pepaya. Di samping mengandung enzim proteolitik, biji pepaya juga mengandung senyawa kimia yang lain seperti: lemak majemuk 25 , lemak 26 ,
protein 24,3 , 17 serat, karbohidrat 15,5 , abu 8,8 , dan air 8,2 Kloppenburg-Versteegh, 1915 dalam Amir 1992.
2.2 Testosteron Undekanoat