Latar Belakang KESIMPULAN DAN SARAN 38

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan Penduduk yang semakin cepat, mendorong pertumbuhan aspek-aspek lainnya, meliputi aspek sosial, ekonomi, politik, kebudayaan dan sebagainya. Menurut Satriyasa dan pangkahila 2010 , untuk menghindari terjadinya ledakan jumlah penduduk, maka program keluarga berencana KB dijadikan program nasional di Indonesia. Agar program keluarga berencana tersebut berhasil, maka program keluarga Berencana harus dilakukan oleh semua pihak baik pria maupun wanita. Selama ini yang aktif melaksanakan Keluarga Berencana kebanyakan wanita. Di Indonesia, keikutsertaan suami dalam program keluarga berencana masih rendah, hanya 4,38 dari seluruh peserta keluarga berencana Suyono, 1985. Badan Kesehatan Dunia WHO telah membentuk suatu kelompok kerja pokja adalah untuk mencari dan mengembangkan metode pengaturan kesuburan pria yang aman, efektif dan dapat diterima. Strategi penelitian yang dilakukan oleh pokja WHO adalah mengembangkan kontrasepsi pria melalui bahan atau zat dari tumbuh- tumbuhan yang diduga mempunyai bahan aktif yang bersifat antifertilitas Yurnadi et al., 2002. Berdasarkan analisis yang pernah dilakukan pada sejumlah besar tanaman, diketahui bahwa 25 diantaranya mengandung satu atau lebih zat aktif, misalnya biji pepaya. Biji pepaya Carica papaya L. merupakan salah satu bahan alam yang mempunyai khasiat antifertilitas Satriyasa dan Pangkahila, 2010. Ekstrak biji pepaya dapat digunakan untuk bahan kontrasepsi yang berfungsi sebagai antifertilitas karena dapat menyebabkan keguguran abortivum pada wanita yang sedang hamil Klopenburg-verteegh, 1915 dalam Amir, 1992. Biji pepaya mengandung berbagai zat antara lain enzim proteolitik. Enzim tersebut dapat menurunkan viskositas semen Souminen, 1971. Universitas Sumatera Utara Dalam penelitian ini, ekstrak air biji pepaya dikombinasikan dengan testosteron undekanoat TU. Testosteron merupakan hormon yang mengatur seksualitas pria, baik secara fisik maupun psikologis. Suatu aksi langsung dari testosteron sendiri dapat ditunjukkan di otak, pituitari, ginjal, otot dan kelenjar submaksilaris. Testosteron harus diubah menjadi 5-alfa-dihidrotestosteron DHT oleh suatu enzim khusus 5-alfa-reduktase sebelum berikatan dengan reseptor alpha-DHT David, 1935. Tujuan utama dari pemberian testosteron adalah mempertahankan tingginya tingkat serum testosteron jangka panjang pada pria yang ikut dalam kontrasepsi pria. Hal ini bertujuan untuk menekan spermatogenesis sehingga terjadi azoospermia atau oligozoospermia berat yang berlangsung lebih lama namun bersifat aman, efektif, reversibel, dan aseptibel. Rentang fisologi dari TU dapat mencapai 12 minggu setelah injeksi. Pola metabolisme TU mengikuti pola testosteron yang menghasilkan dihidrotestosteron DHT dan estradiol. Pemberian TU dapat meningkatkan konsentrasi testosteron plasma dan menurunkan konsentrasi gonadotropin Ilyas, 2008. Kombinasi dari ekstrak air biji pepaya dan testosteron undekanoat TU, mampu berfungsi dalam menekan atau menghambat pembentukan spermatozoa mencit jantan, tetapi tidak menurunkan libido. Pemulihan kembali proses spermatogenesis dapat dilakukan dengan pemberian vitamin E. Vitamin E tokoferol merupakan suatu zat yang mampu melawan radikal bebas dan sebagai antioksidan, yang dapat berfungsi sebagai pelindung terhadap peroksidasi lemak di dalam membran Sulistyowati, 2006. Berdasarkan hasil penelitian yang pernah dilakukan, vitamin E mampu mengurangi kerusakan spermatogenesis pada jantan dan menjaga perkembangan zigot pada betina. Pada sistem reproduksi, vitamin E berfungsi sebagai antioksidan bersama-sama dengan mineral selenium Iriyanti et al., 2007. Defisiensi vitamin E dapat menyebabkan sterilitas yang permanen Mc Dowell, 1991 dalam Iriyanti et al., 2007 Vitamin E mengendalikan peroksida lemak dengan menyumbangkan hidrogen ke dalam reaksi yang mampu mengubah radikal peroksil hasil peroksidasi lipid menjadi radikal tokoferol yang kurang reaktif sehingga tidak mampu merusak rantai asam lemak dan melindungi sel dari kerusakan Winarsi, 2007. Berdasarkan Penelitian yang pernah dilakukan, ditemukan adanya efek proteksi oleh vitamin E Universitas Sumatera Utara 2mgkg berat badan per oral terhadap fungsi reproduksi mencit jantan yang dipaparkan Merkuri 1,25 mgkg berat badan hari selama 45 hari yang ditandai dengan peningkatan dalam jumlah dan motilitas sperma yang hidup. Hal ini menunjukkan bahwa vitamin E sebagai antioksidan mampu melindungi atau memperbaiki fungsi reproduksi mencit jantan yang terpapar oleh berbagai zat penginduksi strees oksidatif Rao and Sharma, 2001. 1.2 Permasalahan Faktor utama yang diharapkan dalam penemuan bahan kontrasepsi pria adalah berkurangnya kandungan spermatozoa tetapi tidak mempengaruhi kandungan testosteron plasma. Kadar testosteron yang normal dalam darah berfungsi memelihara dan mempertahankan spermatogenesis. Sebaliknya kadar testosteron yang tinggi diatas kadar fisiologis akan menghambat spermatogenesis. Akibatnya akan terjadinya azoospermia, namun dengan pemberian Vitamin E sebagai antioksidan yang dapat menetralisir radikal bebas dan menghambat peroksidasi lipid, akan mempercepat spermatozoa yang dihasilkan kembali dalam jumlah normal. Hal ini yang menjadi dasar pemikiran perkembangan kotrasepsi pada pria serta proses cepat dalam penyembuhannya. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah vitamin E α- tokoferol, testosteron undekanoat TU dan biji pepaya Carica papaya L. yang diduga dapat memulihkan spermatozoa mencit.

1.3 Tujuan Penelitian

Dokumen yang terkait

Penentuan Lc50 Ekstrak Biji Pepaya (Carica Papaya L.) Pada Ikan Nila (Oreochromis Niloticus)

1 60 75

Ultrastruktur Hepar Mencit (Mus Musculus L.) Setelah Pemberian Ekstrak Air Biji Pepaya (Carica Papaya L.) Dan Testosteron Undekanoat (Tu)

0 83 76

Uji Antimuagenik Ekstrak Etanol Bunga Jantan Pepaya (Carica papaya L.) pada Mencit Jantan yang Diinduksi dengan Siklofosfamid

3 63 76

Gambaran Histologis Testis Mencit (Mus musculus L.) Yang Mendapat Kombinasi Ekstrak Air Biji Pepaya (Carica papaya L.) Dan Testosteron Undekanoat (TU)

3 88 72

Pemulihan Spermatozoa Mencit (Mus musculus L.) dengan Vitamin C setelah Pemberian Ekstrak Air Biji Pepaya (Carica papaya L.) dan Testosteron Undekanoat (TU).

0 55 85

Pengaruh Ekstrak Air Biji Pepaya (Carica papaya L.) dan Testosteron Undekanoat (TU) Terhadap Jaringan Ginjal Mencit (Mus musculus L.)

0 86 70

Studi Testosteron Plasma, Kuantitas Dan Kualitas Spermatozoa Mencit (Mus Musculus L.) Setelah Pemberian Kombinasi Hormon Testosteron Undekanoat (Tu) Dan Ekstrak Air Biji Blustru (Luffa Aegyptica Roxb.)

1 43 100

Ultrastruktur Hepar Mencit (Mus Musculus L.) Setelah Pemberian Ekstrak Air Biji Pepaya (Carica Papaya L.) Dan Testosteron Undekanoat (Tu)

0 0 24

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pepaya (Carica papaya L.) - Ultrastruktur Hepar Mencit (Mus Musculus L.) Setelah Pemberian Ekstrak Air Biji Pepaya (Carica Papaya L.) Dan Testosteron Undekanoat (Tu)

0 0 9

ULTRASTRUKTUR HEPAR MENCIT (Mus musculus L.) SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK AIR BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) dan TESTOSTERON UNDEKANOAT (TU) SKRIPSI GUSTIKA MARYATI 070805013

0 0 13