E. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:
Ada kesenjangan gap antara kualitas pelayanan yang diharapkan dengan kualitas pelayanan yang dipersepsikan mahasiswa pada bagian administrasi Departemen
Manajemen Fakultas Ekonomi USU.
F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional
Pembatasan yang dilakukan oleh penulis adalah bertujuan agar tidak timbul kesimpangsiuran dalam rangka perolehan hasil penelitian yang baik serta
memuaskan. Adapun yang menjadi batasan operasional penelitian penulis, yaitu variabel kualitas pelayanan yang terdiri dari kehandalan, daya tanggap, jaminan,
empati, dan bukti fisik.
2. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan sekitar satu bulan. Dimulai dari bulan Agustus 2009 sampai dengan September 2009. Lokasi Penelitian di Fakultas Ekonomi USU, Jl.
Prof. TM Hanafiah, Medan.
3. Populasi
Populasi yang diamati dalam penelitian ini adalah 954 orang mahasiswa S-1 Regular dan 420 orang mahasiswa S-1 Ekstensi Departemen Manajemen Fakultas
Ekonomi USU. Jadi, populasi yang diamati berjumlah 1374 orang mahasiswa
Universitas Sumatera Utara
yang aktif dalam perkuliahan tahun ajaran 20082009 sumber: Bagian Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi USU.
4. Prosedur Pengambilan Sampel
Pada penelitian ini, sampel diambil dengan menggunakan metode accidental sampling adalah penentuan responden berdasarkan kebetulan, siapa saja yang
secara kebetulan bertemu dengan peneliti. Teknik sampel yang dilakukan adalah menggunakan rumus Slovin Suliyanto, 2006, yaitu:
n = N 1+Ne
2
Di mana: n = Jumlah Sampel
N = Ukuran Populasi E = Standar Error 10
Sehingga jumlah sampel menjadi: n = 1374 1+1374.10
2
= 93,22 = 93 orang. Berikut ini adalah jumlah sampel S-1 Reguler dan S-1 Ekstensi Departemen
Manajemen yang dapat dilihat pada Tabel 1.1:
Tabel 1.1 Jumlah Sampel
Keterangan Populasi Orang
Sampel Orang
S-1 Reguler 954
65 S-1 Ekstensi
420 28
Jumlah 1374
93
Sumber: Bagian Kemahasiswaan diolah
5. Defenisi Operasional Variabel
a. Harapan merupakan apa yang mahasiswa inginkan dari pelayanan
administrasi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi USU.
Universitas Sumatera Utara
b. Persepsi merupakan anggapan mahasiswa terhadap pelayanan administrasi
Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi USU. c.
Variabel Kualitas Pelayanan Terdapat lima dimensi utama dalam penilaian kualitas pelayanan
administrasi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi USU, yaitu: 1. Kehandalan reliability, adalah meliputi Keakuratan penyampaian
kepastian waktu pelayanan administrasi KRS, KHS, pendaftaran konsentrasi, dan lain-lain, kemampuan karyawan administrasi
melakukan pencatatan, kecepatan pelayanan yang diberikan oleh karyawan administrasi, dan kesesuaian pelayanan yang diberikan oleh
karyawan administrasi dengan yang dibutuhkan oleh mahasiswa. 2. Daya Tanggap responsiveness, adalah meliputi kesesuaian waktu
pelayanan administrasi dengan pelayanan yang diinformasikan, kemampuan karyawan administrasi dalam memberikan pelayanan
yang tepat bagi mahasiswa yang membutuhkan pelayanan, kemampuan karyawan administrasi dalam memberikan pelayanan
yang cepat bagi mahasiswa yang membutuhkan pelayanan, kesiapsediaan dan ketuntasan menjawab semua pertanyaan mahasiswa
tentang prosedur administrasi, dan kesediaan memberikan pelayanan dengan segera.
3. Jaminan assurance, adalah meliputi kesopanan karyawan administrasi dalam memberikan pelayanan, sikap ramah karyawan administrasi
dalam memberikan pelayanan, karyawan administrasi mempunyai
Universitas Sumatera Utara
pengetahuan yang memadai atas pelayanan yang disampaikan, karyawan administrasi mempunyai ketrampilan yang memadai atas
pelayanan yang disampaikan, kemampuan karyawan administrasi membantu mahasiswa dalam menuntaskan masalah yang terkait
dengan pelayanan administrasi, dan kemampuan karyawan administrasi dipercaya oleh mahasiswa.
4. Empati empathy, adalah meliputi kemampuan karyawan administrasi menjawab pertanyaankeluhan mahasiswa mengenai pelayanan
administrasi dengan jelas, tersedianya waktu pelayanan secara memadai, dan penggunaan bahasa yang mudah dipahami oleh
mahasiswa. 5. Bukti Fisik tangible, adalah meliputi kenyamanan ruangan
administrasi, fasilitas pendukung pelayanan administrasi yang memadai, dan penampilan pegawai administrasi.
Tabel 1.2 Indikator Operasional Variabel
Variabel Indikator
Skala Ukur
Kehandalan a.
Keakuratan penyampaian kepastian waktu pelayanan administrasi KRS, KHS,
pendaftaran konsentrasi, dan lain-lain.
b. Kemampuan karyawan administrasi dalam
melakukan pencatatan administrasi KRS, KHS, konversi nilai, transkrip nilai.
c. Kecepatan pelayanan yang diberikan oleh
karyawan administrasi. d.
Kesesuaian pelayanan yang diberikan oleh karyawan administrasi dengan yang
dibutuhkan oleh mahasiswa. Likert
Daya Tanggap a.
Kesesuaian waktu pelayanan administrasi dengan pelayanan yang diinformasikan
KRS, KHS, konversi nilai. Likert
Universitas Sumatera Utara
Variabel Indikator
Skala Ukur
Daya Tanggap b.
Pemberitahuan kepada mahasiswa secara tepat
tentang proses pendaftaran konsentrasi seperti persyaratan pendaftaran
konsentrasi c.
Kemampuan karyawan administrasi dalam memberikan pelayanan yang tepat bagi
mahasiswa yang membutuhkan pelayanan.
d. Kemampuan karyawan administrasi dalam
memberikan pelayanan yang cepat bagi mahasiswa yang membutuhkan pelayanan.
e. Kesiapsediaan dan ketuntasan menjawab
semua pertanyaan mahasiswa tentang prosedur administrasi.
f. Kesediaan memberikan pelayanan dengan
segera. Jaminan
a. Kesopanan karyawan administrasi dalam
memberikan pelayanan. b.
Karyawan administrasi mempunyai pengetahuan yang memadai atas pelayanan
yang disampaikan.
c. Karyawan administrasi mempunyai
ketrampilan yang memadai atas pelayanan yang disampaikan.
d. Kemampuan karyawan administrasi
membantu mahasiswa dalam menuntaskan masalah yang terkait dengan pelayanan
administrasi.
e. Kemampuan karyawan administrasi
dipercaya oleh mahasiswa. Likert
Empati a.
Kemampuan karyawan administrasi menjawab pertanyaankeluhan mahasiswa
mengenai pelayanan administrasi dengan jelas.
b. Tersedianya waktu pelayanan secara
memadai urusan pendaftaran konsentrasi, ujian seminar proposal, ujian
comprehensif.
c. Penggunaan bahasa yang mudah dipahami
oleh mahasiswa. d.
Sikap ramah karyawan administrasi dalam memberikan pelayanan
Likert
Universitas Sumatera Utara
Variabel Indikator
Skala Ukur
Bukti Fisik a.
Kenyamanan ruangan administrasi. b.
Fasilitas pendukung pelayanan administrasi yang memadai komputer.
c. Penampilan pegawai administrasi.
Likert
Sumber: Tjiptono 2005, diolah
6. Skala Pengukuran Variabel
Pada penelitian ini menggunakan skala likert yaitu digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial Sugiyono, 2007. Penelitian ini memberikan lima alternatif jawaban kepada responden dengan menggunakan skala satu sampai lima untuk
keperluan analisis kuantitatif yang dapat dilihat pada Tabel 1.3 berikut ini:
Tabel 1.3 Instrumen Skala Likert
No Jawaban Pertanyaan
Skor
1 Sangat Setuju SS
5 2
Setuju S 4
3 Kurang Setuju KS
3 4
Tidak Setuju TS 2
5 Sangat Tidak Setuju STS
1
Sumber: Sugiyono 2007
7. Jenis Data
Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yaitu: a.
Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden yang terpilih di lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan cara
memberikan daftar pertanyaan kuesioner. b.
Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumentasi, baik dari buku, jurnal, majalah, dan situs internet untuk mendukung penelitian
ini.
Universitas Sumatera Utara
8. Teknik Pengumpulan Data
a. Daftar Pertanyaan kuesioner, yaitu daftar pertanyaan yang berisi
pertanyaan-pertanyaan untuk diisi oleh para respondenmahasiswa. b.
Studi dokumentasi, yaitu dilakukan dengan mengumpulkan data dan mempelajari data-data yang diperoleh dari buku literatur, jurnal, majalah,
dan situs internet yang berhubungan dengan penelitian ini.
9. Uji Instrumen Penelitian
a. Uji Validitas
Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara
mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah setiap skor butir, dengan rumus Pearson Product Moment Lerbin,
2005 dengan bantuan program SPSS 16. Responden yang digunakan dalam uji validitas dan realiabilitas ini adalah 30 orang mahasiswa
Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi USU yang tidak menjadi sampel dalam penelitian. Nilai corrected item total correlation adalah
0,361 untuk 30 responden, yang dapat dilihat pada Tabel r Product Moment.
b. Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono 2007, instrumen yang reliable adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama. Reliabilitas diukur dari koefisen korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya. Bila koefisien korelasi
Universitas Sumatera Utara
positif dan signifikan maka instrumen tersebut dinyatakan reliable. Dalam penelitian ini akan digunakan bantuan program SPSS 16. Menurut Ghozali
2005 dan Kuncoro 2003 dalam Ginting dan Situmorang 2008, suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach
alpha lebih besar dari 0,60 atau 0,80.
10. Metode Analisis Data
a. Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif, yaitu metode penganalisisan data yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, menganalisis, dan
menginterpretasikan data sehingga memberikan gambaran menyeluruh mengenai masalah yang dihadapi Sugiyono, 2007.
1. Membuat perbandingan antara harapan dan persepsi dengan mempersentasekan skor masing-masing
pernyataan, kemudian mempresentasekannya.
2. Membuat Diagram Kartesius, yang gambarnya dapat dilihat pada Gambar 1.2 berikut ini:
Berlebihan Kuadran II
Pertahankan Prestasi Kuadran I
Prioritas Rendah Kuadran III
Prioritas Utama Kuadran IV
Sumber: Supranto 1997 dalam Rangkuti 2002 Gambar 1.2 Diagram Kartesius
Persepsi Y
Harapan X
Universitas Sumatera Utara
Masing-masing kuadran dapat dijelaskan sebagai berikut Rangkuti, 2002:
a. Pertahankan prestasi Kuadran I Variabel yang terletak di Kuadran I menyatakan variabel tersebut
mempunyai tingkat harapan lebih tinggi dari mean variabel harapan secara keseluruhan demikian juga tingkat persepsinya lebih tinggi dari
mean variabel persepsi secara keseluruhan. Hal ini menunjukkan kualitas pelayanan yang diberikan telah berhasil dilaksanakan oleh
perusahaan dan harus dipertahankan. b. Berlebihan Kuadran II
Variabel yang terletak di Kuadran II menyatakan variabel tersebut mempunyai tingkat harapan lebih rendah dari mean variabel harapan
secara keseluruhan dan tingkat persepsi yang lebih tinggi dari mean variabel persepsi secara keseluruhan. Hal ini menunjukkan bahwa
faktor yang dianggap dapat memperngaruhi kepuasan pelanggan termasuk unsur-unsur kualitas pelayanan yang dianggap sangat penting
oleh perusahaan, sudah dilaksanakan dengan baik sehingga tidak mengecewakan pelanggan. Variabel yang terletak pada Kuadran II,
pelaksanaannya dinilai melebihi dari apa yang menjadi harapan pelanggan.
c. Prioritas rendah Kuadran III Variabel yang terletak di Kuadran III menyatakan variabel tersebut
mempunyai tingkat harapan dan tingkat persepsi lebih rendah dari mean
Universitas Sumatera Utara
variabel harapan dan persepsi secara keseluruhan. Hal ini menunjukkan bahwa faktor yang dianggap kurang penting pengaruhnya bagi
pelanggan, pelaksanaannya oleh perusahaan juga biasa-biasa saja. Variabel yang terletak pada Kuadran III, pelaksanaannya dinilai kurang
penting dan kurang memuaskan. d. Prioritas utama Kuadran IV
Variabel yang terletak di Kuadran IV menyatakan variabel tersebut mempunyai tingkat harapan lebih tingggi dari mean variabel harapan
secara keseluruhan tetapi tingkat persepsinya lebih rendah dari mean variabel persepsi secara keseluruhan, maka variabel-variabel dalam
Kuadran IV ini perlu mendapat perhatian lebih dari pihak perusahaan karena tingkat harapannya tinggi sedangkan tingkat persepsinya rendah.
Unsur-unsur kualitas pelayanan ini dianggap penting oleh pelanggan namun dari pihak perusahaan belum melaksanakan sesuai harapan
pelanggan. b. Metode Analisis Statistik
Teknik statistik yang digunakan untuk analisis perbedaan adalah uji beda t paired sample t-test. Uji beda t digunakan untuk membandingkan dua
mean rata-rata sampel yang berpasangan. Sampel berpasangan adalah sebuah sampel yang terdiri dari satu subjek tetapi mengalami dua
perlakuan yang berbeda. Uji ini digunakan untuk menguji hipotesis:
Universitas Sumatera Utara
Ada kesenjangan gap antara kualitas pelayanan yang diharapkan dengan kualitas pelayanan yang dipersepsikan mahasiswa pada bagian
administrasi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi USU. H
: µ1 - µ2 = 0, artinya tidak ada gap antara kualitas pelayanan yang diharapkan dengan kualitas pelayanan yang dipersepsikan mahasiswa pada
bagian administrasi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi USU. H
: µ1 - µ2 ≠ 0, artinya ada gap antara kualitas pelayanan yang
diharapkan dengan kualitas pelayanan yang dipersepsikan mahasiswa pada bagian administrasi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi USU.
Kriteria pengambilan keputusan: H
diterima jika t
hitung
t
tabel
pada α = 5
H
a
diterima jika t
hitung
t
tabel
pada α = 5.
Universitas Sumatera Utara
BAB II URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Sukmaningrum dan Tampubolon 2006 meneliti dengan judul “Analisa Perbandingan Harapan dan Persepsi Senior Market Terhadap Kualitas Layanan di
Hotel Bintang Empat dan Bintang Lima di Surabaya”. Penelitian ini dilakukan pada hotel bintang empat dan bintang lima di Surabaya. Analisis data dengan
menggunakan analisis deskriptif dan paired sample t-test. Paired sample t-test digunakan untuk mengetahui berapa besar perbedaan antara harapan dan persepsi
dari senior market mengenai kualitas layanan di hotel. Penulis menyimpulkan enam hal sebagai berikut:
1. Terdapat gap antara harapan dan persepsi senior market terhadap kualitas
layanan hotel bintang empat dan bintang lima di Surabaya. Hal ini dibuktikan melalui nilai dari setiap indikator dari setiap variabel
menunjukkan angka negatif. 2.
Bahwa harapan senior market terhadap kualitas layanan terhadap hotel bintang empat dan bintang lima lebih besar dari persepsi yang didapatkan
setelah senior market itu menginap. Hal ini dibuktikan dengan lebih besarnya mean harapan dibandingkan dengan mean persepsi, di mana nilai
mean harapan sebesar 4,0839 sedangkan mean persepsi sebesar 3,7250. Jadi dapat disimpulkan bahwa pelayanan hotel bintang empat dan bintang
lima di Surabaya belum sesuai dengan harapan senior market.
Universitas Sumatera Utara
3. Selain itu dibuktikan melalui tabel Paired Sample Correlation, perbedaan
mean antara harapan dan persepsi adalah signifikan dilihat dari nilai signifikansi pada uji t 0,000 0,01. Hal ini perlu menjadi perhatian bagi
pihak hotel. 4.
Kesenjangan gap yang paling besar terdapat pada aspek pelayanan komplain dengan baik -0,65, peralatan dan lingkungan yang aman dan
nyaman -0,52, papan penunjuk arah yang mudah dilihat -0,59, pintu yang lebar untuk akses kursi roda -0,58. Tetapi jika dilihat dari jumlah
angka dari setiap indikator dalam satu variabel, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa variabel tangibles yang paling menonjol nilainya,
yaitu -0,52 untuk indikator peralatan dan lingkungan yang aman dan nyaman serta -0,59 untuk indikator papan penunjuk arah yang mudah
dilihat. Angka kedua indikator di atas jika dijumlahkan maka akan menghasilkan angka yang lebih besar -0,65 indikator menangani
komplain dengan baik yaitu sebesar -1,11. Berdasarkan hal di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa senior market, khususnya di
Surabaya, cenderung lebih memperhatikan hal-hal yang tangibles atau fasilitas fisik dari hotel. Sedangkan gap terkecil terdapat pada aspek
pelayanan yang berkesan -0,06 dan porsi makanan yang cukup -0,14. Napitupulu dan Bagasworo 2004 meneliti dengan judul ”Analisa
Perbedaan Harapan dan Persepsi Konsumen Terhadap Kualitas Pelayanan Karyawan Hotel Villa Ciputra Surabaya”. Penelitian ini dilakukan di Hotel Villa
Ciputra Surabaya. Analisis data dengan menggunakan analisis deskriptif dan
Universitas Sumatera Utara
wilcoxon match pairs test. Wilcoxon match pairs test digunakan untuk mendapatkan hasil uji beda. Penulis menyimpulkan dua hal sebagai berikut:
1. Hasil uji beda dengan menggunakan uji wilcoxon signed rank didapat
perbedaan signifikan hanya pada speed kecepatan layanan, sedangkan pada action, process, warmth, friendliness, dan care terlihat bahwa
kepuasan yang diterima pelanggan antara harapan mereka dengan realitas sesudah menerima pelayanan kepuasan tidak ada perbedaan yang
signifikan. Ini artinya pelayanan dan kinerja karyawan masih perlu ada peningkatan lagi sehingga akan memberikan peningkatan kepuasan
konsumen. 2.
Secara umum pelayanan baik dalam bentuk tangible maupun intangible yang diberikan pihak hotel kepada pelanggan, tidak memberikan
perbedaan yang siginifikan antara sebelum menerima pelayanan harapan dan sesudah menerima pelayanan kepuasan. Nilai uji wilcoxon signed
rank memberikan nilai Z
hitung
sebesar -1,39 untuk tangible dan -0,85 untuk intangible, di mana nilai tersebut ketika dikonfirmasikan dengan nilai
Z
kritis
tampak lebih besar dari nilai Z
kritis
tersebut untuk sisi kiri, sehingga disimpulkan untuk menerima H
o
dan menolak H
i
.
B. Konsep Harapan