pemerintah melakukan restrukturisasi dan rekapitulasi perbankan yang seluruhnya menelan biaya yang luar biasa besarnya.
1. Pendirian Lembaga Penjamin Simpanan LPS
Ide pendirian LPS sebenarnya sudah terpikirkan oleh Pemerintah saat Bank Summa bankrut tahun 1992. Akan tetapi, karena William Soeryadjaya, ayah dari
pemilik Bank Summa, Edward Soeryadjaya, berbaik hati mau menutup semua kerugian, ide ini kemudian surut. Hal yang sama juga saat krisis 1997-1998. Saat
banyak bank bangkrut, terpikir untuk membentuk lembaga asuransi penjaminan dana nasabah. Namun, lagi-lagi ide itu tidak berkembang karena pemerintah akhirnya
memberlakukan penjaminan penuh pada 27 Januari 1998. Skema dan lembaga penjaminan asuransi simpanan baru terbentuk September 2005, dengan pendirian
LPS ketika situasi sudah tenang dan kepercayaan nasabah terhadap sistem finansial Indonesia menguat.
Di Amerika Serikat, Pemerintah Federal mendirikan Federal Deposit Insurance Corporation FDIC tahun 1934 setelah perekonomiannya terbenam krisis
dahsyat depresi besar sejak tahun 1929. Pendirian LPS pada dasarnya untuk mengamankan sistem finansial dari kemungkinan kepanikan nasabah. Jika simpanan
nasabah tidak dijamin, maka jika sewaktu-waktu ada Bank bankrut, mudah terjadi kepanikan berantai. Dengan kata lain, akan terjadi resiko sistemik, yaitu kepanikan
242
243
ite Resmi Lembaga Penjamin Simpanan, “Peran LPS Dalam Mendukung Stabilitas Sistem P
242
Webs erbankan”, http:www.lps.go.idv2home.php?link=publikasipub_id=147., diakses pada 15
Mei 2011.
243
Aloysius Soni BL de Rosari editor, Centurygate Mengurai Konspirasi Penguasa- Pengusaha, Jakarta : Kompas, April 2010, hal. 268.
Universitas Sumatera Utara
nasabah yang berpotensi merusak sistem finansial. Karena itulah, sebenarnya LPS, FDIC, atau lembaga penjamin di negara-negara lain tidak mengenal ”untung rugi”
aat menyelamatkan sebuah bank. Sasasaran yang dituju adalah mengamankan sistem f
si ecara individual.
244
but dituangkan dalam ketentuan Pasal 37 B Undang-Undang No. 7 T
s inan al secara keseluruhan, bukan menyelamatkan bank s
Kebijakan blanket guarantee telah terbukti menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan. Akan tetapi, di sisi lain dapat
membebani keuangan negara dan menimbulkan moral hazard, yakni insentif bagi bankir atau nasabah untuk mengambil risiko yang lebih besar dikarenakan adanya
penjaminan simpanan. Dengan pertimbangan perlunya menjaga kepercayaan masyarakat dan meminimalkan dampak negatif dari blanket guarantee, pemerintah
menetapkan untuk secara bertahap mengurangi lingkup penjaminan dan hanya akan memberikan jaminan terhadap simpanan dalam jumlah terbatas limited
guarantee.
245
Kebijakan terse ahun 1992 tentang Perbankan Sebagaimana Telah Diubah Dengan Undang-
Undang No. 10 Tahun 1998, yang mengatur bahwa setiap bank wajib menjamin dana masyarakat yang disimpan pada bank yang bersangkutan. Untuk menjamin dana
masyarakat tersebut, pemerintah membentuk suatu Lembaga Penjamin Simpanan LPS. Sebagai implementasinya, pada tanggal 22 September 2004 ditetapkan
Undang-Undang No. 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjaminan Simpanan LPS.
244
Ibid.
245
Website Resmi Lembaga Penjamin Simpanan, “Peran LPS Dalam Mendukung Stabilitas Sistem Perbankan”, Op.cit.
Universitas Sumatera Utara
LPS dirancang sebagai suatu unsur penting dalam jaring pengaman sistem keuangan financial safety net yang merupakan praktik terbaik di banyak negara
.
246
2. Fungsi dan Peran Lembaga Penjamin Simpanan LPS