dalam nerja berdasarkan komitmen dan rencana
perbaik
Kh ara lain
92
:
capital restoration plan secara tertulis
k memenuhi kewajiban melaksanakan tindakan perbaikan mandatory supervisory actions.
3. Memerintahkan Bank dan atau pemegang saham Bank untuk melakukan
tindakan antara lain: a.
mengganti dewan komisaris dan atau direksi Bank; b.
menghapusbukukan kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah yang tergolong macet dan memperhitungkan kerugian
Bank dengan modal Bank; c.
melakukan merger atau konsolidasi dengan bank lain; d.
menjual Bank kepada pembeli yang bersedia mengambil alih seluruh kewajiban Bank;
rangka memantau perkembangan ki an yang disampaikan manajemen Bank kepada Bank Indonesia.
91
3. Bank Dalam Pengawasan Khusus
Pengawasan terhadap bank yang dinilai mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya. Terhadap Bank dengan status Pengawasan
usus ini maka beberapa tindakan Bank Indonesia yang diambil, ant 1.
Memerintahkan Bank dan atau pemegang saham Bank untuk mengajukan rencana perbaikan permodalan
kepada Bank Indonesia. 2.
Memerintahkan Bank untu
Lihat : Pasal 37 ayat 1, Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.
91
Ibid.
92
Ibid.,
Universitas Sumatera Utara
e. menyerahkan pengelolaan seluruh atau sebagian kegiatan Bank
Adapun larangan dan pembatasan bagi Bank dalam Pengawasan Khusus, antara lain :
1. Bank dilarang melakukan pembayaran distribusi modal pembagian
deviden atau pemberian bonus; 2.
Bank dilarang melakukan transaksi dengan pihak terkait atau pihak lain yang ditetapkan oleh Bank Indonesia;
3. Bank dikenakan pembatasan pertumbuhan aset;
4. Bank dilarang melakukan pembayaran terhadap pinjaman subordinasi; dan
5. Bank dikenakan pembatasan kompensasi kepada pihak terkait.
k Indonesia juga B
homepage bangan informasi
kepada publik, m Bank dalam
aka Bank Indonesia juga akan mengu
paling lam ada Pasar Modal atau enam
kepada pihak lain; f.
menjual sebagian atau seluruh harta dan atau kewajiban Bank kepada bank atau pihak lain; dan atau
g. membekukan kegiatan usaha tertentu Bank.
93
Selain tindakan perbaikan Bank yang diwajibkan tersebut, Ban ank yang telah ditetapkan dengan status Bank dalam Pengawasan Khusus pada
Bank Indonesia. Sebaliknya, dalam rangka keseim aka apabila kondisi Bank membaik dan tidak terkategori sebagai
Pengawasan Khusus, m mumkannya. Jangka waktu Bank dengan status Pengawasan Khusus adalah
a tiga bulan bagi Bank yang tidak terdaftar p
93
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
bulan anks. Jangka waktu
rsebut dapat diperpanjang dan perpanjangan dapat diberikan maksimal satu kali dan paling lama tiga bulan. Pertimbangan perpanjangan tersebut terutama yang berkaitan
dengan proses hukum yang diperlukan antara lain perubahan anggaran dasar, pengalihan hak kepemilikan, proses perizinan, dan proses kaji tuntas oleh investor
baru due diligence. Pada umumnya frekuensi dan intensitas pengawasan dan pemeriksaan
meningkat terutama dalam rangka memantau perkembangan kinerja dan komitmen serta kewajiban Bank yang diperintahkan oleh Bank Indonesia. Selanjutnya
berdasarkan analisis dan pemantauan dimaksud, apabila diketahui bahwa kondisi Bank semakin memburuk, maka terdapat dua alternatif resolusi Bank dimaksud, yaitu
Bank d bagi Bank yang terdaftar pada Pasar Modal listed B
te
94
iserahkan kepada BPPN dengan status Bank Dalam Penyehatan BDP atau Bank Beku Kegiatan Usaha.
a. Bank Dalam Penyehatan BDP
Bank dapat ditetapkan dengan status Bank Dalam Penyehatan apabila Bank tersebut dinilai masih memiliki potensi untuk dapat diperbaiki terutama dari aspek
permodalan. Selama proses penyehatan Bank oleh BPPN, komunikasi dan kerjasama antara Bank Indonesia dengan BPPN intensif dilakukan terutama yang berkaitan
dengan perkembangan indikator utama kinerja Bank, antara lain kinerja permodalan, rasio likuiditas Giro Wajib Minimum, non-performing loan, ketentuan prudensial
BMPK, PDN, PPAP, dan indikasi pencapaian rencana kerja. Apabila kondisi
94
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
membaik dan program penyehatan telah selesai dilakukan atau dinyatakan berhasil, maka status BDP dicabut dan Bank diserahkan kembali kepada Bank Indonesia untuk
dilakuk
Dalam Penyehatan BDP tidak dapat diselesaikan oleh ank dalam jangka waktu yang disepakati atau berdasarkan pertimbangan BPPN,
p ra
ksanakan meskipun jangka waktu yang disepak
terukur dan rasional. Artinya sejak awal harus disadari bahwa peluang gagalnya an pengawasan yang diperlukan. Sebaliknya, apabila kondisi Bank semakin
memburuk, status BDP dapat berubah menjadi Bank Beku Kegiatan Usaha.
95
b. Bank Beku
Kegiatan Usaha BBKU
Bank ditetapkan dengan status Bank Beku Kegiatan Usaha apabila Bank memenuhi persyaratan bahwa kondisi Bank menurun sangat tajam atau program
penyehatan BPPN atas Bank B
rog m penyehatan tidak dapat dila ati belum terlampaui. Selanjutnya dalam hal BPPN telah selesai
melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk penyelesaian Bank dengan status BBKU, penyelesaian berikutnya dilakukan tahapan-tahapan pencabutan izin
usaha, pembubaran badan hukum, serta likuidasi Bank menurut Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1999 tentang Pencabutan Izin Usaha, Pembubaran dan Likuidasi
Bank.
96
4. Penanganan Bank Gagal