136PMK.052005 tanggal 30 Desember 2005 dan Peraturan Bank Indonesia PBI No. 812006 tanggal 3 Januari 2006. Pendanaan Fasilitas Pembiayaan Darurat FPD
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN
.
232
panan deposit insurance yang Memadai
in Simpanan LPS. Dalam ketentuan tersebut, LPS nantinya memili
3. Skim Penjaminan Sim
Pengalaman menunjukkan bahwa Lembaga Penjamin Simpanan LPS merupakan salah satu elemen penting dalam menjaga Stabilitas Sistem Keuangan.
Program penjaminan pemerintah blanket guarantee yang diberlakukan akibat krisis sejak tahun 1998 memang telah berhasil memulihkan kepercayaan masyarakat
terhadap sektor perbankan. Namun penelitian menunjukkan bahwa blanket guarantee tersebut dapat mendorong moral hazard yang berpotensi menimbulkan krisis dalam
jangka panjang.
233
Sejalan dengan itu, telah diberlakukan Undang-Undang No. 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjam
ki dua tanggung jawab pokok yakni
234
: 1.
Untuk menjamin simpanan nasabah bank; dan 2.
Untuk menangani resolusi bank bermasalah. Untuk menghindari dampak negatif terhadap stabilitas keuangan, penerapan skim LPS tersebut akan
dilakukan secara bertahap. Selanjutnya, jaminan simpanan nasabah bank akan dibatasi sampai dengan Rp. 2 miliar per rekening.
232
Ibid.
233
Ibid.
234
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
4. Kebijakan Resolusi Krisis yang Efektif
Kebijakan penyelesaian krisis yang efektif dituangkan dalam kerangka kebijakan JPSK agar krisis dapat ditangani secara cepat tanpa menimbulkan beban
ang berat bagi perekonomian. Dalam JPSK ditetapkan peran dan kewenangan m
ng gga setiap
lembag
n LPS. Sebagai bagian dari kebijakan JPSK tersebut, telah dikelua
partemen Keuangan dan Lembaga keuangan.
236
Nasabah pada Bank yang Pailit
Industri perbankan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam perekonomian suatu negara. Krisis pada 1997-1998 telah memberi pelajaran
yang berharga bahwa kepercayaan masyarakat dan stabilitas sistem perbankan itu y
asi -masing otoritas dalam penanganan dan penyelesaian krisis, sehin
a memiliki tanggung jawab dan akuntabilitas yang jelas. Dengan demikian, krisis dapat ditangani secara efektif, cepat, dan tidak menimbulkan biaya sosial dan
biaya ekonomi yang tinggi.
235
Dalam pelaksanaannya, JPSK memerlukan koordinasi yang efektif antar otoritas terkait. Untuk itu dibentuk Komite Koordinasi yang terdiri dari Menteri
Keuangan, Gubernur Bank Indonesia dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpana
rkan Keputusan Bersama Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia dan Ketua Dewan Komisioner LPS tentang Forum Stabilitas Sistem Keuangan sebagai
wadah koordinasi bagi Bank Indonesia, De Penjamin Simpanan dalam memelihara stabilitas sistem
C. Peran Lembaga Penjamin Simpanan LPS Dalam Mengembalikan Dana
235
Ibid.
236
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
s at
16 bank umum, krisis menimbulkan keragu
ang menyebabkan nilai tukar rupiah anjlok hingga Rp.16.0
tidak langsung kepada individukelompok usaha yang terkait dengan Bank;
5. masi mengenai kondisi perbankan.
ang mahal harganya. Berawal dari penutupan an dan ketidakpercayaan masyarakat terhadap keamanan menempatkan
dananya pada sistem perbankan.
237
Ketidakpercayaan tersebut kemudian mendorong masyarakat untuk menarik simpanannya secara besar-besaran dari sistem perbankan
bank run Bank Rush. Dana yang ditarik nasabah tersebut sebagian dilarikan ke luar negeri dan menyebabkan capital flight, sebagian dibelikan valuta asing, serta
sebagian dibelanjakan untuk keperluan konsumtif yang mengakibatkan tingkat inflasi melonjak drastis. Hal itulah y
00,- terhadap US.
238
Krisis tersebut memperlihatkan adanya kelemahan struktural pada sistem perbankan. Setidaknya terdapat lima faktor yang mengakibatkan kondisi mikro
perbankan menjadi rentan terhadap gejolak, yaitu
239
: 1.
Adanya jaminan terselubung implicit guarantee dari Bank Sentral atas kelangsungan hidup suatu Bank;
2. Sistem pengawasan yang kurang efektif;
3. Besarnya pemberian kredit dan jaminan baik langsung maupun
4. Lemahnya kemampuan manajerial Bank; dan Kurang transparannya infor
Website Resmi Lembaga Penjamin Simpanan, “Sejarah Pendirian Lembaga Penjaminan Simpanan LPS”,
237
http:www.lps.go.idv2home.php?link=sejarah., diakses pada 15 Mei 2011. Pidato Pengukuhan Guru Besar Madya pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 10 Juni
1998, hal. 3.
238
Lepi T. Tarmidi, “Krisis Moneter Indonesia : Sebab, Dampak, Peran IMF dan Saran”,
239
Zulkarnain Sitompul, “Pendirian Lembaga Penjamin Simpanan LPS : Pengalaman Mengatasi Kritis”, http:zulsitompul.files.wordpress.com200706maklahproflev_seattle.pdf., diakses
22 Juni 2011.
Universitas Sumatera Utara
Kelemahan tersebut menimbulkan moral hazard pada industri perbankan. Moral hazard membuat rentannya kepercayaan masyarakat terhadap industri
perbankan. masalahnya moral hazard semakin mengental sejak liberalisasi perbankan pada Oktober 1988 yang dikenal dengan Pakto 1988 yang merupakan kelanjutan
liberalisasi di sektor perbankan yang dimulai sejak 01 Juni 1983. Struktur kepemilikan pada industri perbankan turut memperparah masalah moral hazard.
Perbankan Indonesia dominasi oleh bank-bank milik Pemerintah yang berasal dari struktur kolonial. Sedangkan Bank-Bank milik swasta hampir seluruhnya dimiliki
atau merupakan bagian dari konglomerat besar yang bergerak di bidang usaha non- bank seperti properti dan manufaktur. Dengan kondisi perbankan yang sedemikian itu
maka tidak mengherankan apabila banyak terjadi praktik-praktik perbankan yang tidak sehat mulai dari kegiatan yang secara jelas melanggar ketentuan sampai kepada
perbuatan yang melanggar etika bisnis. Untuk mengatasi dampak buruk dari penarikan dana tersebut serta sebagai
upaya menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap sistem perbankan, pemerintah mengeluarkan kebijakan penjaminan terhadap seluruh kewajiban
pembayaran bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat blanket guarantee melalui Keppres No. 26 dan No. 193 Tahun 1998.
Di samping kebijakan tersebut, dalam rangka memperbaiki kinerja perbankan dan memperkuat struktur permodalan bank,
240
241
240
Ibid.
241
Keputusan Presiden No. 26 Tahun 1998 tentang Jaminan Terhadap Kewajiban Pembaya
yat, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 185. ran Bank Umum, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 29., dan
Keputusan Presiden No. 193 Tahun 1998 tentang Jaminan Terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Perkreditan Rak
Universitas Sumatera Utara
pemerintah melakukan restrukturisasi dan rekapitulasi perbankan yang seluruhnya menelan biaya yang luar biasa besarnya.
1. Pendirian Lembaga Penjamin Simpanan LPS