Bank Dalam Pengawasan Norma Bank Dalam Pengawasan Intensif

Dalam prakteknya, Bank Indonesia juga tetap mengawasi Bank Dalam Penyehatan BDP, dan memantau penyelesaian kewajiban dari Bank Beku Kegiatan Usaha BBKU, serta Bank Dalam Likuidasi BDL yang ditetapkan oleh peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Dalam menjalankan strategi pengawasan tersebut di atas, pendekatan pengawasan yang dilakukan terbagi atas 2 dua jenis kegiatan yaitu pengawasan tidak langsung off site supervision dan pengawasan langsung on site examination. Secara ringkas, pengawasan tidak langsung merupakan tindakan pengawasan dan analisis yang dilakukan berdasarkan laporan berkala regulatory reports yang disampaikan oleh Bank, informasi dalam bentuk komunikasi lain serta informasi dari pihak lain. Sementara itu, pengawasan langsung dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan pada Bank untuk meneliti dan hadap ketentuan yang berlaku. Termasuk dalam l nuhi kriteria tidak memiliki hanya. Umumnya, frekuensi pengaw kurangnya setahun sekali. 89 mengevaluasi tingkat kepatuhan Bank ter kedua jenis pengawasan tersebut di atas analisis kondisi Bank, saat ini dan di waktu yang akan datang forward looking. 88

1. Bank Dalam Pengawasan Norma

Pengawasan intensif terhadap Bank yang meme potensi atau tidak membahayakan kelangsungan usa asan dan pemantauan kondisi Bank dilakukan secara normal sedangkan pemeriksaan terhadap jenis Bank ini dilakukan secara berkala atau sekurang- 88 Ibid. 89 Ibid. Universitas Sumatera Utara

2. Bank Dalam Pengawasan Intensif

Pengawasan intensif ini dilakukan Bank yang memenuhi dan memiliki potensi kesulitan yang dapat membahayakan kelangsungan usahanya. Langkah-langkah yang dilakukan Bank Indonesia pada Bank dengan status ini, antara lain 90 : 1. Meminta Bank untuk melaporkan hal-hal tertentu kepada Bank Indonesia; 2. Melakukan peningkatan frekuensi pengkinian dan penilaian rencana kerja dengan penyesuaian terhadap sasaran yang akan dicapai; 3. Meminta Bank untuk menyusun rencana tindakan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi; 4. Menempatkan pengawasan dan atau pemeriksaan Bank Indonesia pada Bank, apabila diperlukan. Bagi Bank dalam Pengawasan Intensif yang tidak menghasilkan perbaikan kondisi keuangan dan manajerial dan berdasarkan analisis Bank Indonesia diketahui bahwa Bank tersebut dapat diklasifikasikan sebagai Bank yang memiliki kesulitan yang dapat membahayakan kelangsungan usahanya, maka Bank tersebut ditetapkan sebagai Bank dengan status Pengawasan Khusus. Di samping itu, apabila diperlukan, intensitas pemeriksaan langsung pada Bank pada umumnya meningkat terutama 90 Ibid. Universitas Sumatera Utara dalam nerja berdasarkan komitmen dan rencana perbaik Kh ara lain 92 : capital restoration plan secara tertulis k memenuhi kewajiban melaksanakan tindakan perbaikan mandatory supervisory actions. 3. Memerintahkan Bank dan atau pemegang saham Bank untuk melakukan tindakan antara lain: a. mengganti dewan komisaris dan atau direksi Bank; b. menghapusbukukan kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah yang tergolong macet dan memperhitungkan kerugian Bank dengan modal Bank; c. melakukan merger atau konsolidasi dengan bank lain; d. menjual Bank kepada pembeli yang bersedia mengambil alih seluruh kewajiban Bank; rangka memantau perkembangan ki an yang disampaikan manajemen Bank kepada Bank Indonesia. 91

3. Bank Dalam Pengawasan Khusus

Dokumen yang terkait

Tugas dan Wewenang Pengurus PKPU Berdasarkan Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

10 159 93

Akibat Hukum Kepailitan Terhadap Harta Warisan Ditinjau Dari Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

24 183 81

Akibat Hukum Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Terhadap Perjanjian Sewa Menyewa Menurut Undang-Undang No. 37 Tahun 2004

13 163 123

Perlindungan Hukum Terhadap Kurator Dalam Melaksanakan Tugas Mengamankan Harta Pailit Dalam Praktik Berdasarkan Kajian Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

1 3 18

TINJAUAN TENTANG KEHARUSAN DIKABULKANNYA PERMOHONAN PERNYATAAN PAILIT OLEH HAKIM (Studi KasusPertimbanganPasal 8 ayat (4) Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang di Pengadilan Negeri Niaga Semarang).

0 0 14

31 UU NO 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG

0 0 62

BAB II AKIBAT PUTUSAN PAILIT MENURUT UNDANG-UNDANG NO.37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG A. Penyebab Terjadinya Kepailitan - Kewenangan Debitur Pailit Untuk Mengajukan Gugatan Perbuatan Melawan Hukum Terhadap Kreditu

0 0 28

BAB II PUTUSAN PAILIT MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG A. Pengertian Pailit - Analisis Yuridis Putusan Pailit Terhadap PT. Telkomsel Tbk.

0 1 31

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Menurut Undang-Undang Kepailitan - Ubharajaya Repository

0 0 17

JURNAL ILMIAH RENVOI DALAM KEPAILITAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG

0 0 16