PENDAHULUAN MASALAH BANK INDONESIA SEBAGAI BANK MEK K S

DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN iii PERNY v ABSTR vi KATA PENGANTAR x DAFTAR RIWAYAT HIDUP xiii DAFTA xiv DAFTA xvii 1 1 u 7 8 D. Manfaat Pe e 8 9 11 ka Teori 11 2. Kerangka Konsep 21 etode Pe 25 . 2. Sumber Bah 27 3. Teknik Pengumpulan Data 29 4. Analisis Data ATAAN AK R ISI R GAMBAR

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang B. R musan Masalah C. Tujuan Penelitian n litian E. Keaslian Penelitian F. Kerangka Teoritis dan Konsepsi 1. Kerang

G. M nelitian

1 Jenis dan Sifat Penelitian 26 an Hukum 29 Universitas Sumatera Utara BAB II : KED 32 UDUKAN BANK INDONESIA DALAM PENGAJUAN PERMOHONAN PAILIT TERHADAP BANK Indonesia Sebagai Bank Sentral iliki Kewenangan Untuk Menjaga tem Keuangan Kriteria Tingkat Kesehatan Bank 1. Bank Dalam Pengawasan Normal 46 Bank Dalam Pengawasan Intensif 48 50 ku Kegiatan Usaha BBKU 5 ank Gagal 5 Indonesia Dalam Kepailitan Bank ral Dalam Menjaga Stabilitas Sistem 6 RI No. 029KN2006 elawan PT. Bank Global . an Niaga Jakarta Pusat No. 01PN.Niaga Jkt.Pst., antara PT. Bank T. Bank Danamon Indonesia Tbk.

BAB III MASALAH BANK INDONESIA SEBAGAI BANK

SENT ITAN BANK A. Terbukanya Pengajuan Pailit k B. spek u um Permohonan Pernyataan Pailit 80 Creditorium A. Bank 32 B. Bank Indonesia Mem 39 Stabilitas Sis C. 45 2. 47 3. Bank Dalam Pengawasan Khusus a. Bank Dalam Penyehatan BDP b. Bank Be 1 4. Penanganan B 1 D. Kewenangan Bank ebagai Bank Sent S Keuangan SSK 1. Putusan Mahkamah Agung antara Lina Sugiharti Otto m Internasional Tbk 64 2. Putusan Pengadil 021PAILIT20 IFI melawan P 68 : RAL DALAM PENGAJUAN KEPAIL 71 72 Peluang Kreditor Lain dalam Ban A H k 1. Syarat Adanya Dua Kreditor Atau Lebih Concursus 80 2. Syarat Harus Adanya Utang 83

3. Syarat Adanya Satu Utang yang Telah Jatuh Waktu dan Dapat Ditagih

88 Universitas Sumatera Utara Syarat Permohonan Pailit 93 4. 97 C. Masalah Hukum

BAB IV MEK

T DIGUNAKAN OLEH KREDITO ESAIKAN P UT N A 1 A. Mekanism ap Bank 1 it 1 1 B. Sistem Keuangan Sebagai Kebijakan la 110 1. 111 2 rt 112 1 . Kebijakan Resolusi Krisis yang Efektif 114 1 1 Fungsi dan Peran Lembaga Penjamin Simpanan 119 D. a 1

BAB V K S

P 1 A. i 1

B. Saran

131 DAFTAR PU A 1 yang Dihadapi Bank Indonesia : ANISME HUKUM YANG DAPA R DALAM MENYEL TERHADAP BANK I A GNY 03 e Hukum Penyelesaian Piutang Terhad 03 1. Melalui Permohonan Pail 03 2. Melalui Gugat Pengadilan Jaring Pengaman 08 Da m Kepailitan Bank Pengaturan dan Pengawasan Bank yang Efektif ender of Last Reso . L 3. Skim Penjaminan Simpanan deposit insurance yang Memadai 13 4 C. Peran Lembaga Penjamin Simpanan LPS Dalam Mengembalikan Dana Nasabah pada Bank yang Pailit 14 1. Pendirian Lembaga Penjamin Simpanan LPS 17 2. LPS Pen nganan Dana Nasabah Bank yang Pailit 21 : E IM ULAN DAN SARAN 28 Kes mpulan 28 ST KA 33 Universitas Sumatera Utara DAFTAR GAMBAR Halaman Gam ar 1. H un dan Sistem Moneter Gam ar 2. M Pe an 56 b ub gan Stabilitas Sistem Keuangan 42 b ekanisme Pengambilan Keputusan untuk Pencegahan dan ganan Krisis n Universitas Sumatera Utara ANA ADAP G KEP ANG Ulfa Budiarty Bismar Nasution Sunarmi Mahmul Siregar A B S T R A K Sektor perbankan di Indonesia memiliki peran yang sangat strategis dalam k mengajukan permohonan pernyataan pailit epada Bank sebagai Kreditor. Kreditor tidak dapat mengajukan permohonan pailit secara langsung kepada engadilan Niaga terhadap Debitor yang merupakan Bank. Kreditor tersebut harus engajukan keinginannya kepada Bank Indonesia dan hanya Bank Indonesia yang apat mengajukan permohonan pernyataan pailit terhadap Bank dimaksud ke engad lan Niaga. Bank harus benar-benar dijaga karena berkaitan dengan dana masyarakat. Apabila Bank dengan mudah dapat dim setiap Kreditor, maka resikonya sangat tinggi. Ka terhadap Bank hilang. Apabila Bank dapat dimohonkan pailit ke Pengadilan Niaga oleh dua atau lebih Nasabah, maka kepentingan masyarakat lain yang menyim nanya di Bank akan dirugikan. Di samping itu, hal tersebut dapat menimbulkan dampak yang lebih buruk pada perekonomian nasional, seperti terjadinya rush yang dapat berlanjut pada mungkinan m istemik. Masalah Bank Indonesia sebagai Bank e pailitan ank adalah terbukanya peluang bagi Kreditor Bank Nasabah Bank selain Bank donesia itu sendiri dalam pengajuan pailit terhadap Bank. Mekanisme hukum yang apat digunakan oleh Kreditor dalam menyelesaikan piutangnya terhadap Bank ada ua, yaitu : 1. Melalui permohonan pailit yang diajukan Nasabah Bank itu sendiri ada saat dicabutnya izin usaha Bank oleh Bank Indonesia; dan 2. Melalui ekanisme pengajuan klaim kepada Lembaga Penjamin Simpanan LPS. t LISIS YURIDIS PERMOHONAN PERNYATAAN PAILIT TERH BANK DALAM UNDANG-UNDANG NO. 37 TAHUN 2004 TENTAN AILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UT perekonomian. Pasal 24 Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia menyatakan bahwa Bank Indonesia adalah otoritas perbankan yang kewenangannya menetapkan peraturan, memberikan dan mencabut izin, mengawasi, dan mengenakan sanksi terhadap Bank. Pasal 2 ayat 3 Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang memberikan kewenangan tunggal kepada Bank Indonesia untu k P m d P i ohonkan pailit oleh rena pengaturan kepailitan yang sederhana akan mengakibatkan kepercayaan masyarakat terhadap Bank menjadi pan da runtuhnya bank yang bersangkutan dan ke e ak yang s S ntral dalam pengajuan ke nimbulkan damp B In d d p m Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1. Perlu untuk segera melakukan revisi erhadap Pasal 2 ayat 3 Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 atau membuat Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Dosen Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara peraturan pelaksanaan tentang Kepailitan Bank; 2. Perlu diatur lebih detail lagi mengenai Kepailitan Bank. gan mengeluarkan Peraturan Pemerintah yang mengatur Kepailitan bank sebagai primary rule atau secondary rule. Peraturan Pemerintah tentang Kepailitan Bank sebagai secondary rule dan Undang- ndang No. 37 Tahun 2004 seb Kepailitan berdasarkan ndang-Undang No. 37 Tahun 20 in adanya Kepastian Hukum oleh arena telah ditetapkan jangka w iajuka Caranya adalah den U U agai primary rule; 3. Proses 04 lebih menjam aktu hingga adanya putusan pailit. Kepailitan k d n pada saat dicabutnya izin usaha Bank oleh Bank Indonesia menurut Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1999 tentang Pencabutan Izin Usaha, Pembubaran dan Likuidasi Bank. Kata Kunci : - Kepailitan Bank - Likuidasi Bank - Bank Indonesia sebagai Bank Sentral Universitas Sumatera Utara JURIDICAL ANALYSIS OF BANKRUPTCY PETITION IN BANK BY LAW NO. 37 OF 2004 ON BANKRUPTCY AND DELAY DEBT OBLIGATION Ulfa Budiarty Bismar Nasution Sunarmi Indonesia’s banking sector has a very strategic role in the economy. Article 24 f Law No. 23 of 1999 concerning Bank Indonesia said that the banking authority is e authority to establish rules, give and revoke licenses, supervise, and impose anctions against the Bank. Article 2 Paragraph 3 of Law No. 37 of 2004 on ankruptcy and Suspension of Payment gives sole jurisdiction to Bank Indonesia to pply for a declaration of bankruptcy to the Bank as a creditor. Creditors can not file a bankruptcy petition directly to the Commercial Court gainst the debtor which is the Bank. Creditors must submit his desire to Bank donesia and Bank Indonesia could only apply for a declaration of bankruptcy of the ank to the Commercial Court. Bank should really be kepts as it pertains to termediary institution. Because bankruptcy is a simple arrangement of the Bank ould lead to public confidence in the Bank to be lost. If the Bank can be petitioned for bankruptcy at the Commercial Court by two r more customers, then the interests of other people who save their money in the ank would be harmed. In addition, it can cause a more severe impact on the national conomy, like the rush that can lead to the collapse of the Bank concerned and the ossibility of a systemic impact. Problems of Bank Indonesia as Central Bank in the ankruptcy filing of the Bank is opening opportunities for the Creditor Bank Bank ustomers Bank Indonesia besides themselves in the bankruptcy filing against the ank. Legal mechanisms that can be used by creditors to resolve claims against the ank there are two, namely : 1. Through a bankruptcy petition filed the Bank’s own ustomers at a business license revoked by the Bank of Bank Indonesia; and 2. hrough the mechanism of filing a claim with the Deposit Insurance Corporation IC. The results showed that : 1. Need for immediate revisions to Article 2 aragraph 3 of Law No. 37 of 2004 or to make regulations concerning the plementation of Bank insolvency; 2. Should be regulated in detail about the ankruptcy Bank. The way is to issue a government regulation that governs the ankruptcy Banks as a primary or secondary rule. Government Regulation on solvency Bank as a secondary rule and Act No. 37 of 2004 as a primary rule; 3. L Mahmul Siregar A B S T R A C T o th s B a a In B in w o B e p b C B B c T D P im B B In Bankruptcy process based on Law No. 37 of 2004 further ensure the existence of the egal Certainty for predetermined period of time until the bankruptcy decision. Student of Master of Law at Faculty of Law in niversity of North Sumatra Lecturers of Master of Law at Faculty of Law in University of North Sumatra U Universitas Sumatera Utara Bankruptcy filed at the time of re s licenses according to the Bank by the Bank of Indonesia Go No. 25 of 1999 concerning Revocation of Business Licenses, Di i idation of Banks. ey Words : - Bank bankruptcy - Liquidation - Bank Indonesia as Central Bank vocation of busines vernment Regulation qu ssolution and L K of Banks Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN

Dokumen yang terkait

Tugas dan Wewenang Pengurus PKPU Berdasarkan Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

10 159 93

Akibat Hukum Kepailitan Terhadap Harta Warisan Ditinjau Dari Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

24 183 81

Akibat Hukum Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Terhadap Perjanjian Sewa Menyewa Menurut Undang-Undang No. 37 Tahun 2004

13 163 123

Perlindungan Hukum Terhadap Kurator Dalam Melaksanakan Tugas Mengamankan Harta Pailit Dalam Praktik Berdasarkan Kajian Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

1 3 18

TINJAUAN TENTANG KEHARUSAN DIKABULKANNYA PERMOHONAN PERNYATAAN PAILIT OLEH HAKIM (Studi KasusPertimbanganPasal 8 ayat (4) Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang di Pengadilan Negeri Niaga Semarang).

0 0 14

31 UU NO 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG

0 0 62

BAB II AKIBAT PUTUSAN PAILIT MENURUT UNDANG-UNDANG NO.37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG A. Penyebab Terjadinya Kepailitan - Kewenangan Debitur Pailit Untuk Mengajukan Gugatan Perbuatan Melawan Hukum Terhadap Kreditu

0 0 28

BAB II PUTUSAN PAILIT MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG A. Pengertian Pailit - Analisis Yuridis Putusan Pailit Terhadap PT. Telkomsel Tbk.

0 1 31

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Menurut Undang-Undang Kepailitan - Ubharajaya Repository

0 0 17

JURNAL ILMIAH RENVOI DALAM KEPAILITAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG

0 0 16