Melalui Gugat Pengadilan Analisis Yuridis Permohonan Pernyataan Pailit Terhadap Bank Oleh Bank Indonesia Dalam Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

kepada ia. Karena hanya Bank I suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak ada atau 2 Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak menutup usaha Dapat dilihat pada kasus PT. Bank IFI melawan PT. Bank Danamon Indonesia, Bank Indonesia telah lalai dan salah melaksanakan tugasnya atau tidak melaksanakan haknya sesuai Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang No. 4 Tahun 1998 tentang Kepailitan Pasal 2 ayat 3 Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang nya sebagai satu-satunya lembaga yang dapat mengajukan permohonan pernyataan pailit atas Bank sebagai Debitor. 223

2. Melalui Gugat Pengadilan

Bank Indonesia dapat digugat melalui pengadilan terkait dengan kewenangannya dalam kepailitan bank. Gugatan ini didasarkan pada kelalaian para pejabat Bank Indonesia dalam mengawasi setiap Bank di Indones ndonesia yang dapat memailitkan Bank. 224 Dengan demikian, apabila suatu Bank akan dimohonkan pailit harus melalui Bank Indonesia. Tapi, apabila Bank Indonesia tidak menggubris surat permohonan dari Bank terkait maka jalur hukum yang ditempuh dapat melalui gugatan ke pengadilan dengan dalih melalaikan tugas atau wanprestasi. Didukung juga dengan Pasal 16 Undang-Undang No. 4 Tahun 2004 tentang Kehakiman yang menyatakan bahwa : 1 ”Pengadilan tidak boleh menolak untuk memeriksa, mengadili, dan memutus kurang jelas, melainkan wajib untuk memeriksa dan mengadili; penyelesaian perkara perdata secara perdamaian”. 223 Direktorat Hukum Bank Indonesia, Op.cit., hal. 11. 224 Pasal 2 ayat 3, Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajib Utang. an Pembayaran Universitas Sumatera Utara Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Pertimbangannya, Bank IFI telah mengajukan permohonan pailit terhadap Bank Danamon melalui Bank Indonesia, tetapi Bank Indonesia sendiri yang lalai atau tidak mau melaksanakan hak d ke kan Undang-Undang Kepailitan. 225 pengadilan sudah mengakui utang Bank Danamon dan dendanya yang sebesar pihaknya akan kembali datang ke BI agar menindak direksi PT. Bank mendatangi DPR-RI dan meminta agar Direksi BI yang ditindak. Tiada jalan Bank Danamon”. ah lembaga pengatur, pengawas, dan bersengketa. engan tidak digubrisnya permohonan Kreditor terhadap Bank kepada Bank Indonesia maka dapat menyebabkan para Kreditor harus menempuh jalan lain yaitu permohonan pailit ke Pengadilan Niaga. Selanjutnya apabila permohonan juga ditolak oleh Pengadilan Niaga maka para praktisi hukum dalam hal ini mewakili Kreditor dapat mengajukan an wenangan publiknya berdasar Menurut kuasa hukum Bank IFI, Hotman Paris Hutapea dalam hal pernyataannya terhadap Putusan Pengadilan Niaga antara PT. Bank IFI melawan PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk., mengatakan bahwa 226 : ”Meski permohonan ditolak tetapi secara substansial menang, karena sepermiliar per hari kepada Bank IFI. Dengan putusan pengadilan tersebut, Danamon sehubungan dengan kewajibannya. Jika ditolak, maka akan lain bagi Bank IFI untuk memburu tagihannya senilai US. 12,2 juta pada Seharusnya Bank Indonesia sebagai sebu pembina terhadap Bank-Bank yang ada di Indonesia dalam hal kasus ini haruslah menjadi sebuah lembaga yang dapat mendamaikan para pihak yang Sehingga, kasus tersebut tidak mencuat ke Pengadilan. D 225 Jawaban Bank Indonesia didasarkan pada Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan disampaikan oleh Deputi Direktur Hukum Bank Indonesia dan saksi ahli dari Bank Indonesia, Frederick Tumbuan di Pengadilan, yang menyatakan bahwa “BI Tidak mengenal mekanis Pailit Bank IFI atas Bank Danamon Ditolak” me pailit”. Sumber : Tempo Interaktif, “Permohonan , Op.cit. 226 Ibid. Universitas Sumatera Utara gugatan perdata kepada Debitor Bank dengan dalil wanprestasi. Dalam hal pengawasan dan pembinaan, Bank Indonesia menafsirkan Undang-Undang Kepailitan dengan rigid.

B. J Kepailitan Bank

Jaring Pengaman Sistem Keuangan JPSK merupakan kerangka kerja yang melandasi pengaturan mengenai skim asuransi simpanan, mekanisme pemberian fasilita penyele namun sehingg lkan biaya yang besar kepada perekonomian. Dengan demikian, sasaran JPSK adalah menjaga stabilitas sistem keuangan sehingga sektor keuangan dapat berfungsi secara normal dan memiliki kontribusi positif terhadap pembangunan ekonomi yang berkesinambungan. Pada tahun 2005, Pemerintah dan Bank Indonesia telah menyusun kerangka Jaring Pengaman Sektor Keuangan JPSK yang kelak akan dituangkan dalam sebuah Rancangan Undang Undang tentang Jaring Pengaman Sektor Keuangan. Dalam kerangka JPSK dimaksud dimuat secara jelas mengenai tugas dan tanggung-jawab lembaga terkait yakni Departemen Keuangan, Bank Indonesia dan Lembaga Penjamin Simpanan LPS sebagai pemain dalam jaring pengaman keuangan. Pada aring Pengaman Sistem Keuangan Sebagai Kebijakan Dalam s pembiayaan darurat oleh Bank Sentral lender of last resort, serta kebijakan saian krisis. JPSK pada dasarnya lebih ditujukan untuk pencegahan krisis, demikian kerangka kerja ini juga meliputi mekanisme penyelesaian krisis a tidak menimbu 227 227 Bagian Menimbang huruf a., Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 4 Tahun 2008 tentang Jaring Pengaman Sistem Keuangan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4907. mor 149, Universitas Sumatera Utara prinsipnya Departemen Keuangan bertanggung jawab untuk menyusun perundang- undangan untuk sektor keuangan dan menyediakan dana untuk penanganan krisis. Bank Indonesia sebagai bank sentral bertanggung-jawab untuk menjaga stabilitas moneter dan kesehatan perbankan serta keamanan dan kelancaran sistem p a m in simpanan nasabah bank serta resolusi bank bermasalah. 228 Kerangka JPK tersebut telah dituangkan dalam Rancangan Undang-Undang JPSK yang pada saat ini masih dalam tahap pembahasan Dengan demikian, UU JPSK kelak akan berfungsi sebagai landasan yang kuat bagi kebijakan dan peraturan yang ditetapkan oleh otoritas terkait dalam rangka memelihara stabiltas sistem keuangan. Dalam RUU JPSK semua komponen JPSK ditetapkan secara rinci yakni meliputi: 1 pengaturan dan pengawasan bank yang efektif; 2 lender of the last resort; 3 skim asuransi simpanan yang memadai dan 4 mekanisme penyelesaian krisis yang efektif.

1. Pengaturan dan Pengawasan Bank yang Efektif

Dokumen yang terkait

Tugas dan Wewenang Pengurus PKPU Berdasarkan Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

10 159 93

Akibat Hukum Kepailitan Terhadap Harta Warisan Ditinjau Dari Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

24 183 81

Akibat Hukum Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Terhadap Perjanjian Sewa Menyewa Menurut Undang-Undang No. 37 Tahun 2004

13 163 123

Perlindungan Hukum Terhadap Kurator Dalam Melaksanakan Tugas Mengamankan Harta Pailit Dalam Praktik Berdasarkan Kajian Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

1 3 18

TINJAUAN TENTANG KEHARUSAN DIKABULKANNYA PERMOHONAN PERNYATAAN PAILIT OLEH HAKIM (Studi KasusPertimbanganPasal 8 ayat (4) Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang di Pengadilan Negeri Niaga Semarang).

0 0 14

31 UU NO 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG

0 0 62

BAB II AKIBAT PUTUSAN PAILIT MENURUT UNDANG-UNDANG NO.37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG A. Penyebab Terjadinya Kepailitan - Kewenangan Debitur Pailit Untuk Mengajukan Gugatan Perbuatan Melawan Hukum Terhadap Kreditu

0 0 28

BAB II PUTUSAN PAILIT MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG A. Pengertian Pailit - Analisis Yuridis Putusan Pailit Terhadap PT. Telkomsel Tbk.

0 1 31

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Menurut Undang-Undang Kepailitan - Ubharajaya Repository

0 0 17

JURNAL ILMIAH RENVOI DALAM KEPAILITAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG

0 0 16