Pengaturan dan Pengawasan Bank yang Efektif Lender of Last Resort

prinsipnya Departemen Keuangan bertanggung jawab untuk menyusun perundang- undangan untuk sektor keuangan dan menyediakan dana untuk penanganan krisis. Bank Indonesia sebagai bank sentral bertanggung-jawab untuk menjaga stabilitas moneter dan kesehatan perbankan serta keamanan dan kelancaran sistem p a m in simpanan nasabah bank serta resolusi bank bermasalah. 228 Kerangka JPK tersebut telah dituangkan dalam Rancangan Undang-Undang JPSK yang pada saat ini masih dalam tahap pembahasan Dengan demikian, UU JPSK kelak akan berfungsi sebagai landasan yang kuat bagi kebijakan dan peraturan yang ditetapkan oleh otoritas terkait dalam rangka memelihara stabiltas sistem keuangan. Dalam RUU JPSK semua komponen JPSK ditetapkan secara rinci yakni meliputi: 1 pengaturan dan pengawasan bank yang efektif; 2 lender of the last resort; 3 skim asuransi simpanan yang memadai dan 4 mekanisme penyelesaian krisis yang efektif.

1. Pengaturan dan Pengawasan Bank yang Efektif

Pengaturan dan pengawasan bank yang efektif merupakan jaring pengaman pertama dalam JPSK First Line of Defense. Mengingat pentingnya fungsi pengawasan dan pengaturan yang efektif, dalam kerangka JPSK telah digariskan guiding principles bahwa pengawasan dan pengaturan terhadap lembaga dan pasar emb yaran. Lembaga Penjamin Simpanan LPS bertanggung jawab untuk enjam 229 228 Bank Indonesia, “Jaring Pengaman Sistem Keuangan”, http:www.bi.go.idwebidPerbankanStabilitas+Sistem+KeuanganManajemen+KrisisJaring+Penga man+Sistem+Keuangan., diakses pada 15 Mei 2011. Ibid. 229 Universitas Sumatera Utara keuangan oleh otoritas terkait harus senantiasa ditujukan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan, serta harus berpedoman kepada best practices dan standar yang berlaku. 230

2. Lender of Last Resort

Kebijakan Lender of Last Resort LoLR yang baik terbukti sebagai salah satu alat ef n agunan. 231 Untuk mengatasi kesulitan likuiditas yang berdampak sistemik, Bank I ne ikan fasilitas pembiayaan darurat of the last resort, telah diberlakukan Peraturan Menteri Keuangan PMK No. ektif dalam pencegahan dan penanganan krisis. Sejalan dengan itu, Bank Indonesia telah merumuskan secara lebih jelas kebijakan The Lender of Last Resort LoLR dalam kerangka JPSK untuk dalam kondisi normal dan darurat krisis mengacu pada best practices. Pada prinsipnya, LoLR untuk dalam kondisi normal hanya diberikan kepada bank yang illikuid tetapi solven yang memiliki agunan likuid dan bernilai tinggi. Sedangkan dalam pemberian LoLR untuk kondisi krisis, potensi dampak sistemik menjadi faktor pertimbangan utama, dengan tetap mensyaratkan solvensi da ndo sia sebagai lender of last resort dapat member kepada Bank Umum yang pendanaannya menjadi beban Pemerintah berdasarkan Undang-Undang No 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No 3 Tahun 2004 yang telah disetujui DPR tanggal 15 Januari 2004. Sebagai peraturan pelaksanaan fungsi lender 230 Ibid. 231 Ibid. Universitas Sumatera Utara 136PMK.052005 tanggal 30 Desember 2005 dan Peraturan Bank Indonesia PBI No. 812006 tanggal 3 Januari 2006. Pendanaan Fasilitas Pembiayaan Darurat FPD bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN . 232 panan deposit insurance yang Memadai in Simpanan LPS. Dalam ketentuan tersebut, LPS nantinya memili

3. Skim Penjaminan Sim

Dokumen yang terkait

Tugas dan Wewenang Pengurus PKPU Berdasarkan Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

10 159 93

Akibat Hukum Kepailitan Terhadap Harta Warisan Ditinjau Dari Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

24 183 81

Akibat Hukum Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Terhadap Perjanjian Sewa Menyewa Menurut Undang-Undang No. 37 Tahun 2004

13 163 123

Perlindungan Hukum Terhadap Kurator Dalam Melaksanakan Tugas Mengamankan Harta Pailit Dalam Praktik Berdasarkan Kajian Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

1 3 18

TINJAUAN TENTANG KEHARUSAN DIKABULKANNYA PERMOHONAN PERNYATAAN PAILIT OLEH HAKIM (Studi KasusPertimbanganPasal 8 ayat (4) Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang di Pengadilan Negeri Niaga Semarang).

0 0 14

31 UU NO 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG

0 0 62

BAB II AKIBAT PUTUSAN PAILIT MENURUT UNDANG-UNDANG NO.37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG A. Penyebab Terjadinya Kepailitan - Kewenangan Debitur Pailit Untuk Mengajukan Gugatan Perbuatan Melawan Hukum Terhadap Kreditu

0 0 28

BAB II PUTUSAN PAILIT MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG A. Pengertian Pailit - Analisis Yuridis Putusan Pailit Terhadap PT. Telkomsel Tbk.

0 1 31

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Menurut Undang-Undang Kepailitan - Ubharajaya Repository

0 0 17

JURNAL ILMIAH RENVOI DALAM KEPAILITAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG

0 0 16