83 untuk dikonsumsi oleh keluarga petani. Ayam kampung yang dipelihara petani biasanya
akan diberikan makanan berupa nasi sisa yang tidak dimakan lagi dan jagung jika petani memilikinya dan paling sering diberikan petani untuk ayam adalah beras-beras yang kecil
dimana beras tersebut merupakan sisa-sisa pembersihan beras yang dikomsumsi keluarga petani monis.
Sedangkan binatang peliharaan lainnya adalah anjing. Sebenarnya binatang ini adalah binatang yang berguna bagi keamanan desa terutama rumah masyarakat dan ladang petani
karena binatang ini yang menjaga rumah dan ladang majikannya dari ganguan pencuri, baik manusia maupun hama. Anjing juga akan diberikan pemiliknya makan seperti nasi,
ikan,daging dan yang lainnya. Anjing akan dimakan masyarakat jika mereka mengginginkanya. Kucing juga bisa ditemukan di desa ini karena ada beberapa masyarakat
masih memelihara kuncing sampai sekarang. Alasan masyarakat desa Hutajulu memelihara kucing ialah untuk mencegah tikus datang kerumah masyaraka
5.2. Membuka Warung Berjualan
Di desa Hutajulu ada lebih lebih 10 keluarga yang membuka warung tetapi penulis hanya bisa menjelaskan 10 saja misalnya; Keluarga Grace Sinaga, Keluarga Rifael Lumban
Gaol, Keluarga Mega Sinaga, Keluarga Parsaulian Sinaga, Keluarga Op Ririn Sinaga, Keluarga Saurmatua lumban gaol, Keluarga Siska Lumban Batu, Keluarga Elhot Situmorang,
keluarga Amni Lumban Gaol, keluarga Harjo Lumban Gaol, dan yang lain-lain. Barang yang dijual 10 warung ini ada yang berbeda dan ada juga yang sama. Seperti di warung keluarga
Grace Sinaga, warung Parsaulian Sinaga, warung keluarga Saurmatua Lumban Gaol, barang yang dijual hampir sama yaitu minuman, makanan seperti kue-kue buatan pabrik dan
kerupuk yang harganya mulai dari Rp.500 sampai Rp.10000. Sabun, deterjen, sapu, ember bedak rokok, permen,tas,sepatu dan yang lainnya. Barang yang dijual diwarung-warung ini
Universitas Sumatera Utara
84 dibeli keluarga tersebut dari pasar onan dan diencer kembali oleh pembuka warung kembali
di desa. Pemilik warung biasanya menambahkan harga barang tersebut supaya mereka bisa mendapatkan keuntungan sebagai pendapatan tambahan.
Sedangkan warung keluarga Elhot Situmorang, warung Siska Lumban Batu, warung keluaga Rifael Lumban Gaol lebih cenderung menjual sayur-sayuran, tomat, cabai, bawang
merah, putih, jahe, ikan kering, tahu ,tempe, kelapa, dan keluarga ini juga menjual ayam potong dan ditambah lagi kerupuk-kerupuk. Sayur, tomat, cabai yang dijual di warung ini
biasanya didapatkan pembuka warung dari petani di desa yang menanam tanaman tersebut dan ditambah lagi dari pasar onan. Pemilik warung lebih sering membeli barang seperti
bawang merah, putih kelapa, ayam dan ikan kering dari pasar onan. Sama seperti diwarung petani yang sudah dijelaskan diatas pemilik warung juga menaikkan harga barang
dagangannya dari harga yang mereka beli dari sebelumnya untuk mendapatkan keuntungan. Sedangkan warung keluarga Mega Sinaga hanya menjual minuman seperti teh manis,
minuman kopi dan mie. Warung ini juga hanya buka pada hari sabtu, senin dan minggu, karena menurut keluarga ini bahwa petani sering mengunjungi warung hanya di tiga hari itu
saja. Dan hari lainnya para petani lebih banyak menggunakan waktunya untuk bekerja baik diladang, dihutan dan dipersawahaan.
Sedangkan untuk warung keluarga Amni Lumban Gaol biasanya hanya menjual buah-buahan seperti jeruk, salak, tomat. Selain menjual barangnya di desa ini keluarga Amni
Lumban Gaol juga menjual buah-buahan jualannya di pasar onan pada hari jumat. Barang yang dijual keluarga ini diperoleh dari toke besar yang menjual buah, seperti pedagang dari
Berastagi yang sudah memiliki ikatan langganan dengan ibu tersebut. Dan keluarga ini kembali menjual ke petani lainnya dengan menaikkan harga untuk mendapatkan pendapatan.
Membuka warung tidak terlalu mengguntukkan bagi petani. Pada hari-hari biasa keadaan warung sangat sepi. Warung biasanya akan ramai jika ada di desa tersebut ada pesta
Universitas Sumatera Utara
85 itupun jika yang pesta tersebut dekat dengan warung milik petani. Yang lebih sering
mengujungi warung adalah laki-laki untuk membeli rokok,dan minum diwarung, ditambah lagi dengan anak-anak kecil yang membeli kerupuk-kerupuk dan makanan lainnya.
Pemilik warung merupakan petani yang masih aktif mengerjakan sawahny, ladangnya dan pertanian lainnya. Sepuluh 10 warung ini akan buka jam 08.00 pagi sampai 10.00 padi
dan kembali buka ketika jam 17.00 sore sampai jam 22.00 malam hari. Hal ini selalu terlihat pada semua warung didesa ini kecuali warung milik keluarga Mega Sinaga. Tetapi jika ada
keluarga pemilik warung tersebut tidak bekerja diladang, disawah dan dihutan maka mereka yang tidak bekerja yang akan membuka warung tersebut dan menjaga satu hari warung
sehingga warung tersebut bisa buka sepanjang hari. Para pemilik warung mengatakan bahwa mereka sering mengalami kerugian daripada
menerima keuntungan dari warung milik mereka karena jarangnya masyarakat membeli ke warung, karena petani sudah membeli keperluan rumah tangga pada hari pekan jumat di
Dolok sanggul. Sehingga mereka hanya membeli barang ke warung ketika ada barang yang lupa mereka beli di pasar. Dan hal ini dikemukakan oleh Pak Siska Lumban Batu :
Namartiga-tiga on ikon hera namanaon hail do molo sabar iba badapotan iba, molo dang sabar dang dapotan, alana godang saigan niba jala godang do angka
jolmaan on langsung belanja sahali godang sian onan, makana dang pola manuhor be sian warung. ketika kita jualan ibarat kita lagi memancing, jika kita sabar kita bisa
mendapatkan, jika tidak kita tidak mendapatkan apa-apa. Lagian banyak para petani ketika belanja langsung semua keperluan rumah tangga di beli dari pasar. Sehingga
nanti para petani tidak akan membeli lagi ke warung. Jika mereka membeli mungkin mereka kelupaan membeli dari pasar. Itu aja yang kami harapkan untuk mendapatkan
pembeli kepada kami.
5.3. Menjalankan Angkuatan Umum Angkot