Pengelolaan Lahan Padi PADI

65 Sawah merupakan salah satu pertanian yang menjadi mata pencaharian petani. Petani Hutajulu mendefenisikan sawah sebagai tempat penanaman padi dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Petani selalu menggantungkan hidupnya pada sistem pertanian ini, karena sawah sebagai suatu lahan yang dipergunakan petani untuk menanami padi. Op. Rizki Sinaga 60 mengatakan berupa: Hauma do na namagalehon kebutuhan ni keluarga nami molo laho tu tubutuha nami setiap arina makana hami ingkon dona magula hauma alana molo so mangula hauma hami, dang mangan annongan hami. Sawah merupakan suatu lahan yang memberikan kebutuhan keluarga kami yang paling banyak terkhusus dalam pemenuhun seperti perut setiap harinya sehingga kami harus melakukan penanama padi di sawah, jika kami tidak melakukan pertanian disawah kami, nanti tidak akan makan. Persawahan yang paling banyak di desa Hutajulu adalah persawahan irigasi. Sawah yang dikelola petani desa Hutajulu hanya sekali dikelola dalam setahun. Penanaman padi di desa Hutajulu dilakukan petani dengan serentak. Petani akan melakukan pembajakan sawah pada bulan September dan berlangsung selama satu bulan penuh. Dalam waktu satu bulan tersebut petani sudah mengelola semua lahan sawahnya, baik sawahnya yang berjenis tanah yang rawa dan sawah yang jenis tanah kering.

4.2. Pengelolaan Lahan Padi

Pada pengelolaan lahan padi, petani akan terlebih dahulu melakukan pembajakan sawah. Membajak sawah adalah proses pembalikan tanah. Membajak sawah sering disebut petani dengan magula. Magula adalah mengelola kembali tanah yang sudah ditanam sebelummnya, mangula juga sering disebut membalikkan tanah dan membersihkan pematang sawah. Membajak sawah merupakan awal pertama dalam mengelola pertanian padi sawah. Membajak sawah yang diterapkan petani di desa Hutajulu menggunakan dua cara yaitu menggunakan cangkul pembalikan tanah dengan cangkul dan menggunakan mesin traktor jetor. Kedua cara ini selalu pakai petani Hutajulu, karena tanah sawah Universitas Sumatera Utara 66 yang memiliki desa ini dua jenis tanah yang berbeda yaitu jenis tanah rawa basah dan tanah kering yang banyak pasirnya. Ompung Ernesto Lumban Gaol 60 mengatakan berupa : Ahu molo mangula hauma ikon mamake jetor dohot ingkon mameke panggu do na, alana hauma ku adong na bagas, molo na bagas on kan godang aek na baru adong muse hauma ku na natadol. Dinatadol on ma muse hupake jetor asa unang loja iba muse, baru asa hatop sae ni ula hauama. Saya memakai kedua cara ini untuk penggarapan tanah milik saya karena tanah milik saya ada dua jenis yaitu tanah yang dalam dan tanah yang tidak dalam, tanah yang dalam biasanya tidak bisa kami melakukan penyewaan traktor jetor untuk membalikkan tanahnya tetapi makanya saya memakai jangkul sedangkan untuk lahan yang tidak dalam kami menggunakan traktor jetor agar lahan kami dapat cepat selesai di kerjakan. Pada lahan basahrawa petani tidak bisa melakukan pembajakan dengan menggunakan mesin traktor jetor karena tanah sawah rawabasah memiliki ke dalaman di atas lutut dan banyak mengadung air. Sehingga ketika dilakukan pembajakan dengan menggunakan mesin traktor maka bisa menyebabkan mesin traktor tersebut akan susah bergerak. Hal itu disebabkan tanah persawahan rawa yang sangat cair dan dalam, sehingga petani lebih memilih melakukan pembajakan sawah dengan menggunakan cangkul. Pada lahan sawah yang keringtidak rawa petani akan memanfaatkan mensin traktorjetor dalam pembajakan tanah, karena tanah yang dimiliki tidak terlalu basah sehingga mesin dari alat ini akan mudah beroperasi. Selesai melakukan penggarapan dalam satu bulan petani akan melanjutkan ke tahap berikutnya yaitu tahap penggemburan tanah sampai halus, petani sering mengatakannya dengan martadung kegiatan penghalusan tanah sampai halus yang dikerjakan petani selama dua minggu. Fungsi dari penggemburan tanah adalah menghancurkan tekstur tanah yang keras sekaligus untuk meratakan tanah sehingga memudahkan petani dalam proses pembibitan. Peralatan yang dipakai petani dalam martadung adalah cangkul yang yang bergerigi garing-garing. Lahan Persawahan yang digarap dengan menggunakan mesin Universitas Sumatera Utara 67 traktor jetor tidak akan dipakai petani dalam penggemburan tanah. Karena petani memakai Mesin traktor jetor hanya digunakan dalam pembajakan tanah. Oleh karena itu petani akan lebih banyak memilih melakukan penggemburan dan pembajakan tanah dengan cangkul. Ibu Dulipa pasaribu 38 mengatakan, berupa: Sae ummurah dona iba mangula pakke panggu sian angka jetor i, alana jetor olo dong dang sude lamet dibuat tanoh na i, olo tading-tading hape molo pakke sangkul boi bagak ni bahen tano ni hauma niba i. Dalam melakukan pembajakkan dan penggemburan tanah lebih bagus kalau kita memakai cangkul, karena kalau kita memakai mensin traktor, masih ada yang tertinggal tanahya yang tidak bisa diolah padahal kalau memakai cangkul, petani bisa melihat dan mengulang kembali membajak sawah, jika ada yang tertinggal. Lagian menggunakan cangkul lebih bagus dari pada traktor, karena kita bisa mengatur dan mempercantik area sawah kita kembali.

4.3. Pengelolaan Bibit