Menjalankan Angkuatan Umum Angkot

85 itupun jika yang pesta tersebut dekat dengan warung milik petani. Yang lebih sering mengujungi warung adalah laki-laki untuk membeli rokok,dan minum diwarung, ditambah lagi dengan anak-anak kecil yang membeli kerupuk-kerupuk dan makanan lainnya. Pemilik warung merupakan petani yang masih aktif mengerjakan sawahny, ladangnya dan pertanian lainnya. Sepuluh 10 warung ini akan buka jam 08.00 pagi sampai 10.00 padi dan kembali buka ketika jam 17.00 sore sampai jam 22.00 malam hari. Hal ini selalu terlihat pada semua warung didesa ini kecuali warung milik keluarga Mega Sinaga. Tetapi jika ada keluarga pemilik warung tersebut tidak bekerja diladang, disawah dan dihutan maka mereka yang tidak bekerja yang akan membuka warung tersebut dan menjaga satu hari warung sehingga warung tersebut bisa buka sepanjang hari. Para pemilik warung mengatakan bahwa mereka sering mengalami kerugian daripada menerima keuntungan dari warung milik mereka karena jarangnya masyarakat membeli ke warung, karena petani sudah membeli keperluan rumah tangga pada hari pekan jumat di Dolok sanggul. Sehingga mereka hanya membeli barang ke warung ketika ada barang yang lupa mereka beli di pasar. Dan hal ini dikemukakan oleh Pak Siska Lumban Batu : Namartiga-tiga on ikon hera namanaon hail do molo sabar iba badapotan iba, molo dang sabar dang dapotan, alana godang saigan niba jala godang do angka jolmaan on langsung belanja sahali godang sian onan, makana dang pola manuhor be sian warung. ketika kita jualan ibarat kita lagi memancing, jika kita sabar kita bisa mendapatkan, jika tidak kita tidak mendapatkan apa-apa. Lagian banyak para petani ketika belanja langsung semua keperluan rumah tangga di beli dari pasar. Sehingga nanti para petani tidak akan membeli lagi ke warung. Jika mereka membeli mungkin mereka kelupaan membeli dari pasar. Itu aja yang kami harapkan untuk mendapatkan pembeli kepada kami.

5.3. Menjalankan Angkuatan Umum Angkot

Mencari nafkah dengan menjalankan angkutan umum sudah lama dijumpai di desa Hutajulu. Usaha ini sudah ada sejak 20 tahun yang lalu. Jumlah angkutan umum didesa ini adalah 7 buah angkutan. Angkutan yang ada di desa Hutajulu sangat mirip dengan angkutan Universitas Sumatera Utara 86 umum yang ada di kota Medan. Jika angkutan di Medan memiliki nomor, di desa Hutajulu angkutan umumnya tidak ada nomornya. Para pemilik angkutan umum biasanya berprofesi sebagai petani. Mereka biasanya menjalankan angkutan umum ini ketika anak-anak sekolah menegah atas berangkat ke sekolah. Karena hanya anak sekolah menegah atas yang akan berangkat ke sekolah dengan angkutan. Sekolah menegah pertama dan sekolah dasar sudah ada didesa ini. Angkutan umum ini akan ramai dipakai petani ketika hari jumat tiba. Yang mana hari jumat adalah hari pekan onan di kota Doloksanggul. Angkutan yang tuju ini akan bergiliran mengantar masyarakat ke pasar onan, jika ingin belanja atau menjual hasil pertaniannya. Semua angkutan ini akan selalu menyamakan harga ongkos ke semua masayarakat. Ongkos ke kota Doloksanggul sekali pergi Rp. 10.000 dan pulang juga dengan harga yang sama. Setiap hari jumat angkutan umum yang dijalankan masyarakat ini bisa mendapatkan Rp. 500.000 tetapi pendapatan tersebut belum dipotong untuk pengeluaran petani yang ketika membawa angkutan selama hari itu juga. Pendapatan dari angkutan umum tersebut akan membayar uang bensin, uang makanminum dan juga untuk membayar tenaga pembantukonduktornya yang disewa pemilik untuk mengangkat barang dan belanjaan para petani ke atas angkutan umum. Selain sumber-sumber pendapatan yang telah diuraikan di atas masyarakat Hutajulu juga mendapatkan tambahan uang dari kiriman-kiriman anak-anaknya di perantauan. Biasanya yang memperoleh kiriman yaitu orang tua yang mana anak-anaknya telah mempunyai penghasilan sendiri di tanah perantauan, penghasilan ini tidak rutin setiap bulannya diterima penduduk. Penghasilan dari anak rantau penduduk akan terasa dibulan January, April Dan Desember. Universitas Sumatera Utara 87

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN