9
1.3. Rumusan Masalah
Penulis memfokuskan penelitian untuk menggambarkan sumber-sumber mata pencaharian petani di desa Hutajulu dan pengelolaanya. Lingkup pembahasannya difokuskan
pada masalah sosial ekonomi rumah tangga petani yaitu “mata pencaharian pertanian
campuran ” yang berkaitan dengan pemenuhan sejumlah kebutuhan hidup dan keperluan
lainnya dalam keluarga petani. Meliputi kemenyan, kopi, sawah, mata pencaharian lainnya.
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini ialah untuk memberikan gambaran tentang sistem mata pencaharian petani yang ada di desa Hutajulu, dalam usaha tani pertanian campuran
agroforestri sebagai usaha tani yang diterapkan petani dalam pertaniannya di dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi petani. Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik
untuk masyarakat luas, peneliti maupun warga masyarakat setempat. Tersedianya data-data penelitian mengenai penelitian diharapkan mampu memberikan gambaran dan masukan
dalam pertanian di daerah setempat dan di Indonesia pada umumnya masyarakat yang berada pada daerah sekitar penelitian.
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah petani di desa Hutajulu tetap menjaga sistem mata pencaharian ini yaitu pertanian campuran yang dapat meningkatkan
kesejahteraan hidup petani. Terbentuknya kesadaran pemerintah yang lebih besar mengenai kehidupan ekonomi petani sehingga dapat mengembangkan potensi daerah dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat yang hidup pada pertanian sehingga untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan dapat tercapai. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai
bahan perbandingan penelitian-penelitian selanjutnya.
1.5. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian Etnografi yaitu penelitian yang mendapatkan pemahaman tentang masyarakat yang diteliti. Penelitian etnografi didasarkan pada upaya
Universitas Sumatera Utara
10 untuk membangun pandangan mereka yang diteliti secara rinci dibentuk dengan kata-kata,
gambarannya holistik dan rumit. Pencarian data juga dilakukan dengan observasi dan wawancara.
Observasi adalah pengamatan yang dilakukan peneliti dengan cara turun langsung ke lapangan. Observasi yang dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang masyarakat yang
sebenar-benarnya baik tindakan melalui percakapan, tingkah laku dan keterlibatan langsung peneliti secara langsung dalam kehidupan masyarakat yang diteliti seperti kegiatan,
percakapan dalam pekerjaan petani. Bentuk observasi tersebut adalah observasi partisipasi. Mengamati kegiatan masyarakat setempat misalnya, mengamati semua aktifitas petani
dalam mengelola pertaniannya baik di dalam hutan kemenyan, di kebun kopi dan di sawah. Sampai kepada penjualan hasil pertanian petani. Penulis juga bertanya kemana saja hasil
pertanian dipergunakan petani dan penulis juga melihat sistem mata pencaharian petani lainnya yang dikerjakan petani dalam mendukung pendapatan petani.
Sedangkan wawancara untuk pertama sekali peneliti lakukan pada bulan Desember 2014 tepatnya di kantor kepala desa. Di kantor kepala desa penulis melakukan
penggambilan data tentang data-data yang berhubungan dengan masalah penelitian penulis misalnya tentang luas desa Hutajulu, luas hutan dan yang lainnya. Setelah urusan penulis
selesai dari kantor kepala desa, penulis melakukan penelitian ke lahan pertanian petani. Penulis juga melakukan wawancara dan ikut di dalam hutan. Dari awal ketika penulis
melakukan wawancara baik ketika di kantor kepala desa dan ketika bertemu langsung dengan para petani rasa cangung tidak ada, hanya saja penulis merasa kaget, karena
memasuki area hutan kemenyan, baru pertama dirasakan penulis walapun penulis merupakan anak di desa ini yang sudah lama mengetahui tentang hutan kemenyan.
Seperti yang dijelaskan penulis pada kalimat di atas bahwa dari penelitian inilah maka peneliti akhirnya memasuki hutan untuk pertama kalinya bahkan penulis ikut menginap
Universitas Sumatera Utara
11 bersama dengan petani di dalam hutan dan hal ini membuat penulis merasa kaget tetapi juga
menambah pengalaman penulis. Hampir seluruh masyarakat desa Hutajulu memanfaatkan hutan kemenyan sebagai mata pencaharian mereka walapun mereka juga melakukan
pertanian kopi, pertanian sawah padi dan mengerjakan hal yang lainnya sebagai mata pencaharian tambahan dan petani juga menggemukakan bahwa ketiga mata pencaharian
inilah yang paling banyak menyumbangkan pendapatan petani. Hal inilah mendorong penulis untuk tidak merasa heran lagi jika masyarakat di desa ini akan lebih banyak bekerja
diluar rumah daripada di dalam rumah . Di desa Hutajulu penduduknya beragam dari segi usia, ada yang sudah lanjut usia, ada
anak mudamudi dan para bapakibu yang masih berumur 40 sampai 50 tahun dan ada juga anak-anak dan balita. Informan penulis juga lebih banyak yang berusia 50 tahun sampai
berumur 60 tahun lebih yang masih aktif mengerjakan hutan kemenyan dan pertanian lainnya. Walapun di bawah umur 50 tetap penulis wawancarai sebagai informan penelitian
ini. Selama 3 minggu penulis ikut ke dalam hutan untuk mengetahui bagaimana petani
mengelola kemenyaan dan apa saja yang mereka kerjakan selama berada di dalam hutan. Di dalam waktu 3 minggu ini penulis juga melakukan wawancara ke beberapa informan. Para
informan yang penulis temui di lapangan sangat ramah dan terbuka bahkan mereka tidak segan-segan memberikan penulis informasi walapun penulis tidak bertanya mungkin karena
penulis sudah dikenal sebelumnya yang membuat mereka tidak takut lagi memberikan informasi, selain hal itu petani desa ini jika diwawancarai tentang pertanian atau pekerjaan
mereka setiap harinya. Para petani sangat terbuka untuk memberikan informasi. Pengalaman penulis dalam mencari data tidak banyak mengalami kesulitan karena para
informan terkadang yang saling mengenal akan memberitahukan penulis tentang aktifitas mereka sebagai petani bahkan mereka juga memberitahukan apa saja yang menjadi
Universitas Sumatera Utara
12 pekerjaan mereka selain bertani kepada penulis. Sekali seminggu penulis bertemu dengan
informan baru yang membuat pengalaman dan pengetahuan yang baru terus bertambah untuk penulis ketahui.
Ketika penulis melakukan penelitian di dalam hutan penulis harus menginap bersama dengan para petani, makan dan minum bersama. Selama melakukan penelitian di dalam
hutan penulis juga jarang mandi karena tidak adanya tempat mandi disekitar tempat tinggal petani di dalam hutan. Biasanya petani hanya menyiapkan sebuah tong tempat air dan air
yang ada di tong tersebutlah yang dipakai petani untuk cuci muka dan sikat gigi dan jika para petani mengingikan mandi biasanya petani akan pergi ke mata air dekat hutan. Selama
penulis melakukan penelitian di dalam hutan penulis biasanya sedikit bertanya karena dari pertanyaan tersebut akan muncul informasi-informasi yang masih terus mengalir
berdasarkan argumentasi yang diberitahukan petani apalagi ketika penulis melakukan wawancara dengan 2-3 informan.
Salah satu pengalaman penulis ketika mencari data dilahan hutan pak Irma Sinaga 61 tahun, beliau adalah seorang petani kemenyan yang masih menerapkan cara pengelolaan
kemenyan secara tradisional dan bahkan pak Irma Sinaga ini juga bertani di bidang pertanian kopi dan sawah. Saat penulis ikut ke hutan kemenyan Pak Irma Sinaga, pertama
sekali penulis disampaikan infomasi tentang kemenyan itu sebagai mata pencaharian utama mereka. beliau juga menceritakannnya secara detail mulai dari sejarah munculnya
kemenyan didesa ini dan kenapa sampai sekarang para masyarakat masih tetap melakukan budidaya kemenyan. Penelitian dilahan kemenyan pak Irma sinaga berlangsung selama 4
hari di dalam hutan, yang mana penulis mulai dari hari senin ke hari kamis. Selain mengalami kegiatan pak Irma sinaga 61 di dalam hutan, penulis juga mengamati bahkan
ikut bekerja di pertanian pak Irma Sinaga lainnya.
Universitas Sumatera Utara
13 Penulis juga melakukan penelitian dan wawancara di hutan kemenyan milik pak
Dimpos Situmorang 56 tahun, beliau adalah petani kemenyan dan petani kopi, sawah dan pemelihara beberapa ternak. Wawancara berlangsung ketika penulis ikut juga melihat dan
mengikuti kegiatan beliau selama di dalam hutan. Pertanyaan yang penulis ajukan hampir sama dengan pertanyaan kepada Pak Irma Sinaga hanya saja ada yang bertambah ketika
kami berbicara tanpa disengaja. Hal yang berkesan ketika saya ikut dengan pak Dimpos Situmorang adalah ketika kami harus berjalan kaki dari rumah sampai ke dalam hutan
mencapai 3-2 jam karena beliau tidak bisa membawa motorkereta. Beliau selalu berjalan kaki ke dalam hutan kemenyannya jika petani lainnya yang naik motor tidak ada yang
mengajak beliau tetapi ketika ada yang memberikan beliau tumpangan beliau akan naik motorkereta ke dalam hutan.
Penelitian yang sama juga penulis lakukan di hutan pak Novita Sinaga 60 tahun dan pak Lisdiu Sinaga 57 Tahun . Pak Novita sinaga dan Lisdiu sinaga adalah petani yang
lahan kemenyannya saling berdekatan. Dalam mengelola hutan kemenyan para petani di desa ini sama saja karena mereka mendapatkan cara pengelolaan kemenyan dari nenek
moyang mereka terdahulu. Ketika penulis di dalam hutan kemenyan pak Novita Sinaga, penulis melihat pemandangan yang asing yaitu adanya pekerjaan yang lain yang dilakukan
pak Novita Sinaga di dalam hutan ialah pekerjan yang memanfaatkan rotan yang ada di dalam hutan untuk dibuat jadi sebuah keranjang. Selain melihat kegiatan di dalam hutan
penulis juga melakukan penelitian di rumah petani ketika para petani melakukan penjualan getah ke penggumpul desa atau toke kota yang sengaja datang ke tempat petani untuk
membeli getah para petani. Selama penelitian ini berlangsung penulis salalu melakukan penggambilan foto baik yang berhubungan dengan aktivitas petani di dalam hutan,di sawah
dan di kebun milik petani dan ditambah lagi di rumah para petani.
Universitas Sumatera Utara
14 Selain di dalam hutan kemenyan penulis juga melakukan penelitian di lahan pertanian
petani lainnya misalnya di lahan persawahan. Dimana penulis ikut melakukan pekerjaan di sawah seperti pembersihan padi dari rumput-rumput yang menganggu tanaman padi dan
ikut menanam padi. Melakukan pekerjaan di sawah, mengelola kebun kopi dan memanfaatkan hutan akan selalu dilakukan petani karena pekerjaan tersebut merupakan
mata pencaharian utama petani di desa ini. Penulis juga melakukan penelitian sampai ketika petani melakukan penjualan hasil biji kopi, baik petani yang menjual ke penggumpul
desa atau langsung membawa ke pasar onan. Dan peneliti juga melihat dan bertanya apa saja usaha yang dilakukan petani untuk pertaniannya agar dapat menghasilkan hasil ya ng
baik terus-menerus. Penulis juga melakukan wawancara kepada petani tentang pendapatan yang mereka
peroleh setiap bulan dan setiap tahunnya dan kemana saja biasanya mereka mengeluarkan biaya paling banyak, tetapi ada yang menarik ketika penulis bertanya tentang pendapatan
kepada informan. Menurut infoman mereka tidak bisa menjumlahkan seberapa banyak pendapatan yang mereka terima setiap bulan dan dan setiap tahunnya karena bisa saja
pendapatan mereka bisa berubah. Tidak menentunya harga dan kebutuhan mereka setiap bulan dan tahun sehingga membuat pendapatan petani tidak menentu dan ditambah lagi
bagaimana hasil mata pencaharian mereka kelola. Selain di ketiga mata pencaharian di atas penulis juga mengamati dan melakukan
wawancara kepada masyarakat lain yang mempunyai pekerjaan tambahan seperti masyarakat yang membuka warung jualan, kepada masyarakat yang memiliki peliharaan
dan para masyarakat yang kadang mendapatkan kiriman dari anak-anak mereka dari perantauan. Jika ditanya kepada masyarakat yang mendapatkan kiriman, masyarakat kadang
malu memberitahukan berapa saja yang dikirim oleh anak-anak mereka atau kerabat
Universitas Sumatera Utara
15 mereka, mereka hanya menjawab “sedikit saja”. Hal yang sama dikatakan Ompung
Lunamayan Sitohang 59 berupa: Adong do kiriman ni kakakmu tu ahu, alai dang pola godang, halak kakakmi ma
asal mangan diparangtoani ungga las roha nami. Molo makirim pe halak hi asal ma boi parsigulam uma inna do to ahu, pokokna saotik dona dikirim dang berharap hami
angka orang tuana di huta. Ada memang dikirim kakakmu dari perantauan sama kami, tapi ngak banyak, dan kami para orangtuanya tidaknya terlalu berharap. Kalaupun ada
hanya untuk bisa beli gula kami dirumahnya,sedikitnya dan kami para orangtuanya sangat bahagia kalau orang kakakmu di sana sudah makan itu sudah cukup buat kami.
Jawaban yang sama akan selalu di katakan masyarakat lainnya, jika penulis melakukan
wawancara dengan menanyakan pertanyaan yang sama. Tentang seberapa besarnya mereka mendapatkan pendapatan dari keluarga dan anak-anaknya di perantuan.
1.6. Lokasi Penelitian