Kondisi Sosial Ekonomi Petani

59 harga biasanya yaitu Rp. 25.000-28.000. Karena ketika panen raya kopi tiba maka harga kopi akan kembali naik. Foto 21 : Penjualan kopi kepada penggumpul tingkat desa Sumber : Dokumentasi pribadi 3.6. Konsumsi Terhadap Kopi Ateng Petani desa Hutajulu hampir semua menanam “kopi ateng” walapun dalam cangkupan yang tidak terlau luas. Namun dalam hal mengkonsumsi kopi hampir semua petani desa Hutajulu. Sehingga disetiap rumah bubuk kopi selalu disediakan oleh petani. Bubuk kopi yang disediakan di rumah petani desa Hutajulu ada yang berasal dari olahan kopi petani sendiri dengan cara menumbukknya, atau membeli bubuk kopi dari di onan. Kopi tidak hanya dikomsumsi oleh petani tetapi kopi juga menjadi minuman khas di desa ini, jika petani kedatangan tamu di rumahnya maka minuman seperti kopi akan disungguhkan kepada tamu.

3.7. Kondisi Sosial Ekonomi Petani

Berdasarkan pengamatan dan informasi dari beberapa informan. Pertanian kopi merupakan salah satu mata pencaharian atau pekerjaan petani di desa Hutajulu, terutama Universitas Sumatera Utara 60 untuk menafkahi keluarga petani. Pada lahan kopi yang kosong biasanya dimanfaatkan petani untuk menanam tanaman lainya seperti tanaman palawija cabai,tomat,sayur-mayur,umbi- umbian. Hal itu dilakukan petani untuk menambah pendapatan petani walapun tanaman palawija tersebut tidak banyak diperjual belikan petani. Namun ketika tanaman tersebut berhasil maka petani bisa menjual hasilnya. Maka akan membantu petani untuk memperkecil pengeluaran petani dan petani dalam melengkapi perlengkapan dapur seperti cabai, tomat, sayur ke pasar karena sudah tertolong dari tanaman palawija yang ada ditanam disekitar lahan kopi. Kopi sudah menghasilkan biji ketika berumur 3-4 tahun walapun masih sedikit tetapi ketika kopi sudah berumur 5-10 tahun ke atas maka hasil kopi semakin bertambah. Setiap rumah tangga di desa Hutajulu hampir memiliki 500 batang sampai 1000 batang kopi. Batang kopi ini sudah bercampur ada yang sudah beumur 10 tahun ke bawah atau berumur 10 tahun ke atas. Kopi bisa dipanen sewaktu-waktu maknimalkan 1 kali 2 minggu. Hasil panen juga sangat beragam dan tidak terlalu menjanjikan. Tetapi pada Panen raya kopi di desa Hutajulu ini terjadi 2 kali dalam setahun. Panen tersebut jatuh pada bulan April ke Mei dan Oktober ke Novemeber. Pada panen raya ini, para petani dapat menghasilkan keuntungan mencapai 40 kg kopi sedangkan pada panen yang bukan hari raya panen raya 1 kali 2 minggu hanya menghasilakan 5-10 kg. Di desa Hutajulu kisaran kopi harga kopi satu literkg dihargai Rp.25.000,00- 28.0000,00 pada panen raya, hal ini dikarenakan semakin banyak kopi yang dipanen maka biasanya harga kopi juga naik sedangkan saat tidak panen raya cenderung harga kopi bisa menurun misalnya mencapai Rp.20.000,00-25.000,00 Universitas Sumatera Utara 61 Sehingga petani dapat menjual kopinya pada saat panen raya ±160 kgliter × Rp. 25.000,00 = Rp. 4.000.000,00 pertahunnya sedangkan untuk kopi ketika tidak panen raya adalah 80 kgliter × 25.000,00 = 1.600.000,00 pertahunnya Sehingga dalam setahun petani bisa mendapatkan hasil Rp. 5.600.000,00 Pendapatan yang didapatkan petani dari hasil penjualan kopi biasanya dipakai petani untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga khususnya untuk kebutuhan dapur misalnya membeli minyak, ikan, gula, teh dan untuk uang arisan para petani perempuan setiap bulannya, karena di desa Hutajulu pada ibu rumah tangga memiliki kegiatan arisan sesama petani. Petani biasanya akan menggumpulkan uang setiap kali pertemuan. Dan untuk memenuhi kebutuhan petani lainnya. Dari pendapatan penjualan kopi ini juga dimanfaatkan petani untuk membayar tenaga petani lainnya jika petani memakai tenaganya. Pendapatan dari kopi juga dibuat petani untuk menambahi pembelian pupuk kimia seperti SS, UREA, MPK, TSP. Empat jenis pupuk inilah yang menjadi pupuk andalan petani dalam budidaya kopi dan padi. Empat harga pupuk ini juga berbeda, dalam pembelian pupuk kimia, petani di desa Hutajulu langsung membeli perkarung. Petani dalam setahun akan membeli pupuk dua kali karena pemupukan ke tanaman kopi berlangsung dua kali setahun. Jika petani memiliki uang yang lebih, mereka bisa langsung membeli pupuk sekaligus untuk dipakai ditahun tersebut, tetapi jika petani tidak memiliki biaya yang cukup maka petani bisa membeli setengah. Dalam pemupukan petani menghabiskan pupuk empat karung sehingga setahun petani harus menyiapakan 8 karung untuk kopi. Universitas Sumatera Utara 62 Tabel 3. Pembelian pupuk dan manfaat pupuk kimia. No Jenis Pupuk kimaobat - obatan tanaman Volume Kg Harga Pupuk Rp Manfaat 1 SS 50 kg 280. 000,00 Untuk memperkuat dan mempercepat munculnya bij kopi. 2 UREA 50 kg 280. 000,00 Untuk memperkuat batang kopi 3 MPK 50 kg 340.000,00 Untuk memperkuat dan mempercepat munculnya bij kopi. 4 TSP 50 kg 300.000,00 Untuk menjaga dedaunan kopi Total 4 200 kg 1.200.0000,00 - Selain pengeluaran untuk pembelian pupuk kimia petani juga akan menyiapkan pengeluaran untuk pembelian peptisida berupa obat-obatan yang bermanfaat untuk mematikan rumput, hama dan untuk penyubur tanaman lainnya. Biaya pengeluatan sebesar Rp. ±200.000,00 Sehingga pengeluaran petani untuk pupuk dan obat-obatan Rp. 1.400.000,00 Pengeluaran membeli pupuk dan obat-obatan tersebut juga selalu berubah-ubah kadang naik dan kadang turun. Pengeluaran juga diperuntukkan petani pada biaya ongkos ke pasaronan ketika mereka hendak berbelanja untuk membeli keperluan keluarga dalam seminggu. Harga ongkos dari desa Hutajulu ke pasar Rp. 10.000,00 sekali pergi. Petani juga akan mengeluarkan pengeluaran biaya ketika mereka membeli polibek untuk tempat pembibitan kopi jika petani memilih pembibitan lewat biji kopi. Untuk biaya peralatan dalam budidaya tanamana kopi petani jarang melakukan penggantian atau membeli yang baru karena petani akan memakai ember-ember yang ada di rumah menjadi tempat biji kopi ketika pemetikan berlangsung, ember-ember tersebut juga yang akan dipakai petani dalam melakukan pengangkatan tanah dan kompos ke batang pohon. Sedangkan untuk alat penggiling, petani tidak akan melakukan perbaikkan, alat Universitas Sumatera Utara 63 penggiling yang rusak akan langsung dibeli petani tetapi menurut petani. Penggiling kopi yang mereka pakai selama ini baik dan bertahan lama hal ini terlihat pada usia penggiling kopi yang ada di rumah petani yang mencapai umur 10 tahun ke atas. Universitas Sumatera Utara 64

BAB VI PADI

4.1. Pertanian Padi Sawah Hauma

Selain memanfaatkan hutan kemenyan, kopi dan tanaman palawija, penduduk Desa Hutajulu juga masih melakukan pertanian padi sawah. Secara harafiah sawah merupakan suatu bentuk pertanian yang dikelola di lahan yang basah yang sangat membutuhkan air untuk menanam padi, untuk keperluan ini, sawah harus mampu menyangga genangan air karena air butuh penggenangan pada periode tertentu dalam pertumbuhannya. Untuk mengairi sawah digunakan sistem irigasi dari mata air, sungai atau air hujan, bandar-bandar. Lahan sawah adalah lahan yang berbentuk petak-petak yang dibatasi oleh pematang. Pertanian padi Sawah di Kecamatan Pollung desa Hutajulu merupakan jenis persawahan tadah hujan dan persawahan tanah irigasi. Persawahan tadah hujan merupakan sumber daya fisik yang potensial untuk pengembangan pertanian, seperti padi. Sawah tadah hujan memiliki kemampuan potensial untuk menahan air hujan dan aliran permukaan yang hampir sama dengan tanah irigasi. Kendala utama pada lahan sawah tadah hujan adalah ketersediaan air yang sangat tergantung kepada curah hujan, sehingga lahan bisa mengalami kekeringan pada musim kemarau Permadi, Nurhati dan Haryati, 2005 16 . Sedangkan sawah tanah irigasi akan tetap bertahan walapun hujan tidak akan datang karena sawah irigasi akan memanfaatkan air yang ada di sungai, bandar-bandar, mata air. Permasalahan yang sering terjadi di lahan sawah irigasi ini adalah kewalahannya petani ketika adanya pembagian air diantara para petani. Karena sumber air yang digunakan berasal dari sumber yang sama. 16 http:repository.usu.ac.idbitstream123456789267715Chapter20I.pdf sabtu jam 12.36 24 january 2015 Universitas Sumatera Utara