Hubungan Umur dengan Kesembuhan Penderita TB Hubungan Jenis Kelamin dengan Kesembuhan Penderita TB

memanfaatkan bermacam-macam intervensi yang direkomendasikan serta layanan pendukung yang tersedia, termasuk konseling dan penyuluhan pasien. Sebagian besar pasien Tuberkulosis menghentikan pengobatan sebelum masa akhir pengobatan yang telah direncanakan atau meminum obat secara salah. Kegagalan menyelesaikan pengobatan Tuberkulosis menuju kegagalan berkepanjangan dan resistensi obat. Pelaksanaan program pengendalian TB di wilayah kerja Puskesmas Pidie Kabupaten Pidie dari hasil penelitian juga belum berjalan maksimal, hal ini dapat dilihat dari angka kesembuhan dari 102 responden yang menjadi sasaran penelitian yang sembuh sebanyak 73 orang 71,6 dan tidak sembuh 29 orang 28,4. Pencapaian kesembuhan tentu saja masih jauh dari target nasional diharapkan yaitu diatas 85, hal ini dapat menyebabkan penularan penyakit TB dan permasalahan tentang resistensi obat masih sangat tinggi. Kesembuhan penderita TB dipengaruhi oleh banyak faktor baik faktor internal penderita maupun faktor eksternal dari penderita TB itu sendiri.

5.2 Hubungan Faktor Internal dengan Kesembuhan Penderita TB

5.2.1 Hubungan Umur dengan Kesembuhan Penderita TB

Hasil análisis distribusi frekuensi bahwa penderita TB di wilayah kerja Puskesmas Pidie Kabupaten Pidie sebagian besar dalam kelompok usia produktif yaitu 69 orang 67,6 dan lansia sebanyak 33 orang 32,4. Hal ini sesuai dengan data Kemenkes RI 2011 bahwa sekitar 75 pasien TB adalah kelompok usia paling produktif secara ekonomis 15-50 tahun. Seorang pasien TB dewasa akan kehilangan rata-rata waktu kerjanya 3 sampai 4 bulan dalam setahun, hal ini berakibat pada Universitas Sumatera Utara kehilangan pendapatan tahunan rumah tangganya sekitar 20-30. Salah satu yang menyebabkan kemiskinan terus meningkat di negara kita salah satunya adalah pelaksanan program TB yang tidak mampu menyembuhkan pasien TB sesuai target yang diharapkan Berdasarkan hasil uji chi-square didapatkan nilai p=0,772, sehingga variabel umur tidak dilanjutkan dalam uji regresi logistik berganda. Hal ini menyatakan bahwa proporsi kesembuhan penderita TB tidak berbeda antara umur dalam kategori usia reproduktif maupun lansia. Dari hasil uji statistik ini menyatakan semua penderita TB dalam berbagai golongan umur tetap akan mencari pengobatan dari penyakit yang dideritanya, tetapi kesembuhan dari pengobatan yang dilakukan bukan karena umur penderita, yang artinya semua penderita TB tetap akan sembuh baik dalam usia reproduktif maupun lansia apabila penderita tersebut tetap patuh dalam pengobatannya. Hal ini berbeda dengan penelitian tentang kepatuhan berobat TB oleh Budiman,dkk 2010 bahwa ada hubungan bermakna antara umur dengan kepatuhan minum obat penderita TB dengan korelasi yang kuat r=0,76 pada penelitian tentang análisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan minum obat pasien TB pada fase intensif di Rumah Sakit Umum Cibabat Cimahi Bandung.

5.2.2 Hubungan Jenis Kelamin dengan Kesembuhan Penderita TB

Berdasarkan hasil análisis distribusi frekuensi bahwa penderita TB di wilayah kerja Puskesmas Pidie Kabupaten Pidie sebagian besar dalam kategori jenis kelamin laki-laki yaitu 69 orang 67,6 dan perempuan sebanyak 33 orang 32,4. Hal ini Universitas Sumatera Utara berbeda dengan menurut Kemenkes RI 2011 bahwa penderita TB perempuan lebih tinggi dengan penderita laki-laki. Berdasarkan hasil uji chi-square didapatkan nilai p=0,772, sehingga variabel jenis kelamin tidak dilanjutkan dalam uji regresi logistik berganda. Hal ini menyatakan bahwa proporsi kesembuhan penderita TB tidak berbeda antara jenis kelamin perempuan maupun laki-laki. Dari hasil uji statistik tersebut menyatakan penderita TB dengan jenis kelamin perempuan lebih rendah yang berobat di wilayah kerja Puskesmas Pidie, hal ini diperkirakan penderita perempuan masih banyak yang enggan berobat karena malu. Kesembuhan penderita TB dari pengobatan yang dilakukan tidak bermakna karena jenis kelamin penderita, yang artinya semua penderita TB tetap akan sembuh baik yang jenis kelamin perempuan maupun laki- laki apabila penderita tersebut tetap patuh sesuai anjuran petugas kesehatan. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Zubaidah, dkk 2013 tentang faktor yang mempengaruhi penurunan angka kesembuhan TB di Kabupaten Banjar tahun 2013 bahwa jenis kelamin merupakan faktor yang resiko terhadap kesembuhan penyakit TB dengan OR=1,167 yang berarti kesembuhan penyakit TB Paru pada responden dengan jenis kelamin laki-laki 1,167 kali untuk tidak sembuh dibandingkan dengan kesembuhan penyakit TB pada responden dengan jenis kelamin perempuan.

5.2.3 Hubungan Pendidikan dengan Kesembuhan Penderita TB