5.2.6 Hubungan Sikap dengan Kesembuhan Penderita TB
Berdasarkan hasil análisis distribusi frekuensi bahwa penderita TB di wilayah kerja Puskesmas Pidie Kabupaten Pidie sebagian besar dalam kategori sikap positif
yaitu 70 orang 68,6 dan dengan sikap negatif sebanyak 32 orang 31,4. Berdasarkan distribusi frekuensi menggambarkan sebagian besar penderita TB sudah
mempunyai sikap yang positif tentang penyakit TB, pemeriksaan dahak, pengobatan dalam waktu lama dan mematuhi anjuran petugas kesehatan. Sikap yang positif ini
terjadi karena semakin banyak media penyuluhan tentang penyakit TB baik melalui media elektronik maupun media cetak.
Análisis hubungan antara sikap dengan kesembuhan penderita TB dengan uji chi-square didapatkan penderita dengan sikap positif sebanyak 55 orang 78,6
yang sembuh dan hanya 15 orang 21,4 yang sikap negatif sembuh, sedangkan penderita yang sikap negatif 18 orang 56,2 yang sembuh dari pengobatan. Hasil
uji chi-square diperoleh nilai p=0,020, dengan nilai rasio prevalens sebesar 1,958 95 CI.1,129-3,394 menunjukkan bahwa variabel sikap merupakan faktor yang
memengaruhi kesembuhan penderita TB sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan proporsi kejadian kesembuhan penderita TB dengan sikap positif dan sikap negatif.
Sikap adalah perasaan, pikiran, dan kecenderungan seseorang yang kurang lebih bersifat permanen mengenai aspe-aspek tertentu dalam lingkungannya. Sikap
merupakan kecondongan evaluatif terhadap suatu stimulus atau objek yang berdampak pada bagaimana seseorang berhadapan dengan objek tersebut. Sikap
menunjukkan kesetujuan atau ketidaksetujuan, suka atau tidak suka seseorang
Universitas Sumatera Utara
terhadap sesuatu. Mubarak, 2012
5.2.7 Hubungan Kepercayaan dengan Kesembuhan Penderita TB
Berdasarkan hasil análisis distribusi frekuensi bahwa penderita TB di wilayah kerja Puskesmas Pidie Kabupaten Pidie sebagian besar penderita dengan
kepercayaan positif yaitu 86 orang 84,3 dan kepercayaan negatif sebanyak 16 orang 15,7. Dari hasil tersebut terlihat bahwa kepercayan penderita TB sudah
cukup baik yang sebagian besar sudah mempercayai bahwa penyakit disebabkan oleh bakteri Mycobakterium tuberkulosis dan obat yang disediakan secara gratis di
puskesmas dapat menyembuhkan penyakit TB. Perlu diketahui dulu banyak masyarakat menganggap TB adalah penyakit karena di guna-guna serbuk, penyakit
keturunan dan banyak anggapan masyarakat penyakit TB tidak dapat disembuhkan.
Berdasarkan hasil uji chi-square didapatkan nilai p=0,001, sehingga variabel kepercayaan dilanjutkan dalam uji regresi logistik berganda. Hal ini menyatakan
bahwa proporsi kesembuhan penderita TB berbeda antara kepercayaan yang positif dan kepercayaan yang negatif tentang penyakit TB dan pengobatannya. Dari hasil uji
statistik tersebut menyatakan penderita TB dengan kepercayaan positif lebih tinggi kesembuhannya dibandingkan penderita TB yang masih dengan kepercayaan yang
negatif, karena kepercayaan yang positif bahwa penyebab penyakit TB adalah kuman, penyakit TB dapat disembuhkan dan obat yang disediakan di puskesmas dapat
menyembuhkan penyakitnya akan memberi motivasi bagi penderita untuk patuh berobat sampai sembuh sesuai anjuran petugas kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
5.3 Hubungan Faktor Eksternal dengan Kesembuhan Penderita TB