Hubungan Peran Pengawas Menelan Obat PMO dengan

5.3 Hubungan Faktor Eksternal dengan Kesembuhan Penderita TB

5.3.1 Hubungan Peran Pengawas Menelan Obat PMO dengan

Kesembuhan Penderita TB Berdasarkan hasil análisis distribusi frekuensi bahwa penderita TB di wilayah kerja Puskesmas Pidie Kabupaten Pidie dengan peran PMO baik yaitu 45 orang 44,1 dan peran PMO kurang baik sebanyak 57 orang 55,9. Berdasarkan distribusi frekwensi menggambarkan sebagian besar PMO tidak berfungsi dengan baik. Padahal dari hasil análisis hubungan antara peran PMO dengan kesembuhan penderita TB dengan uji chi-square didapatkan penderita dengan peran PMO baik sebanyak 45 orang 88,9 yang sembuh dan hanya 5 orang 11,1 yang tidak sembuh, sedangkan penderita yang peran PMO tidak baik berjumlah 33 orang 57,9 yang sembuh dari pengobatan. Hasil uji chi-square diperoleh nilai p=0,001, sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan proporsi kejadian kesembuhan antara penderita yang menyatakan peran PMO baik dengan peran PMO tidak baik. Berdasarkan uji dengan regresi logistik berganda diperoleh p=0,003, Besarnya risiko dapat dilihat dari exp B sebesar 6,230 dan rentang interval kepercayaan 95 CI. 1.832-21,007. Peran PMO merupakan salah satu faktor yang memengaruhi terhadap kesembuhan penderita TB, dimana yang peran PMO baik berpeluang untuk kesembuhan penderita TB sampai 5 kali lebih tinggi dibandingkan penderita TB yang peran PMO tidak baik. Tapi dalam pelaksanaan program P2TB di wilayah kerja Puskesmas Pidie peran PMO tidak berfungsi dengan baik dimana menurut penderita Universitas Sumatera Utara peran PMO yang baik hanya 44,1, hal ini terjadi karena penetapan PMO oleh petugas tidak dilakukan bersama-sama dengan persetujuan penderita, bahkan banyak ditemukan dilapangan penderita tidak tahu siapa yang menjadi PMO baginya, dan seorang PMO tidak tahu dirinya menjadi PMO padahal dikartu penderita tertulis namanya menjadi PMO penderita tersebut. International Stándars for Tuberculosis Care ISTC telah menetapkan bahwa PMO bagian terpenting dalam pengobatan TB, ketika ada orang kedua yang langsung mengawasi seorang penderita menelan obat, maka kepastian penderita benar-benar menerima dan menelan obat yang diresepkan lebih besar. Pendekatan ini menghasilkan tingkat kesembuhan yang tinggi dan mengurangi risiko resistensi obat.Hopewel,2006 Salah satu komponen DOTS adalah pengobatan paduan OAT jangka pendek dengan pengawasan langsung. Untuk menjamin keteraturan diperlukan seorang PMO yaitu seseorang yang dikenal, dipercaya dan disetujui baik oleh petugas kesehatan maupun pasien, yang tinggal dekat, disegani dan dihormati oleh pasien. PMO diharapkan mengawasi dan memberi dorongan pada pasien TB agar menelan obat secara teratur sampai selesai pengobatan, memberi penyuluhan kepada anggota keluarga pasien TB yang mempunyai gejala-gejala yang mencurigakan TB untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan.Kemenkes RI, 2011 Universitas Sumatera Utara

5.3.2 Hubungan Peran Petugas Kesehatan dengan Kesembuhan Penderita