Bila pada akhir tahap intensif pengobatan penderita baru BTA positif dengan kategori 1 atau penderita BTA positif pengobatan ulang dengan kategori 2, hasil
pemeriksaan dahak masih BTA positif, diberikan obat sisipan HRZE setiap hari selama 1 bulan. Kemenkes RI, 2011
2.8.1 Evaluasi Pengobatan dan Kesembuhan
1. Evaluasi Klinis a Pasien di evaluasi setiap 2 minggu pada 1 bulan pertama, pengobatan
selanjutnya setiap 1 bulan. b Evaluasi: respon pengobatan dan ada tidaknya efek samping obat serta
ada tidaknya komplikasi penyakit. c Evaluasi klinis meliputi keluhan, berat badan, pemeriksaan fisik.
2. Evaluasi Bakteriologis 0-2-69 bulan pengobatan a Tujuan untuk mendeteksi ada tidaknya konversi dahak.
b Pemeriksaan dan evaluasi pemeriksaan mikroskopis : 1 Sebelum pengobatan dimulai
2 Setelah 2 bulan pengobatan setelah fase intensif 3 Pada akhir prngobatan
c Bila ada fasilitas biakan, dilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.
3. Evaluasi radiologi 0-2-69 bulan pengobatan Pemeriksaan dan evaluasi foto toraks dilakukan pada :
a Sebelum pengobatan
Universitas Sumatera Utara
b Setelah 2 bulan pengobatan kecuali pada kasus yang juga dipikirkan kemungkinan keganasan dapat dilakukan 1 bulan pengobatan
4. Evaluasi efek samping secara klinis Bila pada evaluasi klinis dicurigai terdapat efek samping, maka dilakukan
pemeriksaan laboratorium untuk memastikannya dan penanganan efek samping obat sesuai pedoman.
5. Evaluasi keteraturan berobat a Yang tidak kalah pentingnya adalah evaluasi keteraturan berobat dan
diminumtidaknya obat tersebut. b Ketidakteraturan berobat akan menyebabkan timbulnya masalah
resistensi. PDPI, 2006 Hasil pengobatan penderita TB paru dapat dikategorikan menjadi :
1. Sembuh Penderita dikatakan sembuh jika hasil pemeriksaan ulang sputum paling
sedikit 2 kali berturut-turut negatif, salah satu diantaranya haruslah pemeriksaan akhir pengobatan. Apabila gejala muncul kembali supaya
memeriksakan diri dengan mengikuti prosedur tetap. 2. Pengobatan Lengkap
Penderita yang telah menyelesaikan pengobatan secara lengkap tetapi tidak ada pemeriksaan ulang sputum, khususnya pada akhir pengobatan AP.
Seharusnya semua penderita BTA positif dilakukan pemeriksaan ulang sputum.
Universitas Sumatera Utara
3. Meninggal Penderita yang dalam masa pengobatan diketahui meninggal karena sebab
apapun 4. Drop out
Penderita yang tidak mengambil obat 2 bulan berturut-turut atau lebih sebelum masa pengobatannya selesai. Tindak lanjut: lacak penderita tersebut
dan beri penyuluhan pentingnya berobat secara teratur. 5. Gagal
Penderita dikatakan gagal pengobatan TB paru apabila: a. Penderita BTA positif yang hasil pemeriksaan sputumnya tetap positif atau
kembali menjadi positif pada satu bulan sebelum pengobatan intensif atau pada akhir pengobatan katagori 2
b. Penderita BTA negatif yang hasil pemeriksaan sputumnya pada akhir bulan kedua menjadi positif.
2.8.2 Tatalaksana Penderita yang Berobat tidak Teratur