6. Ponceau SX dapat mengakibatkan kerusakan sistem urin, kemudian karbon hitam
dapat memicu munculnya tumor.
2.8 Rhodamin B
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 293MenKesPerV1985 Rhodamin tergolong salah satu zat warna yang di larang
penggunaannya. Rhodamin B dalam dunia perdagangan sering dikenal dengan nama tetra ethyl rhodamin. Zat warna sintesis ini berbentuk serbuk kristal, tidak berbau,
berwarna merah keunguan, dalam larutan berwarna merah terang berpendar berfluorescensi. Pewarna ini sebenarnya digunakan sebagai pewarna kertas, tekstil
dan reagensia untuk pengujian antimony, cobalt dan bismuth Yuliarti, 2007. Penggunaan Rhodamin B pada makanan dalam waktu yang lama kronis
akan dapat mengakibatkan gangguan fungsi hati maupun kanker. Namun, bila terpapar Rhodamin B dalam jumlah yang besar maka dalam waktu yang singkat akan
terjadi gejala akut keracunan Rhodamin B. Bila Rhodamin B tersebut masuk melalui makanan maka akan mengakibatkan iritasi pada saluran pencernaan dan
mengakibatkan gejala keracunan dengan air kencing berwarna merah ataupun merah muda. Jika Rhodamin B terhirup, maka dapat mengakibatkan terjadinya iritasi pada
saluran pernafasan, bila mengenai kulit maka kulit juga akan mengalami iritasi sedangkan bila terkena mata, maka mata akan mengalami iritasi yang ditandai dengan
mata kemerahan dan terdapat timbunan cairan atau udem pada mata Yuliarti, 2007. Hasil metabolisme pewarna tekstil mempunyai sifat karsinogenik dan telah terbukti
bahwa pewarna Rhodamin B dapat menimbulkan kanker pada hewan percobaan Baliwati dkk, 2010.
Universitas Sumatera Utara
2.9 Kerangka Konsep
Eschericia coli Permenkes RI No.
1096MENKESPE RVI2011
Ada
Tidak Ada
Rhodamin B Permenkes RI No.
239MenkesPERV 1985
Permenkes RI No. 942MenkesSKVII2003
Memenuhi Syarat
Tidak Memenuhi Syarat Makanan
jajanan anak SD di
Kelurahan Timbang
Deli Higiene Sanitasi
Makanan Jajanan: 1.
Penjamah Makanan
2. Peralatan
3. Air, Bahan
Makanan, Bahan
Tambahan dan Penyajian
4. Sarana Penjaja
Universitas Sumatera Utara
42
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian