1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang memiliki rohani dan jasmani. Rohani pada manusia ditunjukkan oleh adanya psikis yang diketahui
dari tiga daya kemampuannya, yaitu daya cipta, rasa, dan karsa. Keberadaan rohani dalam diri manusia selain ditandai oleh adanya tiga daya tadi juga
ditunjukkan oleh adanya kesadaran diri yang menjadi pusat komando dalam diri manusia. Ketiga daya jiwa dalam diri manusia dapat diberdayakan dan
diintensifkan menjadi daya akal-budi, hati nurani, dan kehendak bebas. Kekhasan manusia ini sekaligus mengandung tugas bagi setiap individu untuk
berkembang menjadi manusia yang utuh. Untuk mencapai kemanusiaan yang utuh anak manusia memerlukan pendidikan Adimassana, 2013:2. Ki Hadjar
Dewantara dalam Adimassana, 2013:6 melihat pendidikan sebagai proses membantu para siswa untuk dapat mengembangkan potensi alami-kodrati
yang mereka miliki, demi tercapainya kebahagiaan bagi dirinya dan bagi masyarakat.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata didik memiliki arti memelihara dan memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan.
Sedangkan definisi pendidikan itu sendiri ialah suatu proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok tertentu dalam usaha
mendewasakan diri melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan dalam UU No.20 tahun 2003 diartikan sebagai usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhal mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Pendidikan di Indonesia dikemas dan dirangkum berdasarkan kurikulum yang berlaku yang diatur oleh pemerintah dan tertuang dalam UU.
UU No.20 tahun 2003 menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
Kemendikbud No.67 tahun 2013 menguraikan bahwa, “Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 20132014 dirancang dengan
karakteristik untuk mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan
kemampuan intelektual dan psikomotorik siswa. Pada Sekolah Dasar, Kurikulum 2013 diintegrasikan dalam pembelajaran tematik di mana
beberapa mata pelajaran terkait dipadukan dalam satu pembelajaran. Untuk memperoleh hasil yang baik dalam pembelajaran, diperlukan perangkat
pembelajaran, serta media pembelajaran yang menarik, unik, dan menyenangkan sehingga siswa dapat dengan mudah menerima dan
memahami materi pelajaran yang disampaikan”. Media pembelajaran memiliki peran yang sangat penting dalam keberlangsungan kegiatan
pembelajaran di kelas maupun di luar kelas karena dengan adanya media, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penyampaian pelajaran menjadi tidak kaku, pembelajaran bisa lebih menarik, pembelajaran menjadi lebih interaktif karena adanya partisipasi dan umpan
balik dari siswa, alokasi waktu pembelajaran menjadi lebih terkontrol, dan juga kualitas hasil belajar dapat meningkat, menurut Kemp dan Dayton
dalam Kustandi, 2011:23. Sebagai perantara, media pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi
kebutuhan individu siswa, karena setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda.
Menurut Arsyad 2010:2 media merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar-mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan
pada umumnya, dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya. Sedangkan, Angkowo 2007:11 mengemukakan bahwa, “Media adalah
segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyampaikan pesan dan juga dapat merangsang pikiran, membangkitkan semangat, perhatian serta
kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa”. Sanaky 2013:65 mengatakan bahwa, “Media pembelajaran
yang dirancang oleh pendidik harus benar-benar terkait dengan materi pokok pembelajaran yang hendak diajarkan kepada siswa, agar siswa dapat mengerti
arti dan maksud yang disampaikan pendidik melalui media pembelajaran yang telah disediakan”.
Beberapa jenis media yang biasa digunakan dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran dapat digolongkan menjadi media grafis, media
fotografis, media tiga dimensi, media proyeksi, media audio dan lingkungan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebagai media pembelajaran. Tetapi terkadang pendidik masih kurang dalam penggunaan media pembelajaran pada kegiatan belajar-mengajar di dalam
kelas maupun di luar kelas. Pendidik cenderung mengajar secara langsung kepada siswa melalui penjelasan-penjelasan panjang, dan kemudian meminta
siswa untuk melakukan diskusi kelompok. Media pembelajaran yang sebenarnya dapat membantu pendidik dan siswa dalam pembelajaran, malah
dianggap sulit dalam pembuatan medianya, karena kurangnnya bahan, waktu, dan kreativitas guru dalam merancang media pembelajaran tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru SD Kalasan 1 yang berinisial L.H sebagai wali kelas III pada hari Jumat, 26
September 2015 pukul 09:00 WIB, guru sudah memahami penerapan pembelajaran tematik terpadu pada kelas bawah, khususnya pada kelas yang
diampuhnya. Seringkali dalam pembelajaran guru menggunakan media yang membantu menunjang kegiatan pembelajaran di dalam maupun di luar kelas.
Tetapi media pembelajaran yang digunakan masih sangat kurang dan terbatas, karena hanya berpusat pada guru. Guru hanya mampu membuat media ICT
seperti Powerpoint dalam membantu menunjang kegiatan pembelajaran, sedangkan media konvensional belum pernah digunakan sama sekali, karena
menurut guru sulit untuk merancang media konvensional berdasarkan materi pembelajaran. Jika hendak menggunakan media ICT dengan jenismodel
lainnya terasa cukup sulit karena jumlah komputer yang terbatas. Berkaitan dengan penggunaan media pada materi pokok yang
dianggap sulit untuk dirancang media pembelajaran, guru menyampaikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bahwa materi pokok yang sulit untuk dirancang media pembelajaran ialah materi perkembangan teknologi. Materi teknologi ini terbagi dalam beberapa
bagian antara lain teknologi produksi, teknologi transportasi, dan teknologi komunikasi. Ketiga materi ini dirasa sulit untuk dirancang media
pembelajaran, baik berupa media ICT maupun media konvensional, karena terhambat oleh waktu, tempat dan kondisi lingkungan yang terbatas. Jika
diminta untuk memilih antara media konvensional dan media ICT pada materi pokok perkembangan teknologi, guru lebih memilih untuk
menggunakan media ICT karena dianggap lebih mudah serta lebih menghemat waktu dan biaya.
Berdasarkan masalah yang ditemukan melalui hasil wawancara, maka peneliti mencoba memberi solusi untuk mengatasi masalah tersebut dengan
mengembangkan Media Pembelajaran Konvensional Timeline Timbul pada Materi Pokok Teknologi Komunikasi dalam Sub tema Perkembangan
Teknologi Komunikasi untuk Siswa Kelas III Sekolah Dasar. Peneliti memilih untuk mengembangkan media pembelajaran
konvensional pada materi pokok teknologi komunikasi, karena didasarkan pada hasil wawancara dengan narasumber, dimana dalam paparannya
narasumber mengatakan masih mengalami kesulitan untuk mengembangkan media konvensional sesuai dengan materi sebab jika menggunakan media
konvensional akan memakan waktu pekerjaan yang lebih banyak serta tentunya akan mengeluarkan biaya yang lebih besar.
B. Rumusan Masalah