Karakteristik Kurikulum 2013 Model dan Metode Pembelajaran dalam Kurikulum 2013

c Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menegah Nasional. 19 d Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. e Inpres Nomor 1 Tahun 2000 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional; penyempurnaan kurikulum dan metodologi pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa untuk membentuk daya saing karakter bangsa. f Permendikbud Nomor 81A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013. 20 3 Landasan Konseptual Landasan konseptual adalah suatu landasan yang didasarkan pada ide atau gagasan yang diabstraksikan dari peristiwa konkret. Landasan konseptual dalam penyusunan dan pengembangan Kurikulum 2013 sebagai berikut 21 : a Prinsip relevansi pendidikan b Model kurikulum berbasis kompetensi c Kurikulum lebih dari sekedar dokumen d Proses pembelajaran yang meliputi, aktivitas belajar, output belajar, dan outcome belajar. e Penilaian, kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi dan penjenjangan penilaian.

c. Karakteristik Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 dikembangkan dan diimplementasikan dengan karateristik sebagai berikut 22 : 1 Mengembangkan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik secara seimbang. 2 Memberikan pengalaman belajar terencana ketika peserta didik menerapkan apa yang dipelajarinya di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar secara seimbang. 3 Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat. 19 Herry Widyastono, op. cit., hlm. 135. 20 Fadlillah, op. cit., hlm. 30. 21 Fadlillah, op. cit., hlm. 30. 22 Herry Widyastono, op. cit., hlm. 131. 4 Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 5 Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran. 6 Kompetensi inti di kelas menjadi unsur pengorganisasian organizing elements kompetensi dasar, di mana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti. 7 Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat reinforced dan memperkaya enriched antarmata pelajaran dan jenjang pendidikan.

d. Model dan Metode Pembelajaran dalam Kurikulum 2013

Imas Kurniasih dan Berlin Sani menjelaskan dalam bukunya Implementasi Kurikulum 2013 bahwa ada beberapa model dan metode pembelajaran yang dapat membuat peserta didik aktif dan tentunya dapat dijadikan acuan pada proses pembelajaran di kelas untuk Kurikulum 2013, antara lain sebagai berikut: 23 1 Metode pembelajaran kolaborasi Strategi pembelajaran kolaborasi atau collaboration learning merupakan strategi yang menempatkan peserta didik dalam kelompok kecil dan memberinya tugas di mana mereka saling membantu untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan kelompok. Dukungan sejawat, keragaman pandangan, pengetahuan dan keahlian sangat membantu siswa dalam mewujudkan belajar kolaboratif. Strategi yang dapat diterapkan, antara lain mencari informasi, proyek, kartu sortir, turnamen, tim kuis dan lain sebagainya. 2 Metode pembelajaran individual Metode pembelajaran individu atau individual learning memberikan kesempatan kepada peserta didik secara mandiri untuk dapat berkembang dengan 23 Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan Penerapan, Surabaya: Kata Pena, 2014, hlm. 43-45. baik sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Dan strategi yang dapat diterapkan, antara lain tugas mandiri, penilaian diri, portofolio, galeri proses, dan lain sebagainya. 3 Metode pembelajaran teman sebaya Ada pendapat yang mengatakan seperti ini, “satu mata pelajaran benar- benar dikuasai hanya apabila seorang peserta didik mampu mengajarkan kepada peserta didik lain”. Dengan mengajar teman sebaya peer learning memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik. dan tentunya pada waktu yang bersamaan, ia menjadi narasumber bagi temannya. Strategi yang dapat diterapkan, antara lain pertukaran dari kelompok ke kelompok, belajar melalui jigsaw, studi kasus dan proyek, pembacaan berita, penggunaan lembar kerja dan lain sebagainya. 4 Model pembelajaran sikap Aktivitas belajar afektif atau affective learning membantu peserta didik untuk menguji perasaan, nilai, dan sikap-sikapnya. Strategi yang dikembangkan dalam model pembelajaran ini didesain untuk menumbuhkan kesadaran akan perasaan, nilai dan sikap peserta didik. Strategi yang dapat diterapkan, antara lain mengamati sebuah alat bekerja atau bahan dipergunakan, penilaian diri dan teman, demonstrasi, mengenal diri sendiri, posisi penasihat, dan lain sebagainya. 5 Metode pembelajaran bermain Permainan game sangat berguna untuk membentuk kesan dramatis yang jarang peserta didik lupakan. Humor atau kejenakaan merupakan pintu pembuka simpul – simpul kreativitas, dengan latihan lucu, tertawa, tersenyum peserta didik akan mudah menyerap pengetahuan yang diberikan. Permainan akan membangkitkan energi dan keterlibatan belajar peserta didik. Strategi yang dapat diterapkan, antara lain tebak gambar, tebak kata, tebak benda dengan stiker yang ditempel dipunggung lawan, teka-teki, sosio drama, dan bermain peran. 6 Model pembelajaran kelompok Model pembelajaran kelompok cooperative learning sering digunakan pada setiap kegiatan belajar-mengajar karena selain hemat waktu juga efektif, apalagi jika metode yang diterapkan sangat memadai untuk perkembangan peserta didik. Model yang dapat diterapkan antara lain proyek kelompok, diskusi terbuka, bermain peran, dan lainnya. 7 Model pembelajaran mandiri Model pembelajaran mandiri independent learning peserta didik belajar atas dasar kemauan sendiri dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki dengan memfokuskan dan merefeksikan keinginan, strategi yang dapat diterapkan, antara lain apresepsi-tanggapan, asumsi presumsi, visualisasi mimpi atau imajinasi, hingga cakap memperlakukan alat atau bahan berdasarkan temuan sendiri atau modifikasi dan imitasi, refleksi karya, melalui kontrak belajar, maupun terstruktur berdasarkan tugas yang diberikan inquiry, discovery, recovery. 8 Model pembelajaran multimodel Pembelajaran multimodel dilakukan dengan maksud akan mendapatkan hasil yang optimal dibandingkan dengan hanya satu model. Strategi yang dikembangkan dalam pembelajaran ini adalah proyek, modifikasi, simulasi, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI interaktif, elaboratif, partisipatif, magang cooperative study, integratif, produksi, demonstrasi, imitasi, eksperiensial, kolaboratif, dan lainnya.

e. Komponen Penilaian dalam Kurikulum 2013